Risma-Wisnu Janji Tak Salahgunakan Jabatan
A
A
A
SURABAYA - Pasangan incumbent Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya sebagai pasangan calon wali kota (cawali) dan calon wakil wali kota (cawawali) di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 9 Desember 2015.
Pasangan yang diusung PDIP itu berjanji tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka selama masih menjabat. Kedua alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memastikan tetap menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pimpinan di Pemkot Surabaaya hingga akhir masa jabatan, yakni 28 September.
"Selama masih menjabat, kami tidak akan melakukan kampanye dan kami akan bekerja dengan koridor yang sudah ada. Kami akan tetap melakukan tugas sebagaimana biasanya. Kami akan tetap amanah untuk menyelesaikannya," ujar Risma, panggilan Tri Rismaharini, seusai mendaftar di Kantor KPU Surabaya, Jalan Adityawarman, Minggu (26/7/2015).
Risma yang kemarin mengenakan setelan batik merah dipadu celana hitam berharap, pascapendaftaran dirinya ke KPU, ada partai politik (parpol) atau koalisi parpol lain yang ikut mendaftarkan calonnya. Sehingga, tidak akan ada calon tunggal yang dapat mengakibatkan penundaan pilkada.
"Bagaimanapun yang merasakan adalah warga Surabaya. Kami berharap ada calon dari partai lain. Saya harap itu (calon tunggal) tidak terjadi," ujar mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Hingga tadi malam, Koalisi Majapahit beranggotakan enam parpol, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PKS, Partai Demokrat, dan PAN belum mempunyai pasangan calon yang akan diusung dalam Pilkada Surabaya..
"Saya juga berharap ada calon lain agar pilwali bisa berlangsung dan sesuai amanah undang-undang," imbuh Wisnu Sakti Buana.
Ketika mendaftar ke KPU, pasangan yang menyebut sebagai Tri Sakti (Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana) diantar oleh massa PDIP. Keduanya naik becak. Massa membawa berbagai atribut partai bernuansa merah, diiringi tarian Reog Ponorogo. Tidak ketinggalan, puluhan atribut pedagang makanan khas Surabaya, yakni Pecel Semanggi juga diikutkan.
Pasangan yang diusung PDIP itu berjanji tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka selama masih menjabat. Kedua alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memastikan tetap menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pimpinan di Pemkot Surabaaya hingga akhir masa jabatan, yakni 28 September.
"Selama masih menjabat, kami tidak akan melakukan kampanye dan kami akan bekerja dengan koridor yang sudah ada. Kami akan tetap melakukan tugas sebagaimana biasanya. Kami akan tetap amanah untuk menyelesaikannya," ujar Risma, panggilan Tri Rismaharini, seusai mendaftar di Kantor KPU Surabaya, Jalan Adityawarman, Minggu (26/7/2015).
Risma yang kemarin mengenakan setelan batik merah dipadu celana hitam berharap, pascapendaftaran dirinya ke KPU, ada partai politik (parpol) atau koalisi parpol lain yang ikut mendaftarkan calonnya. Sehingga, tidak akan ada calon tunggal yang dapat mengakibatkan penundaan pilkada.
"Bagaimanapun yang merasakan adalah warga Surabaya. Kami berharap ada calon dari partai lain. Saya harap itu (calon tunggal) tidak terjadi," ujar mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Hingga tadi malam, Koalisi Majapahit beranggotakan enam parpol, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PKS, Partai Demokrat, dan PAN belum mempunyai pasangan calon yang akan diusung dalam Pilkada Surabaya..
"Saya juga berharap ada calon lain agar pilwali bisa berlangsung dan sesuai amanah undang-undang," imbuh Wisnu Sakti Buana.
Ketika mendaftar ke KPU, pasangan yang menyebut sebagai Tri Sakti (Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana) diantar oleh massa PDIP. Keduanya naik becak. Massa membawa berbagai atribut partai bernuansa merah, diiringi tarian Reog Ponorogo. Tidak ketinggalan, puluhan atribut pedagang makanan khas Surabaya, yakni Pecel Semanggi juga diikutkan.
(zik)