Hari Ini Truk Berat Dilarang Masuk Sleman

Senin, 13 Juli 2015 - 11:09 WIB
Hari Ini Truk Berat...
Hari Ini Truk Berat Dilarang Masuk Sleman
A A A
SLEMAN - Semua jenis kendaraan berat atau roda enam ke atas, selain pengangkut sembako, BBM, dan ternak, mulai hari ini (Senin, 13/7) hingga 19 Juli mendatang atau H+1 Lebaran, dilarang masuk Sleman.

Bagi yang melanggar akan ditindak tegas. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sleman, Agoes Seosilo Endrianto, mengatakan, selain tindak lanjut keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), larangan ini juga guna memperlancar arus lalu lintas di Sleman. Terutama arus mudik, baik dengan tujuan Sleman maupun yang hanya melintas di wilayah ini.

“Karena itu, bagi kendaraan berat yang tetap nekat melintas, akan ditindak tegas,” ujar Agoes, kemarin. Selain itu, kendaraan pengangkut golongan C juga dilarang beroperasi di seluruh wilayah Sleman. Untuk kepentingan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian, mulai dari polres hingga polsek untuk melakukan penindakan. “Masyarakat yang mengetahui pelanggaran ini diminta melaporkan ke kantor polisi terdekat agar segera ditindak,” ucapnya.

Agoes juga menambahkan, untuk memperlancar arus mudik, mulai H-7 hingga H+7, semua jembatan timbang di Sleman ditutup dan fungsinya dialihkan untuk rest area atau tempat istirahat pemudik. Di Sleman ada dua lokasi jembatan timbang, satu di Kalitirto Berbah dan sisanya di Bogem, Tamanmartani, Kalasan. “Kami harapkan bagi pemudikmemanfaatkan rest area tersebut, baik yang memakai kendaraan roda dua maupun roda empat,” sarannya.

Sementara Kanit Dikyasa Sat Lantas Polres Sleman, Ipda Margono, menyatakan, akan menindak tegas kendaraan yang melanggar. Untuk itu, akan digelar patroli rutin guna kepentingan tersebut, khususnya di jam rawan macet. “Kami siap menindak tegas kendaraan yang melanggar,” ucapnya.

Sementara itu, memasuki H-5, arus mudik di jalan nasional di wilayah Kulonprogo mengalami peningkatan. Namun, jumlah peningkatannya masih sangat minim dibanding hari-hari biasa. Jumlah penumpang yang turun di Stasiun Wates juga mengalami kenaikan, meski hanya beberapa persen saja.

“Sudah ada kenaikan (jumlah pemudik), tetapi persentasenya masih sangat kecil,” ucap petugas pemantau arus mudik di Pos Dishubkominfo Kulonprogo, Tri Budiyono, kemarin. Diketahui, pada H-7, jumlah arus selama satu hari mencapai 29.048 kendaraan. Sementara di H-6 meningkat menjadi 32.942 kendaraan baik roda dua ataupun roda empat dan angkutan. Jumlah ini merupakan total kendaraan yang melintas, baik dari arah Yogyakarta menuju Purworejo ataupun sebaliknya. Meski begitu, kendaraan dari arah Purworejo yang lebih mendominasi.

Sementara beberapa plat kendaraan luar daerah seperti Jakarta, Bogor, maupun Bandung, sudah mulai nampak. Begitu pula pemudik dengan sepeda motor, sebagian juga sudah ada yang tiba. “Kami perkirakan peningkatan akan efektif mulai besok (hari ini),” ucapnya. Selama arus mudik dari arus balik, Dishubkominfo membuka layanan pemantauan selama 24 jam nonstop. Mereka mendirikan pos pantauan di depan SPBU Wates.

Sementara di depan Terminal Bus Wates juga dibangun Posko Pelayanan Polres Kulonprogo. lengkap dengan armada mobil ambulans yang disiagakan PMI Kulonprogo. Sementara itu, di Stasiun Wates jumlah pemudik yang memanfaatkan moda transportasi kereta api juga mengalami peningkatan. Sebagian besar penumpang berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya. “Sudah mulai banyak penumpang yang turun tapi masih sedikit,” ujar Mulad, pegawai parkir di halaman stasiun.

Bantul Masih Lengang

Memasuki H-5 Lebaran, arus pemudik yang memasuki wilayah Bantul belum meningkat signifikan. Aparat gabungan yang bersiaga di pintu masuk pun belum menyiapkan skenario memecah arus yang masuk ke kawasan ini. Humas Polsek Sedayu, Inspektur Dua (Ipda) Agus Supraja, menginformasikan hingga kemarin pukul 12.00 WIB, arus mudik yang melintasi wilayah paling barat Bantul belum menunjukkan peningkatan cukup signifikan.

Pos pengamanan Polsek Sedayu mencatat dalam semenit hanya ada 54 kendaraan roda dua yang melintas, sedangkan mobil hanya 23 unit. “Masih didominasi plat AB. Plat luar belum signifikan,” ucapnya, kemarin. Pihaknya memperkirakan kepadatan kendaraan yang melintasi jalan Yogyakarta– Wates ini akan terjadi pada H-3. Pihaknya sudah menyiapkan skenario guna memecah arus jika terjadi kepadatan di sini. Kendaraan pemudik akan dialihkan ke utara melalui Sleman ataupun ke selatan melalui Bantul.

Beberapa rambu pemecah arus telah dipasang seperti di Pertigaan Klangon dan Perempatan Pedes, depan Polsek Sedayu. Apabila terjadi kemacetan, pihaknya bersiap mengalihkan arus mulai di Pertigaan Klangon. “Klangon atau Perempatan Pedes ke kiri atau ke utara melalui Jalan Godean, Sleman. Lalu, perempatan Sedayu ke kanan akan ke Pajangan terus ke Kota Bantul,” papar Agus.

Diketahui, kawasan Wates– Yogyakarta merupakan jalur rawan kecelakaan karena kondisi jalan yang mulus, lebar, dan lurus sering membuat pengendara lengah. Karena itu, di pos pengamanan Polsek Sedayu, petugas selalu mengimbau melalui pengeras suara agar pengendara selalu berhatihati. Sampai kemarin pihaknya baru mencatat satu kecelakaan di depan Kantor PLN Sedayu, Minggu (12/7).

Erfanto linangkung
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7747 seconds (0.1#10.140)