Hujan Deras Sebabkan Citilink Pecah Ban dan Tergelincir
A
A
A
PADANG - Dugaan sementara penyebab pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 970 tujuan Jakarta-Padang pecah ban dam tergelincir saat mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, akibat cuaca buruk disertai hujan lebat.
“Saat sedang mendarat kondisi cuaca kurang bagus ditambah hujan lebat. Ketika turun ban pertama yang menyentuh landasan masih normal, namun kemudian dia out landing tapi masih mengarah ke landasan pacu, tidak membelok,” kata Kepala Bagian Humas BIM PT Angkasa Pura II Yosrizal, di Bandara Internasional Minangkabau, Senin (3/8/2015).
Lanjut Yosrizal, ban depan pesawat itu terbenam di dalam tanah, sementara sayapnya keluar sejauh dua meter dari landasan pacu. “Untuk sementara ini penyebabnya itu, karena cuaca kurang bagus dan disertai hujan lepabat,” ungkapnya.
Landasan pacu bandara diketahui sepanjang 2,7 meter. "Tadi kami lihat dari bodynya tidak mengalami kerusakan. Untuk saat ini sudah kami evakuasi penumpang dan masih berlanjut mengevakuasi barang-barang penumpang di bagasi, terangnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan, pihaknya masih menunggu KNKT. “Tadi sudah dihubungi, dalam waktu dekat mereka datang untuk mengevakuasi pesawat. Jadi sampai pukul 07.00 WIB bandara ditutup, tapi berpeluang akan ditambah jadwalnya,” tegasnya.
Sementara untuk malam ini, ada tiga penerbangan yang tidak jadi berangkat, terdiri dari Sriwijaya (Padang-Jakarta), Lion Air (Padang-Jakarta), dan Garuda (Padang-Jakarta). Sementara Pesawat Garuda yang rencananya akan mendarat di BIM akhirnya dialihkan ke Medan.
Dalam kecelakaan pesawat tersebut, kata Yosrizal, ada tiga orang yang dibawa ke RS Siti Rahma, karena mengalami syok dan kedinginan. “Semuanya dewasa, tidak ada anak-anak. Semuanya karena syok dan kedinginan,” pungkasnya.
“Saat sedang mendarat kondisi cuaca kurang bagus ditambah hujan lebat. Ketika turun ban pertama yang menyentuh landasan masih normal, namun kemudian dia out landing tapi masih mengarah ke landasan pacu, tidak membelok,” kata Kepala Bagian Humas BIM PT Angkasa Pura II Yosrizal, di Bandara Internasional Minangkabau, Senin (3/8/2015).
Lanjut Yosrizal, ban depan pesawat itu terbenam di dalam tanah, sementara sayapnya keluar sejauh dua meter dari landasan pacu. “Untuk sementara ini penyebabnya itu, karena cuaca kurang bagus dan disertai hujan lepabat,” ungkapnya.
Landasan pacu bandara diketahui sepanjang 2,7 meter. "Tadi kami lihat dari bodynya tidak mengalami kerusakan. Untuk saat ini sudah kami evakuasi penumpang dan masih berlanjut mengevakuasi barang-barang penumpang di bagasi, terangnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan, pihaknya masih menunggu KNKT. “Tadi sudah dihubungi, dalam waktu dekat mereka datang untuk mengevakuasi pesawat. Jadi sampai pukul 07.00 WIB bandara ditutup, tapi berpeluang akan ditambah jadwalnya,” tegasnya.
Sementara untuk malam ini, ada tiga penerbangan yang tidak jadi berangkat, terdiri dari Sriwijaya (Padang-Jakarta), Lion Air (Padang-Jakarta), dan Garuda (Padang-Jakarta). Sementara Pesawat Garuda yang rencananya akan mendarat di BIM akhirnya dialihkan ke Medan.
Dalam kecelakaan pesawat tersebut, kata Yosrizal, ada tiga orang yang dibawa ke RS Siti Rahma, karena mengalami syok dan kedinginan. “Semuanya dewasa, tidak ada anak-anak. Semuanya karena syok dan kedinginan,” pungkasnya.
(san)