Kehilangan Istri dan Tiga Anak Tercinta

Jum'at, 03 Juli 2015 - 08:38 WIB
Kehilangan Istri dan Tiga Anak Tercinta
Kehilangan Istri dan Tiga Anak Tercinta
A A A
Tragedi jatuhnya Pesawat Hercules C- 130, Selasa (30/6), menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak, terutama keluarga, seperti yang dirasakan Pembantu Letnan Dua (Pelda) Sumrizal Lubis.

Kejadian tragis itu membuat dia harus kehilangan empat anggota keluarganya sekaligus, yakni istrinya, Atiah Rustiati, 37; dua putrinya Arika LH Lubis, 15, dan Melita Dewi Lubis, 12; serta putranya Juvansyah AR Lubis, 7.

Sumrizal terkejut luar biasa dan seakan masih tidak bisa percaya keluarga yang dicintainya pergi untuk selamanya bersama penumpang pesawat Hercules yang jatuh di permukiman warga di Jalan Djamin Ginting Km 10, Kelurahan Simpang Selayang, Medan Tuntungan, tiga hari lalu.

Saat ditemui di rumahnya di Jalan Rajawali Kelurahan Sei Sekambing B, Medan Sunggal, Kamis (2/7) siang, Sumrizal masih enggan berbicara. Di bangku teras rumahnya di bawah pohon mangga, sesekali Sumrizal yang mengenakan lobe warna coklat terlihat termenung. Rekan-rekan seprofesinya duduk di samping Sumrizal berusaha menguatkan sehingga dia sabar menerima cobaan berat itu. Di dalam rumah, sanak keluarga dan para tetangga telah berkumpul.

Rekanrekan seprofesi Pelda Sumrizal Lubis pun tampak silih berganti mendatangi kediamannya. Begitu juga puluhan siswa teman ketiga anaknya tampak berkumpul di rumah itu. Semua tampak berduka memandang Arika, adiknya, serta ibunya, yang terbujur kaku dalam peti jenazah.

Doadoa pun dilantunkan agar arwah ketiganya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Salah satu teman sekolah mendiang Arika dari Yayasan Pendidikan Angkasa, Indah mengatakan, Senin (29/7) sebelum naik pesawat nahas itu, Arika sempat bertemu dengan teman-temannya di sekolah. Saat itu Arika segera duduk di kelas II SMA pamit ke Tanjung Pinang untuk melihat neneknya yang sedang sakit.

“Katanya mau melihat neneknya yang sakit di sana, tapi malah pamit pergi selama-lamanya kepada kami,” ungkap Indah dan Cindy, teman karib Arika. Meskipun tidak menyangka itu akan menjadi pertemuan terakhir dengan temannya, Indah merasa ada pemandangan tak bisa ketika masih bertemu dengan Arika. Di sekolah tak biasa Arika menyantap mi dengan porsi cabai cukup banyak.

“Itulah mungkin yang menjadi firasat bagi kami sebelum dia meninggal,” ujarnya. Indah pertama sekali mengetahui kabar duka tersebut saat menonton televisi mengenai jatuhnya pesawat Hercules yang ditumpangi Arika. Dia dan teman-temannya lantas saling berkomunikasi dan sempat datang ke lokasi kejadian memastikan berita itu. “Tapi kami enggak bisa apa-apa. Kami nggak pernah terpikir kalau Arika akan pergi selamalamanya,” ujar Indah.

Hingga kemarin sore, personel dari Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo menyebutkan, masih mencari keberadaan jasad anak terakhir Pelda Sumrizal, Juvansyah. Sementara ketiga jenazah rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Klambir V, Medan Sunggal.

Sang Istri Bersimpuh di Pusara Kapten Sandy

Sementara itu, jenazah pilot Pesawat Hercules C-130 Kapten Penerbang Sandy Permana, 30, kemarin pagi, dimakamkan dengan penghormatan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Semarang.

Prosesi pemakaman penerbang kelahiran Bangka Barat, 27 Desember 1984, ini dipimpin Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo Kolonel Haris Haryanto berlangsung khidmat, dihadiri keluarga, kerabat, maupun rekannya. Sebelum dimakamkan, peti jenazah ditutup bendera Merah Putih dan diiringi tembakan salvo penghormatan.

“Ini peristirahatannya yang terakhir. Ini sebagai penghormatan dan penghargaan pemerintah atas jasa dan pengorbanan almarhum selama hidupnya. Kapten Sandy gugur saat bertugas. Ini kehendak Tuhan. Kita sebagai umat beragama harus ikhlas menerimanya,” kata Kolonel Haris. Istri almarhum, Fitriana Hapsari, tak kuasa menahan kesedihan.

Ia bersimpuh dan menangis terisak-isak di pusara suaminya sembari menabur bunga. Tak lupa dia juga mencium nisan makam Kapten Sandy yang meninggalkan dia dan dua putri yang masih kecil. Sebelum dimakamkan, jenazah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 2005 itu diterbangkan dari Malang.

Sekitar pukul 07.00 WIB, jenazah tiba di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, dan langsung dibawa ke rumah duka di Kompleks Perumahan Tulus Harapan 13 Blok B13 nomor 10-13, Sendang Mulyo, Kota Semarang.

Dody Ferdiansyah/ Eka Setiawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5035 seconds (0.1#10.140)