Bangkitkan Semangat Pembangunan Maritim
A
A
A
JEPARA - Tim peneliti Universitas Diponegoro (Undip) Semarang meneliti rekonstruksi Fort Japara XVI yang terletak di Ujungbatu, Kecamatan Jepara Kota, Kabupaten Jepara.
Penelitian yang dilakukan tim lintas disiplin keilmuan itu juga bagian dari upaya membangkitkan semangat ekonomi maritim yang saat ini diprioritaskan oleh pemerintah pusat.
Tim peneliti Undip ini turun langsung ke lokasi Benteng VOC di Jepara yang dibangun akhir abad 16 atau awal abad 17 ini. Tim melakukan croscek data antara yang tertulis di berbagai dokumen dengan kondisi di lapangan. Dokumen yang digunakan berasal dari berbagai sumber. Salah satunya adalah peta dan foto diperoleh dari Koninklijk Instituut voor Taal en Volken - kunde (KITLV), yang dalam bahasa Inggris kerap disebut Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Carrib - bean Studies atau Lembaga Stu - di Asia Tenggara dan Karibia Ke - rajaan Belanda.
Ketua tim peneliti rekonstruksi, Agus Supriyono mengatakan, kondisi Fort Japara saat ini sudah tak seperti bentuk asli saat pertama kali dibangun. Sejumlah bagian seperti pintu gerbang dan bastion juga tak lagi sama yang ditulis dalam peta KITLV. Pihaknya bahkan kesulitan menentukan posisi benteng sekarang dengan “pe - nanda” di sekitarnya seperti tertulis dalam dokumen. Semisal posisi benteng dengan laut, Kali (sungai) Wiso, dan lainnya.
“Menentukan posisi benteng penting agar upaya rekonstruksi maksimal,” kata Agus yang juga dosen Sejarah Fa kul tas Ilmu Budaya Undip ini, kem arin. Anggota tim peneliti rekonstruksi Fort Japara, Alamsyah mengatakan, hasil penelitian ini bisa digunakan Pemkab Je para untukberagamkeperluan, mulai dari aktivitas pembelajaran sejarah hingga mendongkrak wisata sejarah di Jepara.
Lokasi yang memiliki peran vital dan sejarah panjang lazim nya menarik mi - nat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Wakil Bupati Jepara Subroto mengapresiasi upaya penelitian yang dilakukan tim Undip. Hasil penelitian itu memperkaya wawasan yang bisa digunakan sebagai bahan untuk pembangunan Jepara.
Muhammad Oliez
Penelitian yang dilakukan tim lintas disiplin keilmuan itu juga bagian dari upaya membangkitkan semangat ekonomi maritim yang saat ini diprioritaskan oleh pemerintah pusat.
Tim peneliti Undip ini turun langsung ke lokasi Benteng VOC di Jepara yang dibangun akhir abad 16 atau awal abad 17 ini. Tim melakukan croscek data antara yang tertulis di berbagai dokumen dengan kondisi di lapangan. Dokumen yang digunakan berasal dari berbagai sumber. Salah satunya adalah peta dan foto diperoleh dari Koninklijk Instituut voor Taal en Volken - kunde (KITLV), yang dalam bahasa Inggris kerap disebut Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Carrib - bean Studies atau Lembaga Stu - di Asia Tenggara dan Karibia Ke - rajaan Belanda.
Ketua tim peneliti rekonstruksi, Agus Supriyono mengatakan, kondisi Fort Japara saat ini sudah tak seperti bentuk asli saat pertama kali dibangun. Sejumlah bagian seperti pintu gerbang dan bastion juga tak lagi sama yang ditulis dalam peta KITLV. Pihaknya bahkan kesulitan menentukan posisi benteng sekarang dengan “pe - nanda” di sekitarnya seperti tertulis dalam dokumen. Semisal posisi benteng dengan laut, Kali (sungai) Wiso, dan lainnya.
“Menentukan posisi benteng penting agar upaya rekonstruksi maksimal,” kata Agus yang juga dosen Sejarah Fa kul tas Ilmu Budaya Undip ini, kem arin. Anggota tim peneliti rekonstruksi Fort Japara, Alamsyah mengatakan, hasil penelitian ini bisa digunakan Pemkab Je para untukberagamkeperluan, mulai dari aktivitas pembelajaran sejarah hingga mendongkrak wisata sejarah di Jepara.
Lokasi yang memiliki peran vital dan sejarah panjang lazim nya menarik mi - nat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Wakil Bupati Jepara Subroto mengapresiasi upaya penelitian yang dilakukan tim Undip. Hasil penelitian itu memperkaya wawasan yang bisa digunakan sebagai bahan untuk pembangunan Jepara.
Muhammad Oliez
(ars)