Semua Pekerja Anak Ditargetkan Tuntas 2022

Sabtu, 01 Agustus 2015 - 11:09 WIB
Semua Pekerja Anak Ditargetkan Tuntas 2022
Semua Pekerja Anak Ditargetkan Tuntas 2022
A A A
SEMARANG - Pemerintah menargetkan bisa mengentaskan semua pekerja anak di negeri ini pada 2022 mendatang.

Para pekerja itu akan dikembalikan ke bangku sekolah. Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, pekerja yang masih di usia sekolah di negeri ini sebanyak 400.000 anak. Tahun ini ada sekitar 15.000 anak yang ditarik agar kembali ke bangku sekolah. “Kami telah merancang peta jalan atau roadmap agar pada 2022 tidak ada lagi pekerja anak,” ujarnya seusai menyerahkan paket peralatan sekolah dan uang saku kepada 1.350 pekerja anak di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang kemarin.

Sebanyak 1.350 pekerja anak itu berasal dari 11 kabupaten/ kota di Jateng yang meliputi Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Brebes, Pemalang, Kebumen, Banyumas, Magelang, Temanggung, Jepara, Sragen, dan Banjarnegara. Agar pekerja anak itu mau serius sekolah, pihaknya akan melakukan pendampingan psikologi selama empat bulan di shelter yang telah disediakan. “Dengan harapan, anak-anak itu bisa masuk sekolah lagi,” ucap Hanif.

Hanif juga berharap pemerintah daerah mendukung program pengentasan pekerja anak melalui APBD masing-masing. Dengan demikian, bantuan yang diberikan itu dapat mengentaskan anak-anak di bawah umur dari pekerjaan mereka, karena kewajiban anak-anak adalah belajar dan bermain. “Tugas kita mendorong anak-anak agar bisa kita tarik dari pekerjaan dan kembali sekolah. Sebenarnya kuncinya dua, anak-anak itu belajar dan bermain untuk dikembangkan potensinya,” ucap politikus PKB ini.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah Wika Bintang mengatakan, di wilayah provinsi ini masih ada sekitar 36.000 pekerja anak yang tersebar di 11 kabupaten/kota. “Hingga 2015 ini sudah ada sekitar 7.000 pekerja anak yang sudah dientaskan,” katanya. Para pekerja anak itu, ratarata berasal dari keluarga yang tidak mampu sehingga terpaksa meninggalkan sekolah untuk bekerja. “Tahun ini Pemprov Jateng menganggarkan bisa mengentaskan sebanyak 120 pekerja anak,” tandasnya.

Wika mengaku tidak bisa mengentaskan pekerja anak itu dengan jumlah yang banyak karena keterbatasan anggaran. Pihaknya akan menambahkan anggaran agar pekerja anak yang bisa dientaskan setiap tahun mencapai 1.000 anak pada 2016 nanti.

Amin fauzi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8711 seconds (0.1#10.140)