Mudik, Utamakan Keselamatan

Minggu, 12 Juli 2015 - 10:28 WIB
Mudik, Utamakan Keselamatan
Mudik, Utamakan Keselamatan
A A A
MARTAPURA - Masyarakat sudah mulai berbondong-bondong mudik untuk berlebaran di kampung halaman masing-masing.

Pemudik diingatkan tetap mengutamakan keselamatan sehingga dapat berkumpul bersama keluarga -kerabat. Kemarin, pada H-6 Lebaran, volume kendaraan pemudik di ruas Jalinteng dan Jalintim, mulai mengalami kenaikan diba ding kan sehari sebelumnya. Puncak arus mudik diperkirahkan terjadi sore hari ini hingga be berapa hari kedepan seiring telah terjadi kepadatan di Pela buhan Merak.

Tadi malam puluh an ribu kendaraan pemudik baik roda dua dan empat telah memadati Pe labuhan Merak dan diperkirah kan sore hingga malam ini mereka akan memadati Jalinteng dan Jalintim. Salah seorang pemudik dari Ja karta menuju Padang, Sumbar, Effendy yang ditemui tengah beristirahat di OKU Timur kemarin mengatakan, saat ini (sore-tadi malam) pemudik mulai bergerak dan memadati pelabuhan Merak.

Untuk itu, diprediksi pagi ini puluhan ribu pemudik itu telah berlabuh di Lampung dan sore atau malam ini masuk Sumsel (Jalinteng – Jalintim). “Sekarang arah Merak sangat padat dan antre, besok (hari ini) sore pasti padat di Jalintim,” sebutnya. Kapolres OKU Timur AKBP Saut P Sinaga saat melakukan penijauan di Pos PAM membenarkan telah terlihat peningkatan vo lume kendaraan yang melintas di Jalinteng pada H-6 kemarin.

Rata-rata kendaraan yang melintas kendaraan pribadi, bus angkut an penumpang. Sedangkan untuk kendaraan angkutan barang memang masih ada yang melintas tapi tidak terlalu banyak karena memang sudah ada beberapa jenis angkutan barang yang dilarang melintas selama arus mu dik. “Memang jika dibandingkan hari-hari biasa saat ini sudah ada peningkatan volume kendaraan,” jelasnya.

Kapolres menyatakan, meski pun telah terjadi peningkatan, namun kondisi arus lalu lintas te tap lancar. Meskipun begitu, para pemudik tetap diminta waspada dan beristirahat di tempat – tempat yang aman, seperti SPBU dan pos – pos yang telah didirikan. “Pemudik harus jaga kese - hatan, dan usahakan keselamatan dan sampai tujuan, itu yang paling penting,” katanya.

Kepadatan pemudik juga terpantau di moda transportasi air, di bawah Jembatan Ampera Pa lembang, yang menghubungkan daerah-daerah peraian di Sum sel. Kesibukan terpantau baik ke berangkatan menuju wilayah per airan maupun datang ke Palembang. “Yo dek mulai rami, tapi besok sampai tigo atau duo hari sebelum lebaran, tambah padat biasonyo,” ujar Akil, salah seorang juru mudi.

Peningkatan hingga dua kali lipat sudah terjadi di Pelabuhan Tanjung Api – Api. Ratusan kenda raan yang didominasi pribadi ber datangan dari Provinsi Bangka Belitung. Operator penyeberangan telah melakukan berbagai upa ya untuk mengatasi penumpuk an. Diprediksi peningkatan masih akan terjadi hingga beberapa hari kedepan.

Esensi Mudik Perlu Terus Dijaga

Mudik yang dilakukan umat Islam seyogianya tidak dimaknai se kadar acara rutin pulang kampung. Esensi mudik sebagai momen tum memperkuat silaturahmi dan merekatkan ikatan sosial ha rus terus dijaga. “Tradisi mudik jangan hanya sekadar seremonial belaka, tapi juga harus menjadi perjalanan spri tual yang bisa melahirkan nilai-nilai ibadah, baik ibadah sosial maupun ibadah ritual,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasek jen) Majelis Ulama Indonesia, Amirsyah Tambunan kepada KORAN SINDO kemarin.

Menurut Amirsyah, nilai ibadah dalam mudik bahkan tidak hanya sebatas bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat. Didalamnya juga ada kesempatan berbagi, memberi dan bersuka cita bersama. “Lakukan perjalanan mudik yang memberi kesan dan dampak sosial kemasyarakatan. Salah satunya dampak sosial ekonomi masya rakat perdesaan yang secara simultan akan tumbuh,” lanjutnya.

Pengorbanan besar yang dilaku kan saat bermudik seperti harus rela antre dalam kemacetan ken daraan yang panjang atau harus mengeluarkan biaya yang be sar seyogianya tidak sia-sia dengan melupakan nilai-nilai ibadah di dalamnya. Amirsyah menambahkan makna mudik juga sebaiknya bisa dijadikan sebagai momentum untuk berhijrah, baik dalam arti fisik maupun ritual, yakni kembali ke arah yang lebih baik dengan mengamalkan amar maruf nahi munkar.

“Perlu memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah syariah dan ukhuwah wathoniah. Karena itu tidak elok kalau ada orang mudik tapi kewajiban se perti salat ditinggalkan,” ucapnya. Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Musni Umar melihat nilai religi memang cukup kental dalam proses mudik yang dilakukan umat Islam setiap tahunnya.

Hal itu bisa dilihat dari ke giatan yang lazim dilakukan masyarakat ketika sampai di kam pung halaman, misalnya mela kukan ziarah kubur, sungkem kepada orangtua, dan bersilaturahmi dengan kerabat. Dari aspek sosiologis, Musni mengatakan makna yang bisa dipetik dari kegiatan mudik adalah terjalinnya hubungan yang lebih intens antarmasyarakat setelah sebelumnya renggang karena dipisahkan jarak. “Muncul kebersamaan dengan keluarga satu kampung, tumbuh rasa persatuan dan kesatuan,” tuturnya.

Dari aspek ekonomi, kata dia, mudik juga memberikan manfaat nyata. Dengan distribusi uang yang dibawa jutaan pemudik ke kampung halaman masing-masing akan menimbulkan pemerataan dan orang di kampung akan merasakan manfaatnya. Selain itu juga ada nilai budaya yang dikembangkan dari pemudik, yakni budaya gotong royong.

Solidaritas dan semangat kebersamaan seketika terbangun saat pro ses mudik tengah berlangsung, baik dalam perjalanan maupun saat pemudik sudah tiba di tu juan. “Ini sebenarnya bisa dida ya gunakan, direkayasa untuk mempersatukan keanekaraga man di masyarakat,” ujarnya.

Dadang d/Berli z/ Dian ramdhani
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0972 seconds (0.1#10.140)