126 Calhaj DIY Belum Kantongi Visa
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebanyak 126 calon jamaah haji (calhaj) dari DIY sampai saat ini belum memperoleh visa. Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY menjanjikan besok (Senin, 24/8) mereka bisa mendapatkan visa tersebut.
Kasi Bidang Haji Kanwil Kemenag DIY Aidi Johansyah menginformasikan, dari 2.481 calhaj dari DIY, masih ada 126 orang yang belum mendapatkan visa. “Persentasenya (yang belum mendapat visa) sedikit,” ungkapnya kemarin. Menurut dia, calhaj yang mendapatkan visa tersebut tersebar di tujuh kelompok terbang (kloter) DIY. “Tidak menumpuk di salah satu kloter, tapi menyebar,” sebutnya.
Dia optimistis pada Senin (24/8) mendatang semua calhaj dari DIY bisa mendapatkan visa. Saat ini proses pengurusannya masih ada di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. “Bola sekarang di kedutaan, petugas kami masih di sana. Mudah-mudahan Senin besok sudah beres semua,” ucap Aidi.
Ketua Bidang Pembinaan Embarkasi Adi Soemarmo Solo ini mengungkapkan, persoalan visa yang dialami calhaj DIY tidak serumit daerah lain. “Kalau DIY, calhaj yang sudah ganti nama sudah selesai prosesnya di PN (Pengadilan Negeri),” katanya. Aidi menuturkan, persolan visa yang dialami calhaj ini karena ada regulasi baru.
Tahun ini calhaj yang berganti nama harus ada putusan PN. Berbeda dari tahun sebelumnya, calhaj yang ganti nama cukup surat keterangan Kemenag. “Kebijakan baru itu yang membuat persoalan visa mengemuka. Tapi untuk calhaj DIY, yang berganti nama semua sudah selesai prosesnya di PN,” ungkapnya.
Menurut dia, untuk pemberangkatan calhaj dari embarkasi Solo, masih ada ratusan calhaj yang belum mendapatkan visa yang tersebar di 74 kloter. “Kloter I saja ada 21 yang belum mendapatkan visa,” imbuhnya. Kasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag DIY Tulus Dumadi menambahkan, persoalan visa yang dialami calhaj selain ganti nama harus ada putusan PN, juga disebabkan hal lain. “Tahun ini harus ditempeli foto di paspor,” katanya.
Namun, apa yang dialami calhaj dari DIY lebih mudah diselesaikan dibanding daerah lain. Seperti calhaj dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. “Yang trouble (bermasalah) di Cilacap soal visa sekitar 60-an orang,” ungkapnya. Sementara itu, untuk Kabupaten Bantul diinformasikan ada dua calhaj yang sampai saat ini masih menunggu visa pemberangkatan. Namun, belum turunnya visa bukan karena kekisruhan yang terjadi belakangan ini.
Belum keluarnya visa kedua jamaah haji tersebut lebih disebabkan keterlambatan pendaftaran. Humas Kemenag Bantul Ponijo mengutarakan, semua calhaj di Bantul akan berangkat. Bahkan, 11 orang yang masuk daftar cadangan juga turut serta ke Tanah Suci. Dua orang dari 615 calhaj yang berangkat ini masih menunggu visa. “Kalau cadangan itu menyusul dan waktunya mendadak, visanya belum jadi,” kata Ponijo kemarin.
Seluruh calhaj dipastikan akan berangkat dan tidak ada yang bermasalah dengan visa. Kepastian ini didapat melalui manifest yang diterima dari Garuda Indonesia. Calhaj ini akan berangkat dalam tiga kelompok terbang. Meski sudah keluar manifest, Ponijo mengatakan, calhaj ini belum mendapatkan buku kesehatan. Sejatinya buku ini dikeluarkan Kementerian Kesehatan sebagai bukti mereka layak berangkat.
Namun, dia mengklaim, hal tersebut tidak menjadi masalah. “Antisipasinya sudah ada print out , jadi jamaah haji tidak perlu panik,” tuturnya. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul Suarman mengatakan, 615 calhaj itu berasal dari tujuh kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) serta dari calon haji mandiri sebanyak 17 orang.
