Memalukan dan Tak Dibenarkan Agama

Jum'at, 07 Agustus 2015 - 09:53 WIB
Memalukan dan Tak Dibenarkan...
Memalukan dan Tak Dibenarkan Agama
A A A
KAYUAGUNG - Pembongkaran pemindahan makam orang yang telah meninggal delapan tahun lalu karena ke tidakpuasan terkait pemilihan kepala desa (Pilkades) di Desa Ulak Jermun, SP Padang, OKI mendapatkan kecaman tokoh masyarakat dan agama karena dinilai sebagai peristiwa memalukan.

Tokoh pemuda Kabupaten OKI Fisli Hartono mengatakan, kejadian itu merupakan peristiwa yang memalukan bagi warga setempat, karena dipicu politik Pilkades. "Ini ma sih dalam ruang lingkup masyarakat satu desa, seharusnya mereka menunjuk kan kekompakan, hidup rukun dan mendukung adat istiadat desa setempat. Apalagi dalam satu desa itu mereka masih ada hubungan kerabat, kejadian inijelas-jelas menimbulkan keprihatinan masyarakat," ungkapnya kemarin.

Menurut Dosen Universitas IslamOKI(UNISKI), sebelum terjadi pembongkaran makam, seharusnya berbagai elemen desa, kecamatan dan kepolisian melakukan pendekatan, mencegah dan menyelesaikanya dengandamai. "Adanya peristiwa ini suatu saat akan memacing keributan yang lebih besar, karena disana pasti keluarga yang makamnya dibongkar itu menyimpan rasa dedam, tetapi kita berharap hal ini tidak terjadi," imbuhnya.

Ketua Forum Pondok Pesantren seKabupaten OKI Abah Yuristian Palimbani menyatakan, tindakan pembongkaran makam terjadi karena keluarganya tidak mendukung salah satu calon Kades sangat tidak dibenarkan dalam agama. "Kalau terjadinya permintaan pembongkaran makam itu terkait politik Pilkades itu jelas-jelas tidak dibenarkan didalam agama, semestinya tidak boleh sampai seperti itu," katanya.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Tauhidil Muchlisin ini, seharusnya masalah ke tidakpuasan tim sukses masingmasing calon kades itu dilampiaskan melalui objek lain. "Jangan makam warga menjadi objeknya, karena makam itu tidak pernah salah. Kenapa orang yang sudah meninggal harus dibawa-bawa dalam masalah itu, seharusnya masalahnya tidak boleh sejauh itu, sebenarnya ada solusi lain selain memongkar makam," ujarnya.

Sementara itu Kapolres OKI AKBP M Zulkarnain didampingi Kapolsek SP Padang AKP Sabur membenarkan pemindahan makan terkait Pilkades. Namun menurutnya, pembongkaran sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak, baik itu keluarga almarhum maupun pemilik lahan (Suparman) selaku tim sukses kades terpilih (Sutarman).

"Sebelumnya kita sudah melakukan mediasi yang melibatkan tokoh adat, tokoh agama dan pemuka masyarakat setempat, untuk mencari jalan lain, jangan sampai makam itu dipindahkan, tetapi pemilik tanah tetap pada pendirianya, begitu juga keluarga almarhum siap membongkar sendiri makam tersebut untuk dipindahkan ke tanahmilikkeluarga," terangnya.

Meski demikian pihaknya terus memantau desa tersebut untuk mencegah aksi provokasi yang dapat memancing keri butan. "Kita berharap masalah ini tidak diperpanjang, masyarakat jangan mudah terprovokasi," pungkasnya. Sementara itu, Kades Ulak Jermun terpilih Sukarman mengatakan permintaan untuk membongkar makm itu bukan perintahnya.

"Saya tidak tahu menahu masalah ini, itu urusan Suaparman tim sukses saya dengan Endit, ini diluar kewenangan saya," katanya. Seperti diketahui, empuknya kursi jabatan pimpinan yang menawarkan kekuasaan dan fasilitas membuat seba - gian orang melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya.

Seperti di Desa Ulak Jeramun, SP Padang, OKI, yang gempar karena kuburan orang yang sudah meninggal delapan tahun lalu dibongkar terkait pemilihan kades (Pilkades) setempat, Rabu (5/8). Adalah makam almarhum Basri bin Bedul terpaksa dibongkar dan dipindahkan ke lokasi lain, karena anak almarhum, Endit tidak mendukung kades terpilih, Sukarman alias Ujang.

Lahan pemakaman itu diketahui milik Suparman, tim sukses Sukarman. Pemindahan makan itu dipicu politik dalam Pilkades tak dewasa. Endit diketahui men dukung calon kades nomor urut 1 bernama Jawaria. Karena ketahuan tidak men dukung calon kades nomor urut 2, maka tim sukses kades nomor 2 bernama Suparman bersama istrinya, Maswati tidak terima dan meminta kuburan milik orang tuanya itu dibongkar dan dipindahkan dari lahan kuburan miliknya.

"Ini akibat politik Pilkades, anak almarhum Basri (Endit) ini ketahuan tidak mendukung Sukarman yang berhasil memenangkan pilkades. Endit men dukung calon kades Jawaria dan tidak terpilih," kata Edi, warga setempat.

M rohali
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6971 seconds (0.1#10.140)