Harga Bawang Anjlok, Petani Minta Pemerintah Intervensi

Senin, 24 Agustus 2015 - 10:45 WIB
Harga Bawang Anjlok, Petani Minta Pemerintah Intervensi
Harga Bawang Anjlok, Petani Minta Pemerintah Intervensi
A A A
Serbuan bawang merah impor membuat harga bawang merah di Kabupaten Bre - bes dan Kota Tegal anjlok. Pemerintah diminta melakukan intervensi agar petani tak terus dirugikan.

Di tingkat petani, bawang merah basah atau baru dipanen hanya dihargai Rp5.000 per kilogram (kg). Se mentara di tingkat pedagang harganya Rp 8.000 per kilogram.

“Pada panen sebelumnya harganya masih Rp16.000 per kilogram,” kata petani bawang merah di Desa Tegalglagah, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Subhan kemarin. Menurut Subhan, penurunan harga bawang merah sudah terjadi sejak awal Agustus. Harga kemudian terus anjlok karena serbuan bawang merah impor dan bawang dari daerah sentra penghasil bawang lain di pasaran.

“Impor bawang memang dibatasi, tetapi yang ilegal ternyata banyak ditemui di pasaran,” ujarnya. Anjloknya harga ba wang mem buat petani mengalami kerugian hingga jutaan ru piah. Har ga di tingkat petani saat ini tidak mampu menutup biaya produksi sejak masa ta nam. Di antaranya untuk membeli bibit, pupuk, buruh tani, hingga bahan bakar untuk pompa air.

“Petani tidak dapat apa-apa,” ucapnya. Subhan mengatakan, me limpahnya bawang me rah di pasaran karena ma suknya ba - wang impor dan ba wang dari da - erah lain membuat bawang lokal tak bisa bersaing. “Petani ba - wang merah Bre bes kalah dari ba wang dari Ngan juk dan Sra - gen. Di sana harga Rp5.000 saja sudah un tung karena tanamnya hektar andanongkosproduksinya le bih rendah,” ungkapnya.

Subhan yang juga Ketua Ke - lompok Tani Sumber Pangan Desa Tegalglagah meminta pe - merintah melakukan intervensi dengan menetapkan harga minimal di tingkat petani agar petani tak terus dirugikan saat harga bawang anjlok. Dia mempertanyakan intervensi pemerintah yang hanya dilakukan di tingkat pasar dengan menetapkan batas maksimal harga Rp27.000 per kilogram.

Penetapan batas maksimal harga ini yang menjadi celah spekulan saat harga bawang me rah naik agar pemerintah membuka keran impor. “Pemerintah kan hanya me - netapkan harga maksimal. Se - mestinya pemerintah juga me - netapkan harga minimal di tingkat petani. Intervensinya jangan hanya di tingkat pasar saja. Saatsaat seperti ini, pemerintah kami harap hadir,” katanya. Dia menjelaskan, di lahan seluas 1/8 hektare, petani biasanya membutuhkan biaya produksi rata-rata sekitar Rp3-5 juta.

Dengan biaya produksi sebesar itu, harga di tingkat petani seharusnya minimal Rp10.000 per kilogram. “Kalau di bawah harga itu ya petani akan mengalami kerugian. Tidak cukup menutup biaya tanam. Karena itu pemerintah harus intervensi dengan me - matok harga minimal di ting kat petani, “ ujarnya. Di Kota Tegal, selain karena serbu an bawang impor, harga bawang merah yanganjlokjugakarenaserangan hama ulat. Akibat ganasnya se - rangan hama, sebagian bawang hasil panen petani rusak.

“Bawang yang dipanen ru sak karena ulat, harganya akhir nya ikut hancur,” kata salah seorang petani di Kelurahan Ka li nyamat Kulon, Kecamatan Mar gadana, Kota Tegal, Said, 60, kemarin. Menurut Said, bawang hasil pa - nen yang rusak karena terserang hama hanya dihargai Rp4.000 per kilogram. Padahal biaya produksi mencapai Rp15 juta untuk lahan dengan luas tak sampai satu hektare. “Hasil panen ha - rusnya bisa dua ton, tapi karena terkena ulat hanya dapat 6-7 kuin tal,” ujarnya.

Said menuturkan, hama ulat mula-mula menyerang daun bawang lalu memakan habis bawang merah yang siap dipanen. Akibatnya kondisi bawang merah membusuk. “Pedagang bawang merah tidak mau beli yang rusak-ru sak. Kalaupun mau ya harganya rendah,” tuturnya Ketua Ga bungan Kelompok Akur Tani Jaya Kelu - rahan Kalinyamat Kulon As ma - wi Aziz mendesak pemerintah menghentikan serbuan bawang merah impor untuk memperbaiki hargabawangditingkatpetani.

“Selain masuknya bawang merah impor, sekarang stok bawang juga melimpah karena panen raya di sejumlah daerah. Harganya akhirnya turun drastis. Padahal sebelum puasa harga bawang merah masih sampai Rp30.000 per kilo,” kata Asmawi.

Farid Firdaus
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.2072 seconds (0.1#10.140)
pixels