Titah Pertama, Lestarikan Istana Maimun

Minggu, 30 Agustus 2015 - 09:59 WIB
Titah Pertama, Lestarikan...
Titah Pertama, Lestarikan Istana Maimun
A A A
Ribuan warga dan sejumlah tokoh terlihat hadir di Istana Maimun dalam perayaan Hari Keputraan 17 Tahun Sultan Deli XIV Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, Sabtu (29/8).

Ya, lelaki muda yang menyandang gelar Sultan Deli XIV saat masih berusia 7 tahun itu sekarang sudah akil baligh. Suasana Istana Maimun kemarin, memang tak seperti biasa. Para pengawal istana berbaris rapi, para datuk juga hadir di sana. Sejumlah tokoh terlihat hadir di tempat itu. Tak semua orang bisa mengakses acara di dalam istana. Pantauan wartawan dari luar istana, terlihat Sultan Deli XIV duduk gagah di atas singgasana.

Dia sedang ditepungtawari oleh sejumlah pemuka adat Melayu, pejabat, dan para tokoh masyarakat Sumatera Utara (Sumut) dan Kota Medan. Tampak para tokoh itu seperti Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI TNI Edy Rahmayadi, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Syamsul Arifin, Ketua DPRD Sumut Ajib Shah, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Sultan Serdang Tengku Achmad Tala’a, Sultan Asahan Kamal Abraham, Sultan Langkat Abdul Aziz, dan tokoh masyarakat seperti T Dzulmi Eldin, Afifuddin Lubis, RE Nainggolan dan lainnya.

Usai acara di dalam istana, Sultan Deli XIV keluar menemui rakyat Melayu dan para undangan yang sudah menunggu di halaman istana. Di sana, dia kembali ditepungtawari oleh perwakilan masyarakat dari berbagai etnis seperti Batak, Karo, Mandailing, Minangkabau, dan Jawa.

Dalam kesempatan itu, Sultan Deli XIV pun didaulat untuk menyampaikan amarannya . Dengan pidato yang singkat, putra Sultan Deli XIII Tuanku Tito Othman Mahmud Perkasa Alam itu memberikan titahnya. “Saya menyampaikan amaran, sekaligus titah saya bagi warga Melayu. Mari kita lestarikan budaya Melayu dan terutama Istana Maimun ini. Besar harapan saya agar kita semua bisa menjaganya. Semoga istana ini tetap menjadi ikon Kota Medan dan Indonesia,” kata Mahmud Lamantjiji, Sabtu (29/8).

Sejumlah tokoh yang hadir juga turut mengucapkan selamat atas hari keputraan ini. Mantan Wali Kota Medan, T Dzulmi Eldin mengatakan, Sultan Deli XIV sudah tumbuh dewasa dan menjadi pengayom kebudayaan di Sumut dan Kota Medan. “Meskipun masih berusia muda, tapi petuah Sultan Deli XIV sangat kami harapkan,” katanya. Plt Gubernur Sumut, T Erry Nuradi juga turut mengucapkan selamat hari keputraan.

“Mudah-mudahan di usia ini, menapak dewasa dan tentu diharapkan lebih bijak untuk memimpin masyarakat Melayu Deli,” ungkap Erry. Erry menambahkan, titah Sultan Deli XIV yang disampaikan untuk melestarikan dan merawat Istana Maimun sebagai ikon daerah merupakan keharusan bagi warga Kota Medan dan Sumut. Hal itu sudah dilakukan T Dzulmi Eldin yang pernah menjadi Wali Kota Medan. Selama ini, Eldin sudah memberikan perhatian dalam perawatan Istana Maimun.

“Ke depan semua pihak juga harus ikut serta dalam menjaganya,” ujarnya. Dia juga mengajak seluruh masyarakat melayu untuk terus mendoakan para sultan dan tokoh-tokoh Melayu yang terdahulu dan telah berjasa untuk Provinsi Sumut. “Marilah kita melanjutkan cita-cita para pendahulu. Termasuk juga Sultan Deli XIV, teruskanlah cita-cita ayahanda dan pendahulu Kesultanan Deli untuk mewujudkan Kesultanan Deli yang jaya,” ungkapnya.

Sementara Pangkostrad TNI Mayjen Edy Rahmayadi menceritakan sejarah singkat pertemuannya dengan Sultan Deli XIII yang merupakan ayahanda Sultan Deli XIV Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam. Edy jebolan Akademi Militer (Akmil) 1985 sedangkan Sultan Deli XIII jebolan Akmil 1989.

“Pada Juni 2005, saya menjabat Kesrem di Lhokseumawe dan berjumpa Tito. Saat itu kami memaksa supaya Tito menjadi Gubernur Sumut ke depan. Tapi Allah SWT berkehendak lain,” tuturnya. Letjen TNI Edy Rahmayadi juga menyampaikan pesannya kepada Sultan Deli XIV. “Saya berbicara di depan Sultan Deli XIV, segeralah nanti kembali ke Tanah Deli. Ilmu bisa dicari, tapi kepercayaan masyarakat tidak bisa didapat dengan hanya menyandang sultan. Sultan Deli XIV dipilih oleh Allah SWT sebagai sultan. Kami para orangorang tua ini mendoakan agar sultan selalu sehat,” ujar Edy.

Seperti diketahui, Sultan Deli XIV diangkat menjadi sultan pada Juli 2005, atau sesaat sebelum dia memakamkan ayahnya, Tuanku Tito Otteman Mahmud Perkasa Alam, yang meninggal dalam kecelakaan pesawat angkut militer di Bandara Malikulsaleh, Aceh Utara. Saat itu, Tito menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri 312/Kala Hitam di Subang, Jawa Barat.

Hasil investigasi sementara menyimpulkan pesawat militer buatan dalam negeri itu mengalami kecelakaan karena kehabisan tenaga dan tergelincir saat hendak mendarat di Bandara Malikussaleh. Semasa menjadi Sultan Deli XIII, Otteman tidak dapat sepenuhnya memimpin pelaksanaan adat yang berlaku di Negeri Deli sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulunya.

Hal ini disebabkan tugasnya sebagai TNI. Oleh karena itu, seluruh kewajiban di Deli sementara waktu diwakilkan kepada wakilnya beserta Datuk Empat Suku. Dari pernikahannya dengan Siska Marabintang, anak mantan Gubernur Sulawesi Selatan HZB Palaguna, dia memperoleh dua anak, Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam dan Zulqarni Otteman Mangedar Alam.

Menurut informasi dari kalangan Kesultanan Deli, meskipun sudah akil baligh, Sultan Deli XIV tetap akan menggunakan Pemangku Sultan XIV, Tengku Hamdy Osman Delikhan Alhaj. Mahmud Lamantjiji disebut masih akan melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

Fakhrur Rozi
Medan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1143 seconds (0.1#10.140)