Populasi Badak Jawa di Ujung Kulon Tinggal 57 Ekor
A
A
A
SERANG - Jumlah populasi badak Jawa atau rhinoceros sondaicus, di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang, Banten, hasil monitoring pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 57 ekor.
Berdasarkan data Balai Taman Nasional Ujung Kulon, jumlah populasi badak Jawa tahun 2014, berdasarkan monitoring dengan menggunakan 100 kamera video trap yang dipasang sejak Februari hingga Desember 2014, menghasilkan total 12.016 klip video.
Sebanyak 570 klip video di antaranya terekam badak Jawa, dan hasil identifikasi dapat dihitung sebanyak 57 ekor terdiri dari 31 berjenis kelamin jantan, dan betina 26 ekor, termasuk satu badak jantan masih anak-anak dan tiga anak betina.
"Dari tahun 2011-2013 jumlahnya ada 60 individu. Lalu 2014 terekam hanya satu individu baru. Sementara tahun 2014, ada empat ekor badak mati, jadi totalnya sekarang ada 57 individu," kata Kepala TNUK Banten Mochamad Haryono, kepada wartawan, di Kota Serang, Selasa (7/7/2015).
Ditambahkan dia, untuk membedakan badak, pihaknya menggunakan proses identifikasi dengan ukuran bentuk dan posisi cula, kerut kulit disekitar mata, kerut wajah, lipatan leher, posisi dan bentuk telinga, cacat, luka, dan warna kulit.
"Hasilnya, perbedaan jumlah individu jantan dengan betina, di Taman Nasional Ujung Kulon adalah satu berbading 0,84. Ini menunjukan bahwa populasi badak Jawa masih mengalami perkembangbiakan secara alami walaupun sangat lambat," jelasnya.
Tim yang diterjunkan untuk melakukan monitoring badak Jawa ini sebanyak empat tim yang dinamanakan Tim Rhino Monitoring Unit yang di dalamnya ada satu petugas balai dan tujuh warga untuk melakukan monitoring setiap bulannya.
"Kami juga siapkan satu Tim Rhino Healthy Unit untuk meningkatkan upaya penanganan terkait kondisi kesehatan badak Jawa, khusunya identifikasi penyebab kematian badak, serta antisipasi penularan penyakit terhadap badak Jawa," ungkapnya.
Berdasarkan data Balai Taman Nasional Ujung Kulon, jumlah populasi badak Jawa tahun 2014, berdasarkan monitoring dengan menggunakan 100 kamera video trap yang dipasang sejak Februari hingga Desember 2014, menghasilkan total 12.016 klip video.
Sebanyak 570 klip video di antaranya terekam badak Jawa, dan hasil identifikasi dapat dihitung sebanyak 57 ekor terdiri dari 31 berjenis kelamin jantan, dan betina 26 ekor, termasuk satu badak jantan masih anak-anak dan tiga anak betina.
"Dari tahun 2011-2013 jumlahnya ada 60 individu. Lalu 2014 terekam hanya satu individu baru. Sementara tahun 2014, ada empat ekor badak mati, jadi totalnya sekarang ada 57 individu," kata Kepala TNUK Banten Mochamad Haryono, kepada wartawan, di Kota Serang, Selasa (7/7/2015).
Ditambahkan dia, untuk membedakan badak, pihaknya menggunakan proses identifikasi dengan ukuran bentuk dan posisi cula, kerut kulit disekitar mata, kerut wajah, lipatan leher, posisi dan bentuk telinga, cacat, luka, dan warna kulit.
"Hasilnya, perbedaan jumlah individu jantan dengan betina, di Taman Nasional Ujung Kulon adalah satu berbading 0,84. Ini menunjukan bahwa populasi badak Jawa masih mengalami perkembangbiakan secara alami walaupun sangat lambat," jelasnya.
Tim yang diterjunkan untuk melakukan monitoring badak Jawa ini sebanyak empat tim yang dinamanakan Tim Rhino Monitoring Unit yang di dalamnya ada satu petugas balai dan tujuh warga untuk melakukan monitoring setiap bulannya.
"Kami juga siapkan satu Tim Rhino Healthy Unit untuk meningkatkan upaya penanganan terkait kondisi kesehatan badak Jawa, khusunya identifikasi penyebab kematian badak, serta antisipasi penularan penyakit terhadap badak Jawa," ungkapnya.
(san)