Juara Ketiga Asia Pasifik berkat Tempe

Sabtu, 01 Agustus 2015 - 08:00 WIB
Juara Ketiga Asia Pasifik berkat Tempe
Juara Ketiga Asia Pasifik berkat Tempe
A A A
MAHASISWA Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Irana Maya Praditya berhasil menjadi juara ketiga dalam Alltech Young Scientist Competition regional Asia Pasifik 2015.

Kemenangan Maya yang telah diumumkan belum lama ini tersebut berkat penelitiannya terkait tempe yang bisa menjadi alternatif pakan ayam kampung yang murah dan sehat.

"Alhamdulillah senang dan sedikit lega karena saya bersaing dengan 2.600 peserta lainnya dari berbagai negara di Asia Pasifik. Meski tidak berhasil mewakili Indonesia di tingkat dunia karena tidak berhasil meraih juara pertama, saya cukup bangga karena bisa membawa harum nama Indonesia," kata gadis kelahiran Sleman 23 tahun lalu ini.

Diungkapkan Maya, dirinya berhak atas hadiah uang senilai 300 dolar AS dan piagam penghargaan atas prestasinya tersebut. Menurutnya, semua berawal dari makanan tradisional Indonesia yakni tempe.

Ia pun tak menyangka jika makanan fermentasi dari kedelai itu tidak hanya berguna bagi kesehatan namun juga bisa dan telah dimanfaatkan sebagai pakan untuk ayam kampung.

"Awalnya, saya kesulitan mencari jurnal yang melakukan penelitian pakan untuk ayam kampung yang pada umumnya ada justru penelitian pada pakan ayam broiler. Saya pun akhirnya mencoba mencari pakan yang cocok bagi ayam kampung. Penelitian pun saya lakukan selama satu tahun," tuturnya.

Dari perjalanan penelitiannya, Maya pun mengetahui bahwa tempe mengandung asam amino yang bisa menggantikan asam amino sintetis dari pakan komersial.

Selain harganya yang lebih murah dan mudah didapat, pakan tempe untuk ayam kampung ternyata juga menghasilkan daging ayam yang lebih sehat karena rendah lemak dengan kandungan protein lebih tinggi tanpa kandungan residu antibiotik.

"Proses fermentasi dalam tempe juga dapat menghasilkan enzim-enzim pencernaan seperti amilase, protease, dan lipase yang mengubah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Sehingga, nutrien dalam pakan dapat terserap optimal. Penelitian saya ini akhirnya berhasil menciptakan ransum pakan ideal untuk ayam kampung super yang selama ini belum ada di pasaran," paparnya.

Penelitian tersebut dilakukan Maya di Kelompok Ternak "Buras Mandiri" Pucanganom II, Murtigading, Sanden, Bantul dan di Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan UGM di bawah bimbingan Asih Kurniawati dan Chusnul Hanim.

Menurut mahasiswa Jurusan Ilmu dan Industri Peternakan ini, penelitian yang dilakukannya itu dapat digunakan sebagai acuan penyusunan ransum untuk ayam kampung super.

Ransum yang digunakan dalam penelitian juga dapat diterapkan untuk peternak kecil mengingat harga pakan komersial yang semakin tinggi dan harga asam amino sintesis yang cukup mahal untuk peternak kecil.

Sementara itu, manfaat untuk konsumen yaitu mendapatkan daging ayam dengan rasa khas seperti ayam kampung dengan harga lebih murah, lebih sehat tanpa khawatir residu antibiotik dan lebih rendah lemak.

"Semoga karya saya ini selain bermanfaat untuk peternak dan konsumen, dapat bermanfaat pula untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan dapat menghasilkan ide-ide kreatif lanjutan dari anak bangsa," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8797 seconds (0.1#10.140)