Kades-Camat Dilarang Tinggalkan Tempat
A
A
A
PALEMBANG - Pemprov Sumsel segera mengeluarkan instruksi kepada se luruh kepala desa dan camat supaya tidak meninggalkan daerahnya masing-masing.
Khususnya untuk daerah rawan kebakaran lahan dan hutan seperti di Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Muaraenim. “Mereka harus memonitor ke bakaran lahan dan hutan yang ada di daerahnya. Ini sesuai instruksi Gu bernur Sumsel,” ungkap Sekda Sumsel Mukti Sulaiman, di Ruang Rapat Sekda Pemprov Sumsel, Jumat (28/8). Menurut Mukti, hal itu harus dilakukan mengingat kelima daerah tersebut merupakan penyuplai asap terbesar di Sumsel, sehingga mengakibatkan kabut asap menebal akhirakhir ini.
Terlebih, tren pembakaran lahan dan hutan oleh pelaku pembakaran saat ini telah berubah dibanding tahun lalu. Saat ini, jelas dia, pelaku membakar hutan pada malam hari untuk menghindari operasi water bombing yang dila kukan petugas. “Saat ini kondisi kita sudah siaga darurat asap. Ja ngan sampai asap yang melanda ini mengganggu penerbangan. Apalagi saat ini sudah mulai diberangkatkan jamaah calon haji (JCH),” jelas Mukti.
Pemprov Sumsel, kata dia, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel telah berupaya maksimal mengatasi kebakaran lahan dan hutan. Salah satunya melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan. “Kita sudah berbuat maksimal. Sejak jauh hari, kita menyebarkan maklumat kapolda berisikan pelarangan membakar lahan dan hutan, serta sanksi yang diberikan apabila ditemukan pelaku pembakaran. Akan tetapi, dampak El Nino yang melintasi Sumsel juga di luar kemampuan kita,” jelasnya.
Dampak El Nino, jelas dia, menyebabkan bencana kekeringan di sejumlah wilayah Sumsel. “Untuk itu, kita minta bupati membuat laporan kantong paceklik dan rawan pangan. Dinas Pertanian juga telah melakukan upaya, bagaimana pada saatnya petani tetap menggarap sawah. Kita juga minta kepada masyarakat supaya berpartisipasi aktif terhadap kebakaran,” pinta Mukti.
Terpisah, Kepala BPBD Sumsel, H Yulizar Dinoto menjelaskan, pihaknya akan mendapatkan bantuan dua helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan water bombingdi wilayah Sumsel. “BNPB juga akan menambah tiga alat penetralisir asap yang dipasang di Bandara SMB II Palembang. Alat ini akan mengu rai asap menjadi air, Insyaallah dalam waktu dekat bantuan ter sebut akan kita terima,” ungkap Yulizar.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy menjelaskan, untuk mengatasi dampak buruk musim kemarau dan kabut asap ter hadap kesehatan, ada beberapa hal yang sudah mereka lakukan. Yakni, mensosialisasikan dampak buruk dari kabut asap dan kekeringan terhadap kesehatan, terutama gangguan pada sistem pernapasan serta gangguan pada sistem pencernaan.
“Kami juga mengimbau masyarakat meng gunakan masker jika berpergian ke luar rumah dan mema - kai kacamata untuk mengurangi iritasi mata akibat partikel kabut asap,” pungkasnya. Sementara itu, posko penanggu langan kebakaran hutan dan lahan Kabupaten OKI terus bekerja keras memadamkan api.
“Kita terus melakukan penangan an dengan menurunkan regu satgas BPBD OKI dibantu satu regu dari Manggala Agni dan 45 orang petugas dari PT Rambang. Ditambah lagi bantuan dari perusahaan yang bergerak di bidang hutan tanaman industri (HTI). Upaya ini terus kami lakukan agar kebakaran lahan di OKI teratasi,” papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Azharmengatakan, kemarin.
Kepala Dinas Kehutanan OKI H Rosidi menilai, kebakaran hutan dan lahan di OKI saat ini dikategorikan belum rawan dibandingkan tahun sebelumnya. “Ada penurunan sebesar 57%. Saat ini ada 7 titik api yang telah dipadamkan,” jelasnya. Sedangkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Musi Banyuasin, saat ini menjadi fokus tim terpadu melakukan pemadaman.
“Saat ini fokus pemadaman berada di Kecamatan Bayung Lencir. Sebab, pantauan satelit tera dan aqua hingga pukul 15.00 WIB, (kemarin) ada tiga titik api di Desa Muara Medak,” ujar Kepala BPBD Musi Banyuasin, Syafaruddin, kemarin. Untuk pemadaman, lanjut dia, pihaknya melakukan dengan menggunakan jalur darat maupun udara. Untuk jalur darat, selain personil BPBD, pihaknya dibantu anggota Manggala Aqni dan petugas Kesatuan Pengelo - laan Hutan Produksi (KPHP).
“Kalau untuk jalur udara, kita berkoordinasi dengan Pemprov Sumsel untuk melakukan water bombing dan TMC. Karena cara tersebut dinilai efektif untuk mematikan api,” pungkasnya. Sementara itu, Sekda MUBA, Sohan Majid menegaskan, seluruh perusahaan perkebunan di MUBA supaya serius melakukan penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan. Perusahaan yang kurang perduli, kata dia, akan diberikan teguran.
Sedangkan perusahaan yang diketahui melakukan pembakaran lahan atau hutan dengan sengaja, ma ka sanksi tegas akan diberikan, salah satunya pencabutan izin. “Menanggulangi bencana tersebut diperlukan aksi nyata bersama-sama. Meski selama ini sudah ada aksi, tapi masih kurang. Kita tidak bisa menunggu lagi karena bahaya ini terus mengintai,” tandasnya.
