11 Titik Api Terpantau di OKI
A
A
A
KAYUAGUNG - Sejak satu minggu terakhir ini lahan dan semak belukar milik warga di sejumlah desa di kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dilalap api.
Munculnya titik api tersebut masih belum diketahui apakah memang sengaja dibakar untuk bercocok tanam atau tidak sengaja.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Azhar, hingga Minggu (16/8/2015) pagi jumlah titik api (hot spot) di OKI sebanyak 11 titik masing-masing sebanyak dua titik di Kecamatan Pampangan, Tulung Selapan tiga titik, Pangkalan Lampam dua titik, Kayuagung satu titik, Air Sugihan, Mesuji dan Mesuji Raya masing-masing satu titik.
Dikatakan Azhar bahwa data tersebut berdasarkan pantauan Satelit Terra Modis. "Kita bersama Dinas Kehutanan, Manggala Agni dan Camat dan sejumlah desa setempat melakukan pemadaman, di sejumlah titik api," ungkapnya.
Kepala Manggala Agni Daerah Operasi III OKI, Tri Prayogi bahwa beberapa hari ini anggotanya melakukan pemadaman api yang terbakar di sejumlah lahan dan semak belukar milik warga Kedaton, Jua-Jua , Sepucuk dan Sukadana Kecamatan Kayuagung.
Berdasarkan pantauan di Kota Kayuagung, kondisi kabut asap menjelang sore hingga malam sudah nampak terlihat asap tipis.
Namun kalau beberapa hari ini tidak turun hujan dikhawatirkan kabut bertambah semakin tebal .
Sementara tiga hari lalu kebakaran lahan terjadi di Kecamatan SP Padang terutama di Desa Terusan Laut dan Terusan Menang, lahan warga sengaja di bakar karena warga sudah merasa kesal karena sudah hampir enam tahun lahan tersebut tidak bisa digarap karena di tumbuhi rumput sitiduk.
Namun karena musim kemarau akhirnya warga dua desa tersebut secara beramai-ramai membuka lahan dengan cara membakar rumput sitiduk.
Sekretaris desa (Sekdes) Terusan Laut Kecamatan SP Padang OKI, A Rasyid menyebutkan bahwa warga di Kecamatan SP Padang dan Jejawi hampir enam tahun lahannya tidak bisa digarap atau ditanam padi.
Sehingga warga saat datang musim kemarau seperti ini secara beramai-ramai membakar rumput setiduk terlebih dulu dengan cara rumput dikumpulkan kemudian dibakar.
"Namun warga tidak tahu bahwa dampak membakar lahan menyebabkan kabut asap yang membahayakan selain penerbangan juga bahaya bagi kesehatan," timpalnya.
Sehingga, kata Rasyid, dua hari lalu saat api menjalar di lahan warga, datang helikopter melakukan pemadaman dengan cara menyiramkan air, berkat siraman tersebut saat ini api sudah padam, namun masih menyisakan sedikit asap.
Munculnya titik api tersebut masih belum diketahui apakah memang sengaja dibakar untuk bercocok tanam atau tidak sengaja.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Azhar, hingga Minggu (16/8/2015) pagi jumlah titik api (hot spot) di OKI sebanyak 11 titik masing-masing sebanyak dua titik di Kecamatan Pampangan, Tulung Selapan tiga titik, Pangkalan Lampam dua titik, Kayuagung satu titik, Air Sugihan, Mesuji dan Mesuji Raya masing-masing satu titik.
Dikatakan Azhar bahwa data tersebut berdasarkan pantauan Satelit Terra Modis. "Kita bersama Dinas Kehutanan, Manggala Agni dan Camat dan sejumlah desa setempat melakukan pemadaman, di sejumlah titik api," ungkapnya.
Kepala Manggala Agni Daerah Operasi III OKI, Tri Prayogi bahwa beberapa hari ini anggotanya melakukan pemadaman api yang terbakar di sejumlah lahan dan semak belukar milik warga Kedaton, Jua-Jua , Sepucuk dan Sukadana Kecamatan Kayuagung.
Berdasarkan pantauan di Kota Kayuagung, kondisi kabut asap menjelang sore hingga malam sudah nampak terlihat asap tipis.
Namun kalau beberapa hari ini tidak turun hujan dikhawatirkan kabut bertambah semakin tebal .
Sementara tiga hari lalu kebakaran lahan terjadi di Kecamatan SP Padang terutama di Desa Terusan Laut dan Terusan Menang, lahan warga sengaja di bakar karena warga sudah merasa kesal karena sudah hampir enam tahun lahan tersebut tidak bisa digarap karena di tumbuhi rumput sitiduk.
Namun karena musim kemarau akhirnya warga dua desa tersebut secara beramai-ramai membuka lahan dengan cara membakar rumput sitiduk.
Sekretaris desa (Sekdes) Terusan Laut Kecamatan SP Padang OKI, A Rasyid menyebutkan bahwa warga di Kecamatan SP Padang dan Jejawi hampir enam tahun lahannya tidak bisa digarap atau ditanam padi.
Sehingga warga saat datang musim kemarau seperti ini secara beramai-ramai membakar rumput setiduk terlebih dulu dengan cara rumput dikumpulkan kemudian dibakar.
"Namun warga tidak tahu bahwa dampak membakar lahan menyebabkan kabut asap yang membahayakan selain penerbangan juga bahaya bagi kesehatan," timpalnya.
Sehingga, kata Rasyid, dua hari lalu saat api menjalar di lahan warga, datang helikopter melakukan pemadaman dengan cara menyiramkan air, berkat siraman tersebut saat ini api sudah padam, namun masih menyisakan sedikit asap.
(sms)