Berniat Menolong Senior, Pelajar SMK Tenggelam di Sungai Cimanuk
A
A
A
GARUT - Fazri Fauzi (16) seorang siswa SMK Hikmah tenggelam di Sungai Cimanuk Garut saat mengikuti kegiatan Pramuka.
Siswa asal Kampung Neglasari, Desa Cimaragas, Kecamatan Cilawu ini dilaporkan hilang terbawa arus sungai yang berlokasi di Kp Kereman RW05, Desa Maripari, Kecamatan Sukawening.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut TB Agus Sofyan mengatakan, kejadiannya berawal saat korban bersama teman-temannya mengikuti kegiatan berkemah ekstrakulikuler Pramuka.
Bersama teman-teman seorganisasinya, korban yang baru masuk sekolah ini diperintahkan oleh anggota senior Pramukanya untuk menyeberangi Sungai Cimanuk.
"Informasinya mereka sedang berkemah. Di sela-sela kegiatan kemah, mereka melakukan kegiatan jelajah. Salah satunya adalah menyebrangi Sungai Cimanuk, yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari lokasi kemah," kata Agus, Selasa (4/8/2015).
Saat giliran korban menyeberang, seorang dari senior Pramuka jatuh ke dalam arus sungai akibat terpeleset saat berpijak di batu yang licin.
Korban pun langsung ikut masuk ke dalam sungai dengan maksud menolong seniornya tersebut.
"Seniornya tertolong, tapi korban malah mengalami nasib nahas. Dia terseret dan hilang dalam arus sungai," ujarnya.
Tim Basarnas beserta gabungan TNI dan Polri yang dibantu masyarakat, saat ini masih melakukan pencarian terhadap korban. Agus berharap korban dapat segera ditemukan.
"Pencarian terus dilakukan dengan menyisir sungai. Namun belum membuahkan hasil," ucapnya.
Ketua RW05 Kampung Kereman, Ayusman (40), membenarkan adanya seorang siswa yang terseret arus Sungai Cimanuk.
Dia menjelaskan korban memang salah satu siswa yang tengah mengikuti kegiatan perkemahan yang diselenggarakan salah satu SMK di Garut.
"Sebelumnya saya sempat memberikan izin kepada pihak sekolah untuk mendirikan tenda perkemahan di kawasan Kampung Kereman, Desa Maripari, Senin 3 Agustus lalu. Setahu saya, kegiatan itu diikuti sejumlah siswa baru meskipun ada juga beberapa siswa senior sebagai pembimbing," tuturnya.
Laporan adanya siswa terseret arus sungai sendiri dia dapat sekira pukul 13.00 WIB, dari seorang warga yang sedang mencuci di pinggiran sungai. Ayusman mengaku kaget, karena saat ini kondisi sungai tidak berarus besar.
"Sekarang kan musim kemarau. Arus sungai kecil. Makanya saya heran kok bisa ada yang terseret," katanya.
Siswa asal Kampung Neglasari, Desa Cimaragas, Kecamatan Cilawu ini dilaporkan hilang terbawa arus sungai yang berlokasi di Kp Kereman RW05, Desa Maripari, Kecamatan Sukawening.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut TB Agus Sofyan mengatakan, kejadiannya berawal saat korban bersama teman-temannya mengikuti kegiatan berkemah ekstrakulikuler Pramuka.
Bersama teman-teman seorganisasinya, korban yang baru masuk sekolah ini diperintahkan oleh anggota senior Pramukanya untuk menyeberangi Sungai Cimanuk.
"Informasinya mereka sedang berkemah. Di sela-sela kegiatan kemah, mereka melakukan kegiatan jelajah. Salah satunya adalah menyebrangi Sungai Cimanuk, yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari lokasi kemah," kata Agus, Selasa (4/8/2015).
Saat giliran korban menyeberang, seorang dari senior Pramuka jatuh ke dalam arus sungai akibat terpeleset saat berpijak di batu yang licin.
Korban pun langsung ikut masuk ke dalam sungai dengan maksud menolong seniornya tersebut.
"Seniornya tertolong, tapi korban malah mengalami nasib nahas. Dia terseret dan hilang dalam arus sungai," ujarnya.
Tim Basarnas beserta gabungan TNI dan Polri yang dibantu masyarakat, saat ini masih melakukan pencarian terhadap korban. Agus berharap korban dapat segera ditemukan.
"Pencarian terus dilakukan dengan menyisir sungai. Namun belum membuahkan hasil," ucapnya.
Ketua RW05 Kampung Kereman, Ayusman (40), membenarkan adanya seorang siswa yang terseret arus Sungai Cimanuk.
Dia menjelaskan korban memang salah satu siswa yang tengah mengikuti kegiatan perkemahan yang diselenggarakan salah satu SMK di Garut.
"Sebelumnya saya sempat memberikan izin kepada pihak sekolah untuk mendirikan tenda perkemahan di kawasan Kampung Kereman, Desa Maripari, Senin 3 Agustus lalu. Setahu saya, kegiatan itu diikuti sejumlah siswa baru meskipun ada juga beberapa siswa senior sebagai pembimbing," tuturnya.
Laporan adanya siswa terseret arus sungai sendiri dia dapat sekira pukul 13.00 WIB, dari seorang warga yang sedang mencuci di pinggiran sungai. Ayusman mengaku kaget, karena saat ini kondisi sungai tidak berarus besar.
"Sekarang kan musim kemarau. Arus sungai kecil. Makanya saya heran kok bisa ada yang terseret," katanya.
(sms)