Model Tanah Liat Kenalkan Kekayaan Daerah

Minggu, 09 Agustus 2015 - 17:17 WIB
Model Tanah Liat Kenalkan Kekayaan Daerah
Model Tanah Liat Kenalkan Kekayaan Daerah
A A A
MAJALENGKA - Menyaksikan model berpose dengan menggunakan gaun yang indah dan bersih adalah sesuatu yang sudah lumrah dilihat. Namun, bagaimana jika para model cantik itu menggunakan tanah liat yang basah sebagai pelengkap gaunnya?

Adalah Della Dwi Ramadhanti, Pevitha Djohaman, Devi Novia, dan Vina Sofiah. Empat orang model asal Majalengka, ini mencoba untuk keluar dari sesuatu yang mainstream.

Alih-alih risih dengan kotor dan bau, mereka justru menjadikan tanah liat basah sebagai akseseories pelengkap busananya. Bertempat di salah satu Pabrik Genteng, di Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, mereka berpose di depan kamera.

Meskipun tubuh mereka kotor oleh tanah dan sejumlah akseseories berbahan baku tanah liat, seperti mahkota kepala dan rompi menempel di tubuh indah para model muda itu.

Tidak hanya itu, beberapa model di antaranya bahkan terlihat berpose di tengah-tengah tanah liat yang basah dan kotor. Namun, tidak sedikitpun terlihat canggung dan jijik dari wajah perempuan-perempuan cantik itu.

Apa yang dilakukan oleh para model itu, sebagai bentuk kampanye bahwa genteng dan tanah liat sebagai bahan bakunya bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk di dalamnya karya seni.

Selain itu, aksi mereka juga dalam rangka peringatan HUT RI sekaligus mengingatkan betapa pentingnya mencintai tanah air. Tanah air dalam konteks ini, bisa diartikan sebagai cinta terhadap kekayaan lokal dan daerah.

Adapun Jatiwangi merupakan daerah penghasil genteng di Jawa Barat, sehingga bisa diartikan moment tersebut juga sebagai ajang mengajak masyarakat unuk mencintai produk genteng lokal.

Salah satu model yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut adalah Della Dwi Ramadhanti. Dia mengaku sangat berkesan. Selama bergelut dengan dunia model sejak 2010 silam, baru pertama kali menggunakan tanah liat dan genteng sebagai gaun.

“Ini sangat berkesan bagi saya. Sebab, selama begelut dengan dunia modeling sejak 2010, baru kali ini saya melakukan seperti ini. Saya ikut terlibat merancang kostum serpihan genteng, yang menjadi gaun yang saya kenakan,” kata Della.

Hal serupa diungkapkan oleh model lainnya Pevitha Djohaman. Sebelumnya, setiap kali menjadi poto model, Pevitha mengaku hanya terima jadi, tanpa harus berkecimpung dengan kostum yang akan dipakainya.

Dia berharap, ke depan akan banyak hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai ke-lokal-an, bisa menjadi media untuk membuat karya seni, khususnya dalam dunia modeling.

“Baru pertama kali saya mengikuti acara hunting poto yang tidak hanya sekadar berpoto, melainkan ikut terlibat membuat kostum dari serpihan genteng ini. Semoga akan banyak bermunculan ide-ide baru dari anak muda," jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Sujai selaku penggagas event menjelaskan, event yang bertema tanah air itu sebagai bukti bahwa tanah liat dan genteng memiliki nilai seni yang cukup tinggi.

Dengan nilai seni yang tinggi itu, diharapkan dapat meningkatkan nilai dari tanah dan genteng itu sendiri. “Ternyata tanah dan genteng Jatiwangi sangat mungkin untuk dieksplor menjadi sebuah karya seni," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6197 seconds (0.1#10.140)