Dia mencatat, calhaj tertua berusia 85 tahun bernama ST Ngaisah Sayid Hamzah dari Canden, Jetis. Sedangkan, calhaj termuda bernama Siti Anisa Sarono, 20 tahun dari Tamanan, Banguntapan. “Mereka dijadwalkan berangkat dari Bantul pada 28 dan 29 Agustus. Pemberangkatan dibagi dalam tiga kloter,” sebut Suarman.
Kemenag Kota Yogyakarta mengklaim belum menerima aduan keterlambatan visa yang mengakibatkan penundaan keberangkatan calhaj seperti yang terjadi di beberapa daerah. Kendati begitu, Kemenag tetap akan berkoordinasi untuk mencari kepastiannya. Staf Seksi Haji Kemenag Kota Yogyakarta Agung Nugroho, mengatakan, kelengkapan visa diampu Kantor Wilayah Kemenag DIY.
Hanya, hingga saat ini belum ada aduan maupun laporan terkait persoalan visa. “Dengan begitu, sampai saat ini calhaj dari Kota Yogyakarta bisa diberangkatkan tepat waktu. Tapi kami masih akan terus berkoordinasi terkait hal ini,” ucap Agung kemarin. Menurut Agung, total calhaj dari Kota Yogyakarta sebanyak 383 orang. Dari jumlah itu, empat orang mengundurkan diri.
Namun, pengunduran diri bukan lantaran disengaja, melainkan akibat kejadian yang belum memungkinkan untuk berangkat ke Tanah Suci. Alasan pengunduran di antaranya karena mengalami kecelakaan sehingga calhaj memilih mundur untuk pemulihan. Ada juga calhaj yang meninggal dunia.
“Jadi yang berangkat 378 orang,” tambahnya. Mereka terbagi dalam dua kloter, yaitu kloter 23 dan 25. Kloter 23 dijadwalkan dilepas pada Jumat (28/8) pukul 07.00 WIB dan kloter 25 pada Sabtu (29/8) pukul 06.00. Pelepasan keduanya akan dilakukan dari Balai Kota Yogyakarta menuju Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jateng. “Sejauh ini tahapannya tidak ada yang tertunda.
Harapan kami, semua calon jamaah bisa sampai ke Tanah Suci sesuai jadwal dan bisa melaksanakan ibadah dengan khusyuk,” tandas Agung. Dia menambahkan, calhaj termuda dari Kota Yogyakarta tercatat atas nama Rainaldi yang berusia 20 tahun dan tertua Mariam berusia 84 tahun.
Seluruh calhaj sudah diimbau untuk menjaga kesehatan lantaran cuaca di Tanah Suci cukup ekstrem, yakni hingga 48 derajat Celsius. Calhaj dari Kabupaten Kulonprogo juga diklaim bebas masalah visa. Dari 245 calhaj, semuanya sudah memegang visa untuk melaksanakan haji.
Visa telah diurus jauh hari berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi. Saat ini para jamaah haji tinggal menunggu pemberangkatan. “Kami tidak ada masalah, semuanya sudah memiliki visa,” ucap Kepala Kantor Kemenag Kulonprogo Edhi Gunawan kemarin. Calhaj Kulonprogo akan berangkat ke Tanah Suci pada 30 Agustus mendatang dan tergabung dalam kloter 28 SOC.
Direncanakan mereka akan kembali pada Jumat (9/10) dan akan dilepas bupati dari Masjid Agung, Wates. “Tahun ini ada 244 jamaah haji yang terdiri dari 110 laki-laki dan 134 perempuan,” katanya. Jamaah ini akan menempati maktab di wilayah Jarwal yang berjarak sekitar 1,5 km dari Masjidilharam.
Jarwal berlokasi di arah barat Masjidilharam. “Jamaah tertua adalah Ispandi Resodinomo, 81, dari Pongangan, Sentolo, dan termuda Fendi Wijaya Hery Setiyanto, 28, dari Banjarharjo, Kalibawang,” pungkasnya.
