Angkat Produk Rumahan, Jaring 53.000 Anggota

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:08 WIB
Angkat Produk Rumahan, Jaring 53.000 Anggota
Angkat Produk Rumahan, Jaring 53.000 Anggota
A A A
SEMARANG - Komunitas Kuliner Semarang. Nama ini sudah tak asing bagi warga Kota Semarang dan sekitarnya. Jangan dikira aktivitasnya ini hanya jajan dan mencoba hal baru terkait sajian makanan.

Selain cari rasa menu, komunitas ini juga mengangkat produksi makanan rumahan menjadi dikenal masyarakat. Komunitas asli Kota Atlas ini awalnya dibentuk segelintir orang asli Semarang pada 1 September 2014lalu. Tujuanterbentuknya sebagaireferensikulinerbagi masyarakat Semarang serta memajukan kuliner produksi rumahan agar menjadi produk unggulan dan dikenal hingga luar kota.

“Mulanya anggota hanya beberapa orang. Kemudian berkembang menjadi ratusan dan hingga sekarang sudah mencapai 53.000 anggota,” kata Admin Komunitas Kuliner Semarang Ariyanto kemarin. Puluhan ribu anggota yang tergabung dalam jaringan tersebut tersebar hingga luar negeri, yakni Taiwan, Hong Kong, dan Australia. Profesi anggota juga bervariasi mulai dari pelajar, mahasiswa, dan penikmat kuliner hingga kalangan pengusaha kuliner.

“Memang syaratnya menjadi anggota sangat mudah, cukup memiliki akun sosial media Facebook . Sebab, tujuan membentuk komunitas ini juga untuk menyatukan orang-orang yang memiliki kegemaran makan, suka jajan, suka foto makanan, dan tentunya sebagai referensi masyarakat Semarang khususnya,” papar Ariyanto.

Sampai saat ini Komunitas Kuliner Semarang tidak memiliki tempat berkumpul. Mereka hanya menjadwalkan pertemuan melalui akun media sosial dan menyebarnya ke anggota. “Namun, kami sudah memiliki program-program untuk berbagai kegiatan. Termasuk kegiatan rutin adalah me-review makanan di Kota Semarang. Setidaknya kalau saya sendiri sudah lebih dari 100 menu makanan yang sudah di-review ,” ujarnya.

Manfaat keberadaan komunitas kuliner di lingkungan masyarakat berdasarkan pengakuan para anggota sangat besar. Seperti menu makanan yang sebenarnya enak, tapi banyak masyarakat kurang tahu meski berada dekat di sekitarnya, menjadi dikenal luas. “Bisa menjadi tahu karena ada yang me-review . Selain itu, dengan semakin banyak yang me-review tempat makan maka khasanah kuliner di Semarang tentu akan semakin bertambah. Itu akan berimbas kepada pelaku bisnis,” ujar Ariyanto.

Di sisi produsen rumahan, keberadaan komunitas ini juga mengangkatnya menjadi dikenal oleh masyarakat. Sehingga banyak sekali produksi rumahan yang enak dan layak untuk dicoba dan dibeli. “Ada beberapa produksi rumahan yang bermula dari nol, kemudian bergabung di Kuliner Semarang dan ternyata produk nya digemari oleh member , dan hingga sekarang sudah sangat lumayan dengan jumlah produksi yang meningkat,” katanya.

Komunitas Kuliner Semarang tidak hanya mereview makanan saja. Komunitas ini juga pernah melakukan kegiatan sosial yang disebut Tim Charity Kuliner Semarang. Kegiatan ini sudah dimulai sejak Ramadan lalu dengan diisi acara Sahur On the Road , membagi sekitar 400-an nasi bungkus dan paket sembako bagi masyarakat kurang mampu.

Ke depan, pihaknya berharap Komunitas Kuliner Semarang bisa menjadi trendster Kuliner di Semarang dan kuliner Semarang menjadi jujugan para wisatawan luar kota dan luar negeri yang berkunjung.

M Abduh
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6454 seconds (0.1#10.140)