4 Personel Lanud Sulaiman Gugur

Kamis, 02 Juli 2015 - 08:11 WIB
4 Personel Lanud Sulaiman Gugur
4 Personel Lanud Sulaiman Gugur
A A A
BANDUNG - Empat anggota Depo Pemeliharaan (Depohar) 70 dari Satuan Pemeliharaan (Sathar) 71 Lanud Sulaiman gugur dalam kecelakaan Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6).

Keempat korban itu antara lain, Serka Kaliman, 44; Serka Sutrisno, 31; Lettu Lek Rahmat Shamdany, 27; dan Sertu Aang Subarya, 43. Danlanud Su laiman Kolonel Pnb Olot Dwi Cahyono mengatakan, ke empat prajurit TNI AU itu menjadi penumpang pesawat Hercules nahas karena melak sanakan tugas menuju Lanud Tanjung Pinang, Riau sebagai teknisi Ground Support Equip ment (GSE) atau ban tuan pe meliharaan lapangan.

“Kami dari Lanud Sulaiman turut berbela sungkawa atas kejadian di Lanud Suwondo, Medan. Empat anggota kami berada di dalam pesawat yang mengalami musibah tersebut,” kata Olot kepada wartawan kema rin. Olot mengemukakan, pemulangan jenazah dari Medan, akan dilakukan secepatnya. Na mun pihaknya belum menge ta hui kepastian waktunya. Dari Medan, keempat jenazah akan dibawa terlebih dahulu ke La nud Halim Per danakusuma, Jakarta.

Rencananya keempat jenazah anggota Lanud Sulaiman yang menjadi korban kece la ka - an pesawat Hercules C-130 di Me dan akan dimakamkan di beberapa daerah.”Secepatnya untuk pemulangan jenazah tergantung kondisi disana (Medan). Kami juga belum tahu,” ungkap Olot. Menurut Danlanud, keempat jenazah akan dimakamkan sesuai permintaan keluarga. Dua orang akan dimakamkan di Bandung, yakni Serka Kaliman dan Serka Aang. Sedangkan dua anggota lain, Lettu Lek Rahmat akan dimakamkan di Nanggroe Aceh Daarussalam (NAD) dan Serka Sutrisno di Solo, Jawa Tengah.

Dalam waktu dekat keempat anggota Lanud Sulaiman itu akan diberikan kenaikan pangkat karena meninggal saat menjalankan tugas.”Akan ada kenaikan pangkat anumerta. Karena mereka meninggal saat me laksanakan operasi,” ujar Dan lanud. Selain itu, Olot menam bahkan, TNI AU akan memerhatikan keluarga korban termasuk pendidikan anak-anaknya. Apalagi putra-putri Serka Sut ris no baru berusia dua bulan.

“Inti nya, kami dari instansi tempat di mana anggota yang menjadi korban bertugas tentu tidak akan melepaskan perhatian ke pada keluarganya. Kan putra-putrinya masih kecil,” tutur Olot.

Suasana Haru

Keharuan tampak menyelimuti kediaman keluarga korban Serka Kaliman di Kompleks Lanud Sulaiman, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, kemarin. Kalino, 50, kakak dari Serka Kaliman, mengaku, tak menyangka jika al marhum meninggal dunia saat melaksanakan tugas. Bahkan keluarga sempat tak percaya dengan kabar duka itu. Sekitar pukul 12.30 WIB, Kalino mendapat kabar melalui telefon selulernya bahwa Kaliman mengalami kecelakaan. Kalino diminta mencari tahu kebenaran kabar itu oleh istri almarhum Yumrolis Solikah. Ak hirnya kepastian kabar itu diperoleh dari kesatuan almarhum. Kaliman, ujar Kalino, merupakan teknisi di Lanud Sulaiman sejak 1990.

“Dia putra keem pat dari lima saudara. Saya ter akhir berkomunikasi dengan almarhum sekitar sebulan lalu,” ungkap Kalino di temui di rumah duka, kemarin. Almarhum meninggalkan satu istri dan dua orang anak yakni Gilam Ardhan Putra Pratama, 18, dan Ardyaratna Dealuti, 12. Sosok sang adik di mata Kalino merupakan orang yang tegas dan baik. Selama bertugas juga tidak pernah melakukan pelanggaran.

“Istri almarhum masih shock sampai sekarang belum bisa ditanya apapun. Belum ada in formasi juga terkait waktu kedatangan jenazah tapi kemungkinan dimakamkan di Bandung,” ujar dia. Suasana sama tampak di kediaman almarhum Sertu Aang Subarya di Jalan Babakan Cianjur, RT 02/07, Kelurahan Cam paka, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Daliah, 37, harus menanggung ketiga anaknya, Arif Gustiawan, 17, Nisa Kania Barkah, 14, Muhamad Dadan Ramdani, 8, setelah suaminya Sertu Aang Subarya gugur dalam kecelakaan pesawat Hercule C-130. Warga datang silih berganti ke rumah duka untuk mengucapkan doa dan bela sungkawa.

Selain menjadi kepala rumah tangga, korban dikenal religius ini juga menjadi panutan bagi warga sekitar. Asep, 40, kakak dari istri korban Daliah, mengatakan, Sertu Aang Subarya telah bertugas di Depo Pemeliharaan 70 Sathar 71 Lanud Sulaiman selama 20 tahun. Kepastian bahwa Aang gugur di Medan dalam kecelakaan pesawat Hercules diterima keluarga setelah anggota TNI AU dari Lanud Sulaiman da tang ke rumah duka.