M rohali/ amarullah diansyah/rel
Khususnya untuk daerah rawan kebakaran lahan dan hutan seperti di Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Muaraenim. “Mereka harus memonitor ke bakaran lahan dan hutan yang ada di daerahnya. Ini sesuai instruksi Gu bernur Sumsel,” ungkap Sekda Sumsel Mukti Sulaiman, di Ruang Rapat Sekda Pemprov Sumsel, Jumat (28/8). Menurut Mukti, hal itu harus dilakukan mengingat kelima daerah tersebut merupakan penyuplai asap terbesar di Sumsel, sehingga mengakibatkan kabut asap menebal akhirakhir ini.
Terlebih, tren pembakaran lahan dan hutan oleh pelaku pembakaran saat ini telah berubah dibanding tahun lalu. Saat ini, jelas dia, pelaku membakar hutan pada malam hari untuk menghindari operasi water bombing yang dila kukan petugas. “Saat ini kondisi kita sudah siaga darurat asap. Ja ngan sampai asap yang melanda ini mengganggu penerbangan. Apalagi saat ini sudah mulai diberangkatkan jamaah calon haji (JCH),” jelas Mukti.
Pemprov Sumsel, kata dia, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel telah berupaya maksimal mengatasi kebakaran lahan dan hutan. Salah satunya melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan. “Kita sudah berbuat maksimal. Sejak jauh hari, kita menyebarkan maklumat kapolda berisikan pelarangan membakar lahan dan hutan, serta sanksi yang diberikan apabila ditemukan pelaku pembakaran. Akan tetapi, dampak El Nino yang melintasi Sumsel juga di luar kemampuan kita,” jelasnya.
Dampak El Nino, jelas dia, menyebabkan bencana kekeringan di sejumlah wilayah Sumsel. “Untuk itu, kita minta bupati membuat laporan kantong paceklik dan rawan pangan. Dinas Pertanian juga telah melakukan upaya, bagaimana pada saatnya petani tetap menggarap sawah. Kita juga minta kepada masyarakat supaya berpartisipasi aktif terhadap kebakaran,” pinta Mukti.
Terpisah, Kepala BPBD Sumsel, H Yulizar Dinoto menjelaskan, pihaknya akan mendapatkan bantuan dua helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan water bombingdi wilayah Sumsel. “BNPB juga akan menambah tiga alat penetralisir asap yang dipasang di Bandara SMB II Palembang. Alat ini akan mengu rai asap menjadi air, Insyaallah dalam waktu dekat bantuan ter sebut akan kita terima,” ungkap Yulizar.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy menjelaskan, untuk mengatasi dampak buruk musim kemarau dan kabut asap ter hadap kesehatan, ada beberapa hal yang sudah mereka lakukan. Yakni, mensosialisasikan dampak buruk dari kabut asap dan kekeringan terhadap kesehatan, terutama gangguan pada sistem pernapasan serta gangguan pada sistem pencernaan.
“Kami juga mengimbau masyarakat meng gunakan masker jika berpergian ke luar rumah dan mema - kai kacamata untuk mengurangi iritasi mata akibat partikel kabut asap,” pungkasnya. Sementara itu, posko penanggu langan kebakaran hutan dan lahan Kabupaten OKI terus bekerja keras memadamkan api.
“Kita terus melakukan penangan an dengan menurunkan regu satgas BPBD OKI dibantu satu regu dari Manggala Agni dan 45 orang petugas dari PT Rambang. Ditambah lagi bantuan dari perusahaan yang bergerak di bidang hutan tanaman industri (HTI). Upaya ini terus kami lakukan agar kebakaran lahan di OKI teratasi,” papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Azharmengatakan, kemarin.
Kepala Dinas Kehutanan OKI H Rosidi menilai, kebakaran hutan dan lahan di OKI saat ini dikategorikan belum rawan dibandingkan tahun sebelumnya. “Ada penurunan sebesar 57%. Saat ini ada 7 titik api yang telah dipadamkan,” jelasnya. Sedangkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Musi Banyuasin, saat ini menjadi fokus tim terpadu melakukan pemadaman.
“Saat ini fokus pemadaman berada di Kecamatan Bayung Lencir. Sebab, pantauan satelit tera dan aqua hingga pukul 15.00 WIB, (kemarin) ada tiga titik api di Desa Muara Medak,” ujar Kepala BPBD Musi Banyuasin, Syafaruddin, kemarin. Untuk pemadaman, lanjut dia, pihaknya melakukan dengan menggunakan jalur darat maupun udara. Untuk jalur darat, selain personil BPBD, pihaknya dibantu anggota Manggala Aqni dan petugas Kesatuan Pengelo - laan Hutan Produksi (KPHP).
“Kalau untuk jalur udara, kita berkoordinasi dengan Pemprov Sumsel untuk melakukan water bombing dan TMC. Karena cara tersebut dinilai efektif untuk mematikan api,” pungkasnya. Sementara itu, Sekda MUBA, Sohan Majid menegaskan, seluruh perusahaan perkebunan di MUBA supaya serius melakukan penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan. Perusahaan yang kurang perduli, kata dia, akan diberikan teguran.
Sedangkan perusahaan yang diketahui melakukan pembakaran lahan atau hutan dengan sengaja, ma ka sanksi tegas akan diberikan, salah satunya pencabutan izin. “Menanggulangi bencana tersebut diperlukan aksi nyata bersama-sama. Meski selama ini sudah ada aksi, tapi masih kurang. Kita tidak bisa menunggu lagi karena bahaya ini terus mengintai,” tandasnya.
M rohali/ amarullah diansyah/rel
(ars)