Penukaran Uang Baru Tuai Keluhan
A
A
A
KULONPROGO - Penukaran uang cetakan baru yang dilaksanakan oleh Bank BPD DIY di halaman Pemkab Kulonprogo dikeluhkan masyarakat.
Pelayanan penukaran sempat molor dua jam dari jadwal yang telah ditentukan. Bahkan banyak warga yang kecele karena terlanjut antre tetapi uangnya sudah habis. Penukaran uang ini dibuka kepada masyarakat umum selama tiga hari. Penukaran dilayani melalui loket khusus di mobil ATM online. Sebelum dibuka, masyarakat sudah antre di halaman pemkab. Sedangkan mobil layanan datang terlambat. “Jadwalnya pukul 08.00 WIB, tetapi pukul 10.00 WIB baru datang,” kata Suryadi, salah seorang warga.
Pada penukaran ini pun suasana cukup semrawut, karena petugas hanya membuka satu loket. Masyarakat terpaksa berjubel dan tidak ada nomor urut yang disiapkan oleh petugas. Warga harus berpanas-panasan di bawah terik matahari untuk mendapatkan uang pecahan baru. Warga juga mengeluhkan paketan uang yang dianggap terlalu besar. Bank BPD menyiapkan satu paket senilai Rp3,7 juta.
Hal ini membuat warga yang menukarkan uang di bawah ketentuan harus patungan. Mereka pun kembali membagikan uang setelah penukaran kelar. Bank BPD juga tidak begitu siap dalam menangani penukaran ini. Terbukti menjelang siang, uang pecahan Rp10.000 sudah habis begitu pula ketika masyarakat masih antre, ternyata uangnya juga sudah habis.
“Jelas sangat kecewa, tadi sudah antre panas-panasan, malah uangnya habis,” tutur Suprapti. Dia berharap penukaran ini dilayani melalui beberapa loket. Antrean juga ditentukan dengan nomor urut. Sehingga warga bisa berteduh sembari menunggu nomor panggilan. Begitu juga paket penukaran juga harus lebih kecil. “Mungkin paketannya di bawah dua juta,” ujarnya.
Penukaran kemarin juga diwarnai adanya insiden perhitungan oleh teller yang tidak cermat. Seorang warga menukarkan uang dalam dua paketan. Uang itu pun sudah dihitung oleh teller penerima. Belakangan jumlahnya tidak pas dan ada kekurangan Rp500.000. “Tadi teman saya ini ambil dua paket, katanya setelah dihitung kurang. Padahal uang itu awalnya telah diterima teller dan dihitung,” ujar Daryono, warga yang lain.
Sejumlah pegawai Bank BPD DIY Cabang Wates yang menangani penukaran uang tidak bersedia memberikan keterangan terkait kesiapan dan permasalahan yang ada. Bahkan pimpinan kantor kas yang ada di kompleks pemkab pun tidak berada di tempat.
Kuntadi
Pelayanan penukaran sempat molor dua jam dari jadwal yang telah ditentukan. Bahkan banyak warga yang kecele karena terlanjut antre tetapi uangnya sudah habis. Penukaran uang ini dibuka kepada masyarakat umum selama tiga hari. Penukaran dilayani melalui loket khusus di mobil ATM online. Sebelum dibuka, masyarakat sudah antre di halaman pemkab. Sedangkan mobil layanan datang terlambat. “Jadwalnya pukul 08.00 WIB, tetapi pukul 10.00 WIB baru datang,” kata Suryadi, salah seorang warga.
Pada penukaran ini pun suasana cukup semrawut, karena petugas hanya membuka satu loket. Masyarakat terpaksa berjubel dan tidak ada nomor urut yang disiapkan oleh petugas. Warga harus berpanas-panasan di bawah terik matahari untuk mendapatkan uang pecahan baru. Warga juga mengeluhkan paketan uang yang dianggap terlalu besar. Bank BPD menyiapkan satu paket senilai Rp3,7 juta.
Hal ini membuat warga yang menukarkan uang di bawah ketentuan harus patungan. Mereka pun kembali membagikan uang setelah penukaran kelar. Bank BPD juga tidak begitu siap dalam menangani penukaran ini. Terbukti menjelang siang, uang pecahan Rp10.000 sudah habis begitu pula ketika masyarakat masih antre, ternyata uangnya juga sudah habis.
“Jelas sangat kecewa, tadi sudah antre panas-panasan, malah uangnya habis,” tutur Suprapti. Dia berharap penukaran ini dilayani melalui beberapa loket. Antrean juga ditentukan dengan nomor urut. Sehingga warga bisa berteduh sembari menunggu nomor panggilan. Begitu juga paket penukaran juga harus lebih kecil. “Mungkin paketannya di bawah dua juta,” ujarnya.
Penukaran kemarin juga diwarnai adanya insiden perhitungan oleh teller yang tidak cermat. Seorang warga menukarkan uang dalam dua paketan. Uang itu pun sudah dihitung oleh teller penerima. Belakangan jumlahnya tidak pas dan ada kekurangan Rp500.000. “Tadi teman saya ini ambil dua paket, katanya setelah dihitung kurang. Padahal uang itu awalnya telah diterima teller dan dihitung,” ujar Daryono, warga yang lain.
Sejumlah pegawai Bank BPD DIY Cabang Wates yang menangani penukaran uang tidak bersedia memberikan keterangan terkait kesiapan dan permasalahan yang ada. Bahkan pimpinan kantor kas yang ada di kompleks pemkab pun tidak berada di tempat.
Kuntadi
(ars)