HUT RI ke-70, Napi Lapas Klas 2A Pekalongan Tarung Guling
A
A
A
PEKALONGAN - Peringatan HUT RI ke-70 di Lapas Klas 2A Pekalongan diwarnai lomba tarung guling para narapidana. Gelaran lomba ini mulai dilangsungkan hari ini, diikuti oleh perwakilan setiap blok lapas.
Masing-masing perwakilan akan duduk di atas sebilah bambu yang melintas di atas sebuah kolam. Masing-masing mereka dibekali bantal guling. Sebelum bertarung, mereka diminta untuk bersalaman satu dengan lainnya.
Saat petugas lapas meniup peluit tanda dimulainya perlombaan, mereka langsung saling hantam dengan bantal guling. Sorak sorai warga binaan terdengar saat peserta saling pukul. Mereka tampak menikmati pertarungan itu.
Peserta yang tidak bisa menjaga keseimbangan akan tercebur ke dalam kolam dan yang tetap bertahan di atas bambu akan keluar sebagai pemenangnya. Tarung guling ini merupakan salah satu cabang lomba yang digelar.
"Selain pukul guling, kami juga gelar futsal, balap karung dengan menggiring bola plastik, catur, voly, dan memukul balon air dengan mata tertutup," kata Kalapas Klas 2A Pekalongan Suprapto, kepada wartawan, Jumat (14/8/2015).
Dia menambahkan, gelaran itu merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan HUT RI ke-70. Tujuannya untuk memupuk rasa nasionalisme seluruh warga binaan.
"Selain itu juga untuk lebih memupuk tali persaudaraan seluruh warga binaan dan juga dengan para petugas lapas. Sehingga terjalin silaturahmi yang erat antar sesama warga binaan dan juga dengan para petugas lapas," terangnya.
Dijelaskan, total seluruh penghuni lapas mencapai 494 orang. Mereka terbagi di delapan blok ruang tahanan. "Sebagian besar terkait kasus narkoba, dan mereka berasal dari luar Pekalongan. Kebanyakan dari Semarang dan Jakarta," jelasnya.
Salah seorang warga binaan Sofiansori (38) mengatakan, lomba kemerdekaan ini sangat menghibur para penghuni lapas. Kendati masih ada yang tampak malu-malu, namun sebagian besar tampak semangat.
"Senang, jarang ada kegiatan semeriah ini. Kemarin juga ikut futsal," terang pria yang dihukum enam tahun penjara ini.
Hal senada diungkapkan Zakaria (39), napi asal Kuala Lumpur, Malaysia. Dia mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Apalagi masa hukumanan di lapas ini selama delapan tahun.
"Bisa terhibur dengan teman-teman yang lain. Baru menjalani empat tahun, vonisnya delapan. Juni 2013 saya dipindah ke sini dari Jakarta," pungkasnya.
Masing-masing perwakilan akan duduk di atas sebilah bambu yang melintas di atas sebuah kolam. Masing-masing mereka dibekali bantal guling. Sebelum bertarung, mereka diminta untuk bersalaman satu dengan lainnya.
Saat petugas lapas meniup peluit tanda dimulainya perlombaan, mereka langsung saling hantam dengan bantal guling. Sorak sorai warga binaan terdengar saat peserta saling pukul. Mereka tampak menikmati pertarungan itu.
Peserta yang tidak bisa menjaga keseimbangan akan tercebur ke dalam kolam dan yang tetap bertahan di atas bambu akan keluar sebagai pemenangnya. Tarung guling ini merupakan salah satu cabang lomba yang digelar.
"Selain pukul guling, kami juga gelar futsal, balap karung dengan menggiring bola plastik, catur, voly, dan memukul balon air dengan mata tertutup," kata Kalapas Klas 2A Pekalongan Suprapto, kepada wartawan, Jumat (14/8/2015).
Dia menambahkan, gelaran itu merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan HUT RI ke-70. Tujuannya untuk memupuk rasa nasionalisme seluruh warga binaan.
"Selain itu juga untuk lebih memupuk tali persaudaraan seluruh warga binaan dan juga dengan para petugas lapas. Sehingga terjalin silaturahmi yang erat antar sesama warga binaan dan juga dengan para petugas lapas," terangnya.
Dijelaskan, total seluruh penghuni lapas mencapai 494 orang. Mereka terbagi di delapan blok ruang tahanan. "Sebagian besar terkait kasus narkoba, dan mereka berasal dari luar Pekalongan. Kebanyakan dari Semarang dan Jakarta," jelasnya.
Salah seorang warga binaan Sofiansori (38) mengatakan, lomba kemerdekaan ini sangat menghibur para penghuni lapas. Kendati masih ada yang tampak malu-malu, namun sebagian besar tampak semangat.
"Senang, jarang ada kegiatan semeriah ini. Kemarin juga ikut futsal," terang pria yang dihukum enam tahun penjara ini.
Hal senada diungkapkan Zakaria (39), napi asal Kuala Lumpur, Malaysia. Dia mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Apalagi masa hukumanan di lapas ini selama delapan tahun.
"Bisa terhibur dengan teman-teman yang lain. Baru menjalani empat tahun, vonisnya delapan. Juni 2013 saya dipindah ke sini dari Jakarta," pungkasnya.
(san)