Ridwan anshori/
Kasi Bidang Haji Kanwil Kemenag DIY Aidi Johansyah menginformasikan, dari 2.481 calhaj dari DIY, masih ada 126 orang yang belum mendapatkan visa. “Persentasenya (yang belum mendapat visa) sedikit,” ungkapnya kemarin. Menurut dia, calhaj yang mendapatkan visa tersebut tersebar di tujuh kelompok terbang (kloter) DIY. “Tidak menumpuk di salah satu kloter, tapi menyebar,” sebutnya.
Dia optimistis pada Senin (24/8) mendatang semua calhaj dari DIY bisa mendapatkan visa. Saat ini proses pengurusannya masih ada di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. “Bola sekarang di kedutaan, petugas kami masih di sana. Mudah-mudahan Senin besok sudah beres semua,” ucap Aidi.
Ketua Bidang Pembinaan Embarkasi Adi Soemarmo Solo ini mengungkapkan, persoalan visa yang dialami calhaj DIY tidak serumit daerah lain. “Kalau DIY, calhaj yang sudah ganti nama sudah selesai prosesnya di PN (Pengadilan Negeri),” katanya. Aidi menuturkan, persolan visa yang dialami calhaj ini karena ada regulasi baru.
Tahun ini calhaj yang berganti nama harus ada putusan PN. Berbeda dari tahun sebelumnya, calhaj yang ganti nama cukup surat keterangan Kemenag. “Kebijakan baru itu yang membuat persoalan visa mengemuka. Tapi untuk calhaj DIY, yang berganti nama semua sudah selesai prosesnya di PN,” ungkapnya.
Menurut dia, untuk pemberangkatan calhaj dari embarkasi Solo, masih ada ratusan calhaj yang belum mendapatkan visa yang tersebar di 74 kloter. “Kloter I saja ada 21 yang belum mendapatkan visa,” imbuhnya. Kasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag DIY Tulus Dumadi menambahkan, persoalan visa yang dialami calhaj selain ganti nama harus ada putusan PN, juga disebabkan hal lain. “Tahun ini harus ditempeli foto di paspor,” katanya.
Namun, apa yang dialami calhaj dari DIY lebih mudah diselesaikan dibanding daerah lain. Seperti calhaj dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. “Yang trouble (bermasalah) di Cilacap soal visa sekitar 60-an orang,” ungkapnya. Sementara itu, untuk Kabupaten Bantul diinformasikan ada dua calhaj yang sampai saat ini masih menunggu visa pemberangkatan. Namun, belum turunnya visa bukan karena kekisruhan yang terjadi belakangan ini.
Belum keluarnya visa kedua jamaah haji tersebut lebih disebabkan keterlambatan pendaftaran. Humas Kemenag Bantul Ponijo mengutarakan, semua calhaj di Bantul akan berangkat. Bahkan, 11 orang yang masuk daftar cadangan juga turut serta ke Tanah Suci. Dua orang dari 615 calhaj yang berangkat ini masih menunggu visa. “Kalau cadangan itu menyusul dan waktunya mendadak, visanya belum jadi,” kata Ponijo kemarin.
Seluruh calhaj dipastikan akan berangkat dan tidak ada yang bermasalah dengan visa. Kepastian ini didapat melalui manifest yang diterima dari Garuda Indonesia. Calhaj ini akan berangkat dalam tiga kelompok terbang. Meski sudah keluar manifest, Ponijo mengatakan, calhaj ini belum mendapatkan buku kesehatan. Sejatinya buku ini dikeluarkan Kementerian Kesehatan sebagai bukti mereka layak berangkat.
Namun, dia mengklaim, hal tersebut tidak menjadi masalah. “Antisipasinya sudah ada print out , jadi jamaah haji tidak perlu panik,” tuturnya. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul Suarman mengatakan, 615 calhaj itu berasal dari tujuh kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) serta dari calon haji mandiri sebanyak 17 orang.
