Lontong Kari Medan Kaya Nutrisi
A
A
A
LONTONG kari atau lontong sayur yang satu ini beda rasanya. Di Kota Bandung lontong medan pamornya belum begitu populer. Tapi di Tanah Karo makanan ini jadi primadona terutama saat sarapan. Berkuah pekat, kaya rempah, dan gurih menjadi daya tarik dari olahan ini.
Termasuk bagi Anda orang Medan yang bermukim di Bandung, lontong ini bisa mengobati kerinduan akan santapan khas setempat. Meski konsepnya masih sebatas kedai kecil, cita rasa olahan ini tak pernah mengecewakan lidah. Rasanya tetap lezat, autentik dan sanggup menjawab rasa lapar karena porsinya yang besar.
Salah satunya Tagor Lubis yang merintis sebuah kedai sederhana di depan kampus Universitas Padjadjaran Bandung. Tagor memberi nama tempat makannya Kedai Lontong Medan Ka’ Zahra. Dia sengaja mengusung konsep kedai karena ingin memertahankan nuansa sederhana, seperti khasnya kaki lima. Sepiring lontong medan disajikan unik dan menggoda selera. Di kedai ini menu ini dihidangkan dari dua jenis bahan, yakni potongan lontong serta kuah sayur kaya bumbu.
Lontong dibuat dari adonan nasi yang dibungkus daun pisang lalu dikukus selama beberapa jam sampai teksturnya kenyal dan padat. Sementara kuahnya diracik dari campuran sayur lodeh, wortel, labu siam, kacang panjang, dan sedikit nangka yang disatukan melalui bumbu santan. Meski menggunakan santan kental, kuah lontong ala Medan kaya nutrisi. Di dalamnya terdapat aneka ragam sayuran yang menyehatkan. Tak hanya cocok disantap di pagi hari, menu ini juga mengenyangkan untuk dijadikan makan siang atau malam karena di tempat yang sama disediakan aneka pelengkap yang biasa menemani sepiring lontong medan.
“Sama seperti di kampung halaman, saya juga membuat lontong medan yang bumbunya mengikuti resep keluarga. Bahkan ada beberapa rempah dan bahan yang didatangkan langsung dari Medan. Pokoknya rasa dan suasana harus mengobati rasa kangen orang Sumatra yang tinggal di Bandung,” ujar Tigor.
Menurut Tigor, varian lontong ala Sumatera ini beda dari jenis olahan lainnya karena bumbubumbunya sangat identik dengan rempah. Lontong ini menjadi spesial karena menggunakan tauco dan ikan teri yang di kirim langsung dari Medan. Tak salah, ketika racikan aneka sayur, tauco, dan ikan terinya dimasak dalam kuah santan, alhasil kuah ini menghasilkan cita rasa yang gurih, unik di lidah, dan membuat ketagihan.
“Bagi penyuka sayuran, lontong ini juga cocok karena di dalamnya banyak variasinya. Seperti halnya di Medan, saya juga menambahkan tauco dan ikan teri. Santannya juga harus segar, dan rempahnya komplet,” tambahnya. Tak hanya lontong Medan, di lokasi yang sama Tigor juga mengenalkan olahan khas lainnya, nasi gurih medan. Makanan ini masih menggunakan bahan dasar beras yang diolah dengan komposisi bumbu semacam nasi uduk. Bedanya, nasi gurih lebih banyak menggunakan santan dan rempah-rempah.
Dalam sepiring, nasi gurih biasa bersanding dengan olahan bihun, sambal, sambal goreng tempe kacang teri, dan tauco. Jelas Tigor, baik lontong medan dan nasi gurih medan, kombinasi menunya dapat di tambah dengan berbagai pelengkap tambahan. Sebut saja perkedel, rendang, telur, ikan, kerupuk dan masih banyak lagi.
“Makan di sini juga jangan lupa pesan minuman khasnya. Misalnya sirup kurnia, markisa, jus martabe atau markisa dan terong belanda, minuman saparila cap badak, dan kopi sidikalang. Istimewanya, sebagian besar bahan minuman juga di kirim langsung dari Medan. Termasuk cemilan tradisionalseperti risol, lupis, nasi jaha, dan lainnya semakin memanjakan lidah,” tandasnya.
