Juara IOAA 2015 Pilih Kuliah di Luar Negeri

Kamis, 06 Agustus 2015 - 08:52 WIB
Juara IOAA 2015 Pilih...
Juara IOAA 2015 Pilih Kuliah di Luar Negeri
A A A
MEDAN - Peraih emas pada ajang International Olympiad of Astronomy and Astrophysics (IOAA ) 2015, Joandy Leonata, dan peraih perunggu, Brian Yaputra, kemarin kembali ke Kota Medan, setelah mengikuti kompetisi di Magelang, Jawa Tengah, pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2015.

Keduanya meluangkan waktu untuk menyambangi sekolah yang membawa mereka meraih prestasi, SMA Sutomo 1, Jalan Martinus Lubis, Medan. Memang, keduanya kini tidak lagi berstatus pelajar SMA Sutomo 1 karena telah menyelesaikan bangku sekolah tahun ini. Lantas, ke mana keduanya akan melanjutkan pendidikan?

Keduanya ternyata tidak mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015 di Tanah Air. Mereka lebih memilih melanjutkan studi di luar negeri. Joandy saat ini sudah mengirimkan aplikasi ke salah satu universitas ternama di Singapura, sedangkan Brian memilih studi di Jepang.

“Saya memilih kuliah di Jepang karena saya ingin melihat dunia dan Jepang punya universitas yang memiliki Program Studi Teknik Sipil yang cukup baik dan belajar mandiri,” ujar Brian. Anak ketiga dari empat bersaudara itu sengaja memilih Teknik Sipil karena astronomi sebagai bidang yang dia kuasai juga dibekali Matematika dan Fisika.

Di Teknik Sipil, dua pelajaran tersebut akan sangat berguna, seperti pelajaran Geometri sebagai lanjutan dari Matematika S-1. “Belajar Geometri itu sangat berguna di Teknik Sipil. Memang awalnya saya ingin ambil Arsitek, tetapi kurang menantang. Sementara di Teknik Sipil, kita ke lapangan dan mengatur semuanya,” kata Brian.

Pilihan keduanya untuk kuliah di luar negeri memang sudah bisa diprediksi dari awal. Pengamat Pendidikan Sumut, Mutshuhito Solin, sebelumnya mengatakan, penghargaan yang diberikan negara kepada orang-orang berprestasi di bidang akademis, seperti olimpiade, sebenarnya cukup bagus, yakni mendapatkan prioritas masuk dalam perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka di Indonesia.

Namun persoalannya, kata Solin, orang-orang berprestasi tersebut biasanya lebih memilih sekolah di luar negeri. “Kenapa mereka tidak memilih di dalam negeri? Karena fasilitasnya belum cukup, insentifnya belum memadai,” tandasnya. Diketahui, selain IOAA 2015 yang membuat Joandy meraih tiga penghargaan, yakni emas, The Best Observation, dan The Absolute Winner, Joandy juga merupakan pemenang ketiga (perunggu) pada ajang IOAA 2014 di Rumania.

Sementara Brian Yaputra merupakan peraih medali perunggu di Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2014 lalu di Mataram kategori Astronomi. Keduanya mengaku bangga bisa mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional. Menurut mereka, Iran dan India merupakan negara saingan terberat pada ajang tersebut. “Saingan terberat itu Iran dan India. Iran dapat juara umum dan India juara dua. Sementara Indonesia peringkat ketiga,” kata Joandy.

Sementara itu, Khoe Tjok Tjin mengatakan, tiga penghargaan yang diraih Joandy Leonata dalam IOAA 2015 merupakan yang pertama kali terjadi selama SMA Sutomo 1 Medan mengikuti ajang olimpiade sejenis. Menurut dia, dengan raihan tersebut, Joandy merupakan juara Astronomi dunia. “Ini adalah sejarah baru bagi Indonesia.

Sebab, untuk pertama kalinya kita memiliki juara Astronomi dunia,” ujar Khoe menirukan ucapan Sekjen IOAA, Chatief Kunjaya, yang menghubunginya pada Selasa (4/8) lalu. Khoe menyebutkan, untuk mempersiapkan peserta olimpiade, SMA Sutomo 1 Medan sudah dipilih sejak masuk sekolah dan selanjutnya ditempatkan sesuai bidang studi yang dikuasainya untuk mendapatkan pelatihan dari guru pembimbing.

Syukri amal
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)