Dia mencatat, calhaj tertua berusia 85 tahun bernama ST Ngaisah Sayid Hamzah dari Canden, Jetis. Sedangkan, calhaj termuda bernama Siti Anisa Sarono, 20 tahun dari Tamanan, Banguntapan. “Mereka dijadwalkan berangkat dari Bantul pada 28 dan 29 Agustus. Pemberangkatan dibagi dalam tiga kloter,” sebut Suarman.
Kemenag Kota Yogyakarta mengklaim belum menerima aduan keterlambatan visa yang mengakibatkan penundaan keberangkatan calhaj seperti yang terjadi di beberapa daerah. Kendati begitu, Kemenag tetap akan berkoordinasi untuk mencari kepastiannya. Staf Seksi Haji Kemenag Kota Yogyakarta Agung Nugroho, mengatakan, kelengkapan visa diampu Kantor Wilayah Kemenag DIY.
Hanya, hingga saat ini belum ada aduan maupun laporan terkait persoalan visa. “Dengan begitu, sampai saat ini calhaj dari Kota Yogyakarta bisa diberangkatkan tepat waktu. Tapi kami masih akan terus berkoordinasi terkait hal ini,” ucap Agung kemarin. Menurut Agung, total calhaj dari Kota Yogyakarta sebanyak 383 orang. Dari jumlah itu, empat orang mengundurkan diri.
Namun, pengunduran diri bukan lantaran disengaja, melainkan akibat kejadian yang belum memungkinkan untuk berangkat ke Tanah Suci. Alasan pengunduran di antaranya karena mengalami kecelakaan sehingga calhaj memilih mundur untuk pemulihan. Ada juga calhaj yang meninggal dunia.
“Jadi yang berangkat 378 orang,” tambahnya. Mereka terbagi dalam dua kloter, yaitu kloter 23 dan 25. Kloter 23 dijadwalkan dilepas pada Jumat (28/8) pukul 07.00 WIB dan kloter 25 pada Sabtu (29/8) pukul 06.00. Pelepasan keduanya akan dilakukan dari Balai Kota Yogyakarta menuju Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jateng. “Sejauh ini tahapannya tidak ada yang tertunda.
Harapan kami, semua calon jamaah bisa sampai ke Tanah Suci sesuai jadwal dan bisa melaksanakan ibadah dengan khusyuk,” tandas Agung. Dia menambahkan, calhaj termuda dari Kota Yogyakarta tercatat atas nama Rainaldi yang berusia 20 tahun dan tertua Mariam berusia 84 tahun.
Seluruh calhaj sudah diimbau untuk menjaga kesehatan lantaran cuaca di Tanah Suci cukup ekstrem, yakni hingga 48 derajat Celsius. Calhaj dari Kabupaten Kulonprogo juga diklaim bebas masalah visa. Dari 245 calhaj, semuanya sudah memegang visa untuk melaksanakan haji.
Visa telah diurus jauh hari berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi. Saat ini para jamaah haji tinggal menunggu pemberangkatan. “Kami tidak ada masalah, semuanya sudah memiliki visa,” ucap Kepala Kantor Kemenag Kulonprogo Edhi Gunawan kemarin. Calhaj Kulonprogo akan berangkat ke Tanah Suci pada 30 Agustus mendatang dan tergabung dalam kloter 28 SOC.
Direncanakan mereka akan kembali pada Jumat (9/10) dan akan dilepas bupati dari Masjid Agung, Wates. “Tahun ini ada 244 jamaah haji yang terdiri dari 110 laki-laki dan 134 perempuan,” katanya. Jamaah ini akan menempati maktab di wilayah Jarwal yang berjarak sekitar 1,5 km dari Masjidilharam.
Jarwal berlokasi di arah barat Masjidilharam. “Jamaah tertua adalah Ispandi Resodinomo, 81, dari Pongangan, Sentolo, dan termuda Fendi Wijaya Hery Setiyanto, 28, dari Banjarharjo, Kalibawang,” pungkasnya.
Ridwan anshori/
(ars)