Kalah Bersaing, PSK Pindah ke Bantul

Jum'at, 03 Juli 2015 - 04:00 WIB
Kalah Bersaing, PSK...
Kalah Bersaing, PSK Pindah ke Bantul
A A A
BANTUL - Belakangan, banyak Pekerja Seks Komersial (PSK) wajah baru yang buka praktik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal itu diakui Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul Hernawan Setiaji.

Menurutnya, wajah baru tersebut pindahan dari lokalisasi di Kota Yogyakarta dan bahkan dari lokalisasi yang telah ditutup seperti Dolly, Surabaya. Mereka pindah ke Bantul karena kalah saing dengan PSK yang lebih muda.

"Namun jangan salah, yang muda di sini (Bantul) juga ada," ujarnya, Kamis (2/7/2015).

Setelah mencermati perilaku PSK selama ini, PSK yang ada di Bantul biasanya datang dari Kota Yogyakarta. Tujuan pertama PSK tersebut adalah di kawasan objek wisata Parangtritis. Setelah lama di Bantul mereka lalu pindah ke barat. Semakin lama, para PSK bergeser ke arah barat, yaitu ke arah Pantai Pandansimo.

Namun, kata Hernawan, jumlah PSK terus berkurang dari waktu ke waktu. Hernawan mengklaim hampir semua PSK yang ada di Bantul merupakan pendatang alias dari luar DIY. PSK ini datang dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan ada yang dari Jawa Barat. Sementara, warga DIY hanya segelintir orang dan merupakan pemain lama.

"Mereka datang karena sudah terdesak alias kalah saing (di tempat lama)," terangnya.

Menurut Hernawan, selama bulan puasa ini, pihaknya sering ke Pantai Selatan yang dijadikan tempat mangkal PSK dari perbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul hingga Pantai Pandansimo. Tak hanya sekali, beberapa kali pihaknya telah menyambangi tempat mangkal PSK. Namun, masih ada saja yang mangkal meskipun tidak ada pelanggannya.

"Untuk menjeratnya dengan Perda (Peraturan Daerah) Prostitusi memang cukup sulit karena harus ada beberapa hal yang harus terpenuhi. Untuk itu, nanti kami akan razia menggunakan perda lama tinggal," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul, Bambang Legowo mengatakan, untuk mengatasi praktik prostitusi memang cukup sulit. Kendati sudah berkali-kali dirazia, selalu saja para PSK tersebut datang lagi. Perlu peran masyarakat sekitar untuk menghilangkan praktik prostitusi ini.

"Kalau masyarakat tidak mengizinkan tentu tidak akan ada prostitusi. Makanya sekarang saya bentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) untuk 'memerangi PSK' di masyarakat," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1122 seconds (0.1#10.140)