30.000 Pemudik Bakal Padati Terminal Giwangan
A
A
A
YOGYAKARTA - Lebih dari 30.000 pemudik diprediksi memadati Terminal Induk Giwangan Yogyakarta pada Rabu 15 Juli 2015, besok.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, mereka masih didominasi para perantau dari Jabodetabek.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Induk Giwangan, Nugroho mengatakan, sejak H-7 sampai H-4 data yang masuk di kantornya, rata-rata setiap harinya yang datang ada 24.801 penumpang.
Sementara, mereka yang berangkat ada 31.772 penumpang. "Prediksi kita puncaknya di H-2, Rabu 15 Juli 2015. Penumpang yang datang ke terminal, lebih dari 30.000 orang," kata dia, ditemui, Selasa (14/7/2015).
Menurutnya, dari tahun ke tahun tren mudik memakai bus yang melewati Terminal Induk Giwangan, lebih cenderung stagnan. Bahkan pernah juga mengalami kenaikan.
"Kalau untuk tahun ini masih belum bisa kita pastikan, apakah naik atau turun. Tapi di tahun-tahun sebelumnya lebih cenderung stagnan," tuturnya.
Untuk menyambut para pemudik tersebut, lanjut dia, pihaknya pun telah menyiapkan berbagai fasilitas yang bisa digunakan. Diantaranya seperti ruang laktasi, yaitu untuk ibu menyusui. "Kemudian ada juga ruang tunggu," katanya.
Untuk kebutuhan air bersih pun, pihaknya memastikan para penumpang tak perlu merasa khawatir.
Ada tujuh sumur pompa air dan dibantu dengan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). "Pos kesehatan dan pos keamanan juga telah siap," timpalnya.
Untuk mengatasi sampah pun, pihaknya sudah bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta.
Ada peningkatan pengangkutan, dari yang hari biasanya hanya sekali, untuk H-7 sampai H+7 lebaran ini sampai dua kali per hari. "Petugas dari kita juga setiap kali terlihat kotor langsung dibersihkan," ucapnya.
Dia juga mengimbau kepada para pemudik untuk tetap waspada selama perjalanan, terutama terhadap tindak kriminal.
Seperti pencopetan, pembiusan, dan lainnya. "Jangan lupa pada barang bawaan. Berkali-kali kita dapat laporan kalau ada penumpang yang barang bawaannya, terbawa oleh orang lain. Selain itu juga kalau diberi minum oleh orang tak dikenal, jangan mau," tuturnya.
Prediksi terjadinya puncak arus mudik pada H-2 ini juga dikatakan oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Untuk hari ini (Selasa, 14/7) malah sepi. Menurun jika dibandingkan Sabtu (11/7/2015). Kalau untuk puncaknya, kemungkinan terjadi besok H-2," kata Ketua Organda DIY, Agus Adriyanto.
Sejauh ini, dari pantauannya juga para pemudik yang ramai dari track-track pendek. Seperti Purwokerto, Solo, Surabaya. "Dari Jakarta masih sepi. Kebanyakan dari track pendek," tutur dia.
Masalah armada bus, lanjutnya, dijaminnya aman. Tambahan armada juga telah dikerahkannya sejak H-7 lalu.
"Bus cadangan sudah kita kerahkan secara berkala. Untuk total bus tambahan ini ada sebanyak 746 armada, membackup 440 bus reguler," tandasnya.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, mereka masih didominasi para perantau dari Jabodetabek.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Induk Giwangan, Nugroho mengatakan, sejak H-7 sampai H-4 data yang masuk di kantornya, rata-rata setiap harinya yang datang ada 24.801 penumpang.
Sementara, mereka yang berangkat ada 31.772 penumpang. "Prediksi kita puncaknya di H-2, Rabu 15 Juli 2015. Penumpang yang datang ke terminal, lebih dari 30.000 orang," kata dia, ditemui, Selasa (14/7/2015).
Menurutnya, dari tahun ke tahun tren mudik memakai bus yang melewati Terminal Induk Giwangan, lebih cenderung stagnan. Bahkan pernah juga mengalami kenaikan.
"Kalau untuk tahun ini masih belum bisa kita pastikan, apakah naik atau turun. Tapi di tahun-tahun sebelumnya lebih cenderung stagnan," tuturnya.
Untuk menyambut para pemudik tersebut, lanjut dia, pihaknya pun telah menyiapkan berbagai fasilitas yang bisa digunakan. Diantaranya seperti ruang laktasi, yaitu untuk ibu menyusui. "Kemudian ada juga ruang tunggu," katanya.
Untuk kebutuhan air bersih pun, pihaknya memastikan para penumpang tak perlu merasa khawatir.
Ada tujuh sumur pompa air dan dibantu dengan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). "Pos kesehatan dan pos keamanan juga telah siap," timpalnya.
Untuk mengatasi sampah pun, pihaknya sudah bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta.
Ada peningkatan pengangkutan, dari yang hari biasanya hanya sekali, untuk H-7 sampai H+7 lebaran ini sampai dua kali per hari. "Petugas dari kita juga setiap kali terlihat kotor langsung dibersihkan," ucapnya.
Dia juga mengimbau kepada para pemudik untuk tetap waspada selama perjalanan, terutama terhadap tindak kriminal.
Seperti pencopetan, pembiusan, dan lainnya. "Jangan lupa pada barang bawaan. Berkali-kali kita dapat laporan kalau ada penumpang yang barang bawaannya, terbawa oleh orang lain. Selain itu juga kalau diberi minum oleh orang tak dikenal, jangan mau," tuturnya.
Prediksi terjadinya puncak arus mudik pada H-2 ini juga dikatakan oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Untuk hari ini (Selasa, 14/7) malah sepi. Menurun jika dibandingkan Sabtu (11/7/2015). Kalau untuk puncaknya, kemungkinan terjadi besok H-2," kata Ketua Organda DIY, Agus Adriyanto.
Sejauh ini, dari pantauannya juga para pemudik yang ramai dari track-track pendek. Seperti Purwokerto, Solo, Surabaya. "Dari Jakarta masih sepi. Kebanyakan dari track pendek," tutur dia.
Masalah armada bus, lanjutnya, dijaminnya aman. Tambahan armada juga telah dikerahkannya sejak H-7 lalu.
"Bus cadangan sudah kita kerahkan secara berkala. Untuk total bus tambahan ini ada sebanyak 746 armada, membackup 440 bus reguler," tandasnya.
(sms)