Kisah Pendaki Cilik yang Tersesat di Gunung Lawu (2/Habis)

Jum'at, 31 Juli 2015 - 06:33 WIB
Kisah Pendaki Cilik...
Kisah Pendaki Cilik yang Tersesat di Gunung Lawu (2/Habis)
A A A
SOLO - ANGGER Abdul, salah seorang pendaki cilik yang sempat tersesat di Gunung Lawu, mengaku turun dari puncak pada Senin (27/7/2015) malam. Rombongannya sempat ngecamp di puncak selama sehari semalam.

Namun, mereka tersesat ketika memasuki kawasan Sendang Drajat. Rombongan menapaki jalur turun yang ternyata buntu. "Setelah diterabas ternyata jurang," ungkap Angger Abdul.

Saat itu, mereka sempat melihat cahaya lampu-lampu di bawah nampak dekat namun ternyata tak kunjung sampai. Setelah merasa tersesat, mereka akhirnya ngecamp di kawasan Sendang Drajat sembari menunggu bantuan datang. Mereka juga berteriak-teriak minta tolong, namun tak ada yang mendengar.

Sebenarnya, kondisi jalur pendakian di Gunung Lawu dinilai cukup aman. Sehingga, kedua orangtuanya berani melepas Angger Abdul dan Sasi Satsuni bersama kakak dan rekan-rekannya.

Abdul mengaku pengalaman pertamanya naik ke Gunung Lawu membuatnya sedikit banyak hafal dengan jalur yang harus dilewati, begitu pun dengan letak posko-posko di jalur pendakian.

"Pada saat turun ada jalan percabangan, saya ingat kakak seharusnya ke kanan, tapi Kak
Reffi malah lurus ternyata benar-benar kesasar," ujar bocah berperawakan kurus ini.

Abdul merasa rombongan mereka tidak melewati jalur yang seharusnya dan tersesat lumayan jauh. "Terus saya ingat, ada Sendang di atas dan ada warung.Jadi saya bilang 'kakak kita tunggu di sana saja'," imbuhnya.

Keputusan Abdul dan rombongan ternyata tepat. Selasa malam rombongan tiba di Sendang Drajat. tempat mata air yang berjarak sekitar satu kilometer dari puncak Gunung Lawu.

Selanjutnya, untuk bertahan di tempat tersebut Abdul dan rombongan mengatur siasat agar bekal mereka tidak cepat habis hingga ditemukan Tim SAR. "Pada saat itu ada apel. Kami makan apel," imbuh Sasi Satsuni.

Pada Rabu (29/7/2015) pukul 16.27 WIB, salah satu kelompok Tim SAR berhasil menemukan mereka. "Langsung saya panggil 'Mas...Mas'," lanjut Abdul.

Selanjutnya, mereka dibawa turun dalam keadaan sehat. Saat ditanya apakah kapok mendaki setelah kejadian ini, dengan jujur Abdul menjawab tidak. "Tidak kapok, tapi jangan mendaki sama kakak, sama ayah saja," tandasnya.

Kedua orangtua Sasi Satsuni dan Angger Abdul merasa menyesal melepas kedua anaknya naik gunung tanpa pengawasan orangtua. Kedua orangtuanya akan mendampingi jika anak-anaknya ingin naik gunung lagi.

"Sebelum kejadian tersesat, sebenarnya suami saya sempat naik hingga pos empat dan tinggal naik lagi ke puncak untuk menyusul mereka. Namun entah kenapa turun lagi. Ketika saya tanya, suami saya mengaku tidak tahu kenapa turun lagi," sambung Suryanti lagi.

Bahkan, Tim SAR sempat beberapa kali ke lokasi di dekat rombongan anaknya namun tidak melihat mereka. Sehingga, dirinya menduga ada faktor X yang menyebabkan kejadian itu. Sebab, dalam mendaki gunung, selain kesiapan mental dan fisik, perilaku, sikap, dan perbuatan juga harus dijaga. (Habis)
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0568 seconds (0.1#10.140)