Berhemat, Warga Manfaatkan Air Telaga

Senin, 10 Agustus 2015 - 10:04 WIB
Berhemat, Warga Manfaatkan Air Telaga
Berhemat, Warga Manfaatkan Air Telaga
A A A
GUNUNGKIDUL - Kemarau panjang membuat sebagian wilayah di Gunungkidul kekurangan air bersih. Saat ini, untuk mencukupi kebutuhan air bersih mereka, sebagian masyarakat di kabupaten paling timur di DIY tersebut memilih lari ke telaga-telaga yang masih ada airnya untuk keperluan mandi dan mencuci.

Meski kondisi air telaga sudah mengeruh, mereka tak memedulikan supaya dapat menghemat biaya pembelian air bersih. Sebagaimana terlihat di Telaga Namberan, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan. Dari tiga telaga yang ada di desa tersebut, Telaga Namberan merupakan salah satu yang masih ada airnya dan menjadi tumpuan warga untuk keperluan mandi dan mencuci.

Tak hanya warga dari daerah setempat, warga dari kecamatan lain pun berdatangan ke sana. “Kalau sudah sulit air, meski sudah keruh, sekadar untuk mandi dan mencuci warga masih memilih menggunakan air telaga,” ucap Edi, warga dari Desa Jetis, Saptosari saat ditemui, kemarin.

Menurut pria 32 tahun yang tengah mengantar istrinya mencuci tersebut, warga memilih memanfaatkan air telaga supaya persediaan air bersih yang dibeli dari tangki swasta tidak cepat habis. Di wilayahnya, setidaknya untuk tangki ukuran 5.000 liter harga air bersih mencapai Rp120.000.

“Kalau untuk minum, kami beli, tapi untuk mandi dan mencuci kami tetap pilih datang ke Telaga Namberan,” ucapnya. Sementara itu, para petani tembakau yang ada di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari terpaksa membeli air tangki dari pihak swasta yang harganya Rp70.000 untuk satu tangki supaya bisa menyiram tanaman tembakau mereka. Ini lantaran tampungan air pada kolam yang disediakan sudah mengering.

Hal itu dilakukan supaya daun tanaman tembakau tetap memiliki bobot saat siap dipanen. “Untuk lahan 2.000 meter, satu pekannya saya habis empat tangki,” ungkap Sutrisno. Sebagaimana diketahui, untuk menangani masalah kekeringan Pemkab Gunungkidul telah menganggarkan Rp600 juta untuk bantuan dropping air pada daerah yang mengalami krisis air bersih.

Kemudian, karena diperkirakan musim kemarau lebih panjang Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul mengajukan tambahan dana Rp200 juta pada APBD Perubahan. Kepala Dinsosnakertrans Gunungkidul, Dwi Warna Widi Nugraha menyampaikan, sejak pertengahan puasa lalu droppingair bersih terus dilakukan bersama dengan pihak kecamatan.

Diharapkan warga yang wilayahnya sudah mengalami kesulitan air untuk mengajukan proposal permintaan supaya dapat segera dilakukan dropping air bersih. “Dropping air bersih masih terus kami lakukan ke wilayah-wilayah yang sudah mengajukan proposal,” bebernya.

Muji barnugroho
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7507 seconds (0.1#10.140)
pixels