Semua racikan makanan ini tidak menggunakan penguat rasa atau vetsin. Untuk mendapatkan rasa terbaik, semua bumbu makanan dipetik dari bahan alami dan dimasak dengan metode tradisional sesuai resep leluhur.
Dini budiman/M8
Termasuk bagi Anda orang Medan yang bermukim di Bandung, lontong ini bisa mengobati kerinduan akan santapan khas setempat. Meski konsepnya masih sebatas kedai kecil, cita rasa olahan ini tak pernah mengecewakan lidah. Rasanya tetap lezat, autentik dan sanggup menjawab rasa lapar karena porsinya yang besar.
Salah satunya Tagor Lubis yang merintis sebuah kedai sederhana di depan kampus Universitas Padjadjaran Bandung. Tagor memberi nama tempat makannya Kedai Lontong Medan Ka’ Zahra. Dia sengaja mengusung konsep kedai karena ingin memertahankan nuansa sederhana, seperti khasnya kaki lima. Sepiring lontong medan disajikan unik dan menggoda selera. Di kedai ini menu ini dihidangkan dari dua jenis bahan, yakni potongan lontong serta kuah sayur kaya bumbu.
Lontong dibuat dari adonan nasi yang dibungkus daun pisang lalu dikukus selama beberapa jam sampai teksturnya kenyal dan padat. Sementara kuahnya diracik dari campuran sayur lodeh, wortel, labu siam, kacang panjang, dan sedikit nangka yang disatukan melalui bumbu santan. Meski menggunakan santan kental, kuah lontong ala Medan kaya nutrisi. Di dalamnya terdapat aneka ragam sayuran yang menyehatkan. Tak hanya cocok disantap di pagi hari, menu ini juga mengenyangkan untuk dijadikan makan siang atau malam karena di tempat yang sama disediakan aneka pelengkap yang biasa menemani sepiring lontong medan.
“Sama seperti di kampung halaman, saya juga membuat lontong medan yang bumbunya mengikuti resep keluarga. Bahkan ada beberapa rempah dan bahan yang didatangkan langsung dari Medan. Pokoknya rasa dan suasana harus mengobati rasa kangen orang Sumatra yang tinggal di Bandung,” ujar Tigor.
Menurut Tigor, varian lontong ala Sumatera ini beda dari jenis olahan lainnya karena bumbubumbunya sangat identik dengan rempah. Lontong ini menjadi spesial karena menggunakan tauco dan ikan teri yang di kirim langsung dari Medan. Tak salah, ketika racikan aneka sayur, tauco, dan ikan terinya dimasak dalam kuah santan, alhasil kuah ini menghasilkan cita rasa yang gurih, unik di lidah, dan membuat ketagihan.
“Bagi penyuka sayuran, lontong ini juga cocok karena di dalamnya banyak variasinya. Seperti halnya di Medan, saya juga menambahkan tauco dan ikan teri. Santannya juga harus segar, dan rempahnya komplet,” tambahnya. Tak hanya lontong Medan, di lokasi yang sama Tigor juga mengenalkan olahan khas lainnya, nasi gurih medan. Makanan ini masih menggunakan bahan dasar beras yang diolah dengan komposisi bumbu semacam nasi uduk. Bedanya, nasi gurih lebih banyak menggunakan santan dan rempah-rempah.
Dalam sepiring, nasi gurih biasa bersanding dengan olahan bihun, sambal, sambal goreng tempe kacang teri, dan tauco. Jelas Tigor, baik lontong medan dan nasi gurih medan, kombinasi menunya dapat di tambah dengan berbagai pelengkap tambahan. Sebut saja perkedel, rendang, telur, ikan, kerupuk dan masih banyak lagi.
“Makan di sini juga jangan lupa pesan minuman khasnya. Misalnya sirup kurnia, markisa, jus martabe atau markisa dan terong belanda, minuman saparila cap badak, dan kopi sidikalang. Istimewanya, sebagian besar bahan minuman juga di kirim langsung dari Medan. Termasuk cemilan tradisionalseperti risol, lupis, nasi jaha, dan lainnya semakin memanjakan lidah,” tandasnya.
Semua racikan makanan ini tidak menggunakan penguat rasa atau vetsin. Untuk mendapatkan rasa terbaik, semua bumbu makanan dipetik dari bahan alami dan dimasak dengan metode tradisional sesuai resep leluhur.
Dini budiman/M8
(ars)