Siswa Medan Juara Dunia Olimpiade Astronomi

Rabu, 05 Agustus 2015 - 09:33 WIB
Siswa Medan Juara Dunia Olimpiade Astronomi
Siswa Medan Juara Dunia Olimpiade Astronomi
A A A
MEDAN - Prestasi gemilang kembali ditorehkan anak Medan. Kali ini, tidak tanggungtanggung, siswa Kelas XII SMA Sutomo 1 Medan, Joandy Leonata, meraih peringkat satu dunia pada ajang Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika atau International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) 2015.

Selain meraih emas, Joandy juga memperoleh penghargaan khusus dalam kategori The Best Observation (observasi terbaik) dan dikukuhkan sebagai The Absolut Winner dan The Best Data Analysis (analisis data terbaik). Dari informasi yang diperoleh, Joandy menjadi satu dari sepuluh siswa wakil Indonesia di ajang IOAA 2015 yang memperoleh medali di ajang bergengsi itu.

Bahkan, prestasi yang ditorehkan Joandy merupakan raihan yang paling tinggi dibandingkan sembilan perwakilan Indonesia lainnya. Dengan mengirimkan sepuluh peserta, Indonesia berhasil mengumpulkan sepuluh medali, yakni dua emas, enam perak dan satu perunggu, serta satu medali untuk kategori Honorable Mention.

Indonesia berada di posisi kedua perolehan medali terbanyak setelah Iran yang merupakan juara umum dengan 11 medali. Kepala SMA Sutomo 1 Medan, Khoe Tjok Tjin, membenarkan prestasi yang diraih siswanya tersebut. Namun, dia mengaku belum mendapat informasi lebih detail terkait kemenangan siswanya itu. “Joandy saat ini masih berada di Yogyakarta. Rencananya Besok (hari ini) dia akan menghadap saya sekitar pukul 10.00 WIB,” ujar Khoe kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin.

Dia menilai prestasi tersebut merupakan kebanggaan, tidak hanya bagi sekolah dan Kota Medan, tetapi juga bagi Sumatera Utara. “Alangkah senangnya mendengar kabar ini. Tentunya prestasi ini kami harapkan bisa semakin memotivasi siswa lainnya, tidak hanya di SMA Sutomo 1 Medan, tapi juga di sekolah lain,” kata pria berkacamata itu.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Ramlan Tarigan, juga bersyukur dan berterima kasih kepada para siswa berprestasi yang membawa nama baik Kota Medan di tingkat nasional maupun internasional.

“Pemko Medan tentunya memberikan apresiasi karena atas prestasi ini menjadi kebanggaan bagi kita di Medan. Kami ucapkan terima kasih kepada siswa dan tenaga guru dan sekolah yang berhasil mengharumkan nama Medan, Sumut, bahkan Indonesia di tingkat dunia,” ujar Ramlan.

Disdik akan segera menyampaikan hasil positif ini kepada Pemko Medan dengan harapan bisa memberikan penghargaan kepada Joandy Leonata. “Seharusnya prestasi ini bisa mengarah kepada penghargaan supaya siswa lainnya dari sekolah manapun bisa termotivasi meraih prestasi,” ucapnya.

Terpisah, Pengamat Pendidikan Sumut, Mutshuhito Solin, mengatakan, sejauh ini penghargaan yang diberikan negara kepada orang-orang berprestasi di bidang akademis, seperti olimpiade, yakni mendapatkan prioritas masuk dalam perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka di Indonesia.

Namun persoalannya, kata Solin, orang-orang berprestasi tersebut biasanya lebih memilih sekolah di luar negeri. “Kalau untuk belajar S- 1 ke luar negeri biasanya melalui kerja sama antara PT di Indonesia dengan universitas di luar negeri. Misalnya satu semester di Indonesia, selanjutnya sekolah ke Jepang atau tempat lainnya. Sementara untuk kuliah S-2 atau S-3 tentunya akan sangat besar biayanya,” katanya.

Memang, pemerintah tidak bisa menghalangi orang tersebut untuk bersekolah di luar negeri. Itu sudah dibuktikan dengan data lebih dari 3.000 doktor Indonesia berada di luar negeri bekerja pada lembaga riset profesional.

“Kenapa mereka tidak memilih di dalam negeri? Ya , karena fasilitasnya belum cukup, insentifnya belum m-emadai. Jadi, untuk memberdayakan orang-orang seperti ini, negara harus melengkapi fasilitas. Jangan di birokrasi yang akan membuat kemampuan akademisnya tidak berkembang,” ujarnya.

Diketahui, ajang IOAA yang berlangsung di Magelang, Jawa Tengah, pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2015, diikuti 318 peserta dari 41 negara. Setiap peserta wajib menjalani empat jenis tes kompetisi, yakni tes observasi, tes teori, analisis data, dan kompetisi tim untuk memilih tim terbaik.

Soal-soal untuk keempat jenis pertandingan tersebut disiapkan tim akademik tuan rumah, yaitu Indonesia. Soal-soal IOAA 2015 memiliki variasi kesulitan, dari yang mudah, sedang, hingga sulit. Soalnya berupa soal pendek, soal panjang, dan analisis data.

Beberapa soal yang digunakan dalam olimpiade astronomi antara lain menghitung tingkat kecemerlangan bintang, mengukur diameter cahaya bintang, persamaan waktu, dan lain-lain. Berdasarkan silabus resmi IOAA 2015, untuk soal teori, ada tujuh materi yang dimasukkan dalam soal.

Ketujuh materi itu adalah dasar astrofisika, koordinat dan waktu, tata surya, bintang, sistem stellar, kosmologi, instrumentasi, dan antariksa teknologi. Soal-soal yang sudah melalui hasil seleksi tim akademik selanjutnya dibahas dan diperbaiki di dalam International Board Meeting (IBM).

Setelah versi final soalsoal disetujui, ketua tim masing- masing negara menerjemahkan soal-soal versi bahasa Inggris ke dalam bahasa yang dimengerti para siswanya.

Syukri amal/okezone
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6449 seconds (0.1#10.140)