Aktivitas Dempo Meningkat
A
A
A
PAGARALAM - Kegiatan pendakian di Gunung Api Dempo dihentikan sementara, lantaran hingga kemarin masih berstatus waspada.
Apalagi, dalam sepekan belakangan aktivitas mengalami peningkatan. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Dempo, Windi, mengatakan, Dari hasil pengamatan dan rekaman alat seismograf sejak sepekan ini, aktivitas kegempaan Gunung Api Dempo dilaporkan terus mengalami peningkatan. “Peningkatan aktivitas ditandai banyaknya terjadi kegempaan yang berhasil terekam alat seismograf, seperti vulkanik dalam, tektonik lokal, tektonik jauh, maupun embusan,” kata dia.
Windi mengungkapkan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak Minggu (9/8) lalu, dengan terekamnya sekali embusan, sekali vulkanik dalam, sekali vulkanik dangkal. Kemudian pada 11 Agus tus, juga terjadi sekali vulkanik dalam, sekali vulkanik jauh. Akti vitas itu terus terjadi dan kembali terekam pada 12 Agustus 2015, dengan sekali gem pa lokal, sekali vulkanik jauh. Lalu pada 13 Agus tus, berhasil terekam 6 kali vulka nik dalam, 2 kali vulkanik dang kal, 3 kali embusan, 1 kali tektonik jauh.
“Berikutnya pada 16 Agus tus, terjadi sekali gempa terasa setara 1 MMI, tercatat juga 3 kali vulkanik dalam, 2 kali vulkanik dang kal dan 2 kali embusan. Pada 17 Agus tus, terjadi 4 kali vulkanik da lam, 4 kali vulkanik dangkal dan 1 kali embusan. Kita terus meman tau kondisi Dempo lebih intensif. Kondisi kekinian akan terus di koordinasikan ke Pemkot Pagar alam dan instansi lainnya,” ungkapnya.
Secara kasat mata, sambungnya, memang Gunung Api Dempo terlihat seperti biasa. Namun aktivitasnya mengalami peningkat an yang cukup signifikan. “Status Dempo tetap berada di level II atau Waspada. Kita belum bisa memprediksi cuaca alam, termasuk kondisi kekinian di kawasan puncak Dempo,” tukasnya.
Pihaknya mengingatkan, agar masyarakat juga ikut meningkatkan kewaspadaan, terutama para pendaki untuk tidak melakukan aktivitas pendakian. “Radius 1 kilometer dari bibir kawah merupakan daerah rawan dampak bencana letusan kawah Dempo. Untuk itu, pendaki tidak melakukan pendakian kepuncak. Karena, kawah bisa saja sewaktuwaktu mengeluar kan material letusan,” tuturnya.
Sementara, Kepala BPBD Pagar alam, Herawadi, mengatakan, larangan melakukan aktivitas pendakian yang di pasang di pintu tugu Rimau dan Kampung IV belum dicabut. “Kami harap pendaki untuk mematuhi larangan. Karena kondisi alam tidak bisa ditebak dan membahayakan jiwa pendaki itu sendiri,” tambahnya.
Yayan darwansah
Apalagi, dalam sepekan belakangan aktivitas mengalami peningkatan. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Dempo, Windi, mengatakan, Dari hasil pengamatan dan rekaman alat seismograf sejak sepekan ini, aktivitas kegempaan Gunung Api Dempo dilaporkan terus mengalami peningkatan. “Peningkatan aktivitas ditandai banyaknya terjadi kegempaan yang berhasil terekam alat seismograf, seperti vulkanik dalam, tektonik lokal, tektonik jauh, maupun embusan,” kata dia.
Windi mengungkapkan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak Minggu (9/8) lalu, dengan terekamnya sekali embusan, sekali vulkanik dalam, sekali vulkanik dangkal. Kemudian pada 11 Agus tus, juga terjadi sekali vulkanik dalam, sekali vulkanik jauh. Akti vitas itu terus terjadi dan kembali terekam pada 12 Agustus 2015, dengan sekali gem pa lokal, sekali vulkanik jauh. Lalu pada 13 Agus tus, berhasil terekam 6 kali vulka nik dalam, 2 kali vulkanik dang kal, 3 kali embusan, 1 kali tektonik jauh.
“Berikutnya pada 16 Agus tus, terjadi sekali gempa terasa setara 1 MMI, tercatat juga 3 kali vulkanik dalam, 2 kali vulkanik dang kal dan 2 kali embusan. Pada 17 Agus tus, terjadi 4 kali vulkanik da lam, 4 kali vulkanik dangkal dan 1 kali embusan. Kita terus meman tau kondisi Dempo lebih intensif. Kondisi kekinian akan terus di koordinasikan ke Pemkot Pagar alam dan instansi lainnya,” ungkapnya.
Secara kasat mata, sambungnya, memang Gunung Api Dempo terlihat seperti biasa. Namun aktivitasnya mengalami peningkat an yang cukup signifikan. “Status Dempo tetap berada di level II atau Waspada. Kita belum bisa memprediksi cuaca alam, termasuk kondisi kekinian di kawasan puncak Dempo,” tukasnya.
Pihaknya mengingatkan, agar masyarakat juga ikut meningkatkan kewaspadaan, terutama para pendaki untuk tidak melakukan aktivitas pendakian. “Radius 1 kilometer dari bibir kawah merupakan daerah rawan dampak bencana letusan kawah Dempo. Untuk itu, pendaki tidak melakukan pendakian kepuncak. Karena, kawah bisa saja sewaktuwaktu mengeluar kan material letusan,” tuturnya.
Sementara, Kepala BPBD Pagar alam, Herawadi, mengatakan, larangan melakukan aktivitas pendakian yang di pasang di pintu tugu Rimau dan Kampung IV belum dicabut. “Kami harap pendaki untuk mematuhi larangan. Karena kondisi alam tidak bisa ditebak dan membahayakan jiwa pendaki itu sendiri,” tambahnya.
Yayan darwansah
(ftr)