Peringatan Sultan Maulana Yusuf ke-435 Ingatkan Kejayaan Banten
A
A
A
SERANG - Peringatan mengenang Sultan Maulana Yusuf yang ke-435 digelar di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, tepatnya di depan makam sang penakluk Pakuan Pajajaran.
Acara haul anak dari Sultan Maulana Hasanudin yang mampu melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda pada tahun 1570 ini dihadiiri Gubernur Banten Rano Karno, para ulama, kiai, serta ribuan santri se Banten.
"Tempat ini (makam Sultan Maulana Yusuf) tidak akan pernah jaya kalau tidak bisa menjaga amanahnya," kata Rano, dalam sambutannya, Sabtu (29/8/2015).
Dalam kesempatan itu, Rano yang kini menjadi pemimpin di Tanah Jawara meminta dukungan dari para alim ulama, kiai, santri, dan masyarakat disisa masa kepemimpinannya yang tinggal satu setengah tahun lagi.
"Saya yakin, dengan dukungan ulama, insya allah, Banten akan mencapai masa jayanya kembali. Semoga kita semua sebagai anak cucunya, bisa meneruskan cita-citanya (Maulana Yusuf)," terangnya.
Sementara itu, salah satu yang hadir yakni Abuya Dimyati Ali Murtado pengasuh serta pemilik pondok pesantren terbesar di Banten yang berada di Cidahu, Kabupaten Pandeglang, mengatakan bahwa dalam mengenang jasanya, masyarakat Banten untuk selalu menjaga keamanan dan ketentraman, sehingga kejayaan Banten dapat terwujud kembali seperi zaman Kesultanan Banten.
"Masyarakat Banten ingin maju dan dapat bersatu, kita mesti belajar dari pengalaman yang dahulu (Para Sultan Banten). Sehebat apapun pemimpinnya, tidak akan terwujud kekuatan kalau pemimpinnya jauh dari ulama," kata Abuya.
Sultan Maulana Yusuf merupakan sultan kedua di Kesultanan Banten yang memimpin dari tahin 1570 hingga 1580, dalam peran aktifnya selama menjabat sultan adalah memajukan perekonomian Banten melalui bidang pertanian.
Selain itu, Maulana Yusuf juga yang memplopori pembenahan benteng menggunakan bata merah dan karang untuk mengkokohkan benteng dari serbuan para lawan.
Pada tahun 1580, Sultan Maulana Yusuf tewas karena sakit keras yang dideritanya, dan dimakamkan di kawasan Banten Lama. Setiap harinya, makam Sultan kedua Banten ini selalu ramai dari para peziarah, baik lokal maupun luar daerah, terutama dihari perayaan besar Islam.
Acara haul anak dari Sultan Maulana Hasanudin yang mampu melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda pada tahun 1570 ini dihadiiri Gubernur Banten Rano Karno, para ulama, kiai, serta ribuan santri se Banten.
"Tempat ini (makam Sultan Maulana Yusuf) tidak akan pernah jaya kalau tidak bisa menjaga amanahnya," kata Rano, dalam sambutannya, Sabtu (29/8/2015).
Dalam kesempatan itu, Rano yang kini menjadi pemimpin di Tanah Jawara meminta dukungan dari para alim ulama, kiai, santri, dan masyarakat disisa masa kepemimpinannya yang tinggal satu setengah tahun lagi.
"Saya yakin, dengan dukungan ulama, insya allah, Banten akan mencapai masa jayanya kembali. Semoga kita semua sebagai anak cucunya, bisa meneruskan cita-citanya (Maulana Yusuf)," terangnya.
Sementara itu, salah satu yang hadir yakni Abuya Dimyati Ali Murtado pengasuh serta pemilik pondok pesantren terbesar di Banten yang berada di Cidahu, Kabupaten Pandeglang, mengatakan bahwa dalam mengenang jasanya, masyarakat Banten untuk selalu menjaga keamanan dan ketentraman, sehingga kejayaan Banten dapat terwujud kembali seperi zaman Kesultanan Banten.
"Masyarakat Banten ingin maju dan dapat bersatu, kita mesti belajar dari pengalaman yang dahulu (Para Sultan Banten). Sehebat apapun pemimpinnya, tidak akan terwujud kekuatan kalau pemimpinnya jauh dari ulama," kata Abuya.
Sultan Maulana Yusuf merupakan sultan kedua di Kesultanan Banten yang memimpin dari tahin 1570 hingga 1580, dalam peran aktifnya selama menjabat sultan adalah memajukan perekonomian Banten melalui bidang pertanian.
Selain itu, Maulana Yusuf juga yang memplopori pembenahan benteng menggunakan bata merah dan karang untuk mengkokohkan benteng dari serbuan para lawan.
Pada tahun 1580, Sultan Maulana Yusuf tewas karena sakit keras yang dideritanya, dan dimakamkan di kawasan Banten Lama. Setiap harinya, makam Sultan kedua Banten ini selalu ramai dari para peziarah, baik lokal maupun luar daerah, terutama dihari perayaan besar Islam.
(san)