“Salah seorang anggota dari Lanud Sulaiman datang ke rumah saya. Matanya berkaca-kaca memberitahu kabar kematian adik ipar saya (Aang),” ujar Asep. Menurut dia, pihak keluarga telah menyimpan firasat sebelum kecelakaan itu terjadi. Sebelum berangkat tugas Senin (29/6), Aang memeriksa rapor sekolah kedua anaknya dengan detail.

Firasat lainnya, sebelum berangkat korban sempat mengatakan kepada keluarga tentang kondisi pesawat. Jika pesawatnya bagus akan kembali cepat, tapi kalau jelek, bisa menghabiskan waktu selama satu bulan. “Korban jarang-jarang me meriksa rapot anak-anaknya bahkan dia (korban) menasehati anaknya untuk mening - katkan belajar nya,” ungkap dia.

Jumlah Korban Lebih dari 141 Orang

Jumlah korban jatuhnya pesawat Hercules C130 jatuh di kawasan Jalan Djamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, di pastikan bertambah. Berdasar hasil evakuasi, korban tewas yang ditemukan mencapai lebih dari 140 orang. Jumlah ini jauh melampaui penghitungan awal yang menyebut korban tewas sebanyak 121 orang, dengan rincian 113 awak dan penumpang Hercules, dan sisanya delapan orang pekerja pengobatan tradisional Ou kup BS yang tertimpa pesawat nahas.

Bertambahnya korban disam paikan langsung Kepala Staff TNI AU Agus Supriatna yang menyebut, dari 141 kantung jenazah yang ditemukan, 91 jenazah utuh dan 50 potongan badan. Data yang sama juga disampaikan Wakil Ketua Tim DVI Polda Sumut, Kombes Didiet Setioboedi. Menurut dia, dari 142 kantung jenazah, 139 jenazah utuh, dan dua potongan badan.

Basarnas Sumut juga memastikan tim evakuasi menemukan 141 jenazah yang masih utuh dan potongan tubuh manusia yang dimasukkan dalam sembilan kantong jenazah. Sedangkan dari posko antem mortem, jumlah kantung jenazah yang diterima tim DVI dari TKP sebanyak 142 kantung dengan rincian 135 jenazah utuh dan tujuh potongan badan. Siapa lagi yang turut menjadi korban, apakah masih penum pang pesawat Hercules yang tidak terdata atau warga Medan nahas yang kebetulan ber ada di lokasi jatuhnya pesawat.

Data yang ada di lapangan masih simpang siur. Na mun Kepala Basarnas Sumut Rochmali, memastikan penambahan korban berasal dari warga yang berada di lokasi kejadian. “Data yang kami temukan itu, 113 orang yang ada dalam pesawat dan 28 orang warga sekitar. Untuk selanjutnya, seperti melakukan identifikasi itu tugasnya tim DVI, kalau Basarnas hanya mencari, menolong, dan mengevakuasi,” tegas Rochmali.

Agus Supriatna menampik spekulasi Hercules jatuh karena berpenumpang banyak atau kelebihan kapasitas. Menurut dia, pesawat angkut jenis Hercules C-130 tersebut mampu membawa penumpang dan barang dengan total keseluruhan hingga 135 ton. Sementara yang ada dalam pesawat hanya 122 orang termasuk kru pesawat. Rinciannya, 39 orang anggota TNI, terdiri dari 33 TNI AU dan 6 orang TNI AD. Selebihnya war ga sipil yang merupakan keluarga TNI.

“Kalau melebihi kapasitas, tidak boleh dibe rangkatkan,” tandas Agus. Dia kembali mengungkapkan dugaannya pesawat jatuh ka rena ada kerusakan di bagian mesin. Namun dia belum memastikan kerugian karena ma - sih akan me nunggu hasil dari rekaman black box. “Kan kap ten pilot sem pat request return to base(RTB), meminta kembali ke pangkalan. Nah, kalau meminta kembali ke pangkalan berarti ada kerusakan atau gangguan.

Kerusakan itu bisa karena electric trouble, hydraulic trouble atau engine trouble. Jadi ini mur ni karena ada kerusakan,” ujarnya. Sampai tadi malam, dari 141 kantong mayat, baru 74 jenazah yang sudah teridentifikasi. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Helfi Assegaf , menuturkan, sebanyak 54 jenazah yang teridentifikasi sudah dikembalikan kepada keluarga masingmasing. Proses evakuasi telah dihentikan tadi malam pukul 20.00 WIB. Selanjutnya, tim evakuasi hanya melakukan pem bersihan lokasi.

Selain mencari korban, tim evakuasi juga diarahkan untuk mencari logistik (senjata) milik TNI yang ada di dalam pesawat tersebut. Sampai siang kemarin, baru 60% amunisi dari sekitar 22 ribu amunisi yang diangkut baru ditemukan. Selain amunisi, mereka juga sudah menemuan 4 pucuk pistol dari delapan pistol, serta menemukan 14 senjaa laras panjang.

“Amunisi baru sekitar 60% ditemukan. Barang yang telah ditemukan semua diangkut ke Lanud Soewondo,” ujar Pangdam I/ BB Mayjend TNI Edy Ramayadi. Hingga kemarin petang, tim evakuasi yang merupakan gabungan dari personel TNI AD, TNI AL, Marinir dan Polri masih terus bekerja. Selain mencari korban dan amnunisi, mereka juga fokus untuk mengangkat bagian ekor Hercules yang masih berada di lokasi kejadian Jalan Djamin Ginting Km 10 Kelurahan Simpang Selayang, Medan Tuntungan.

Pantauan KORAN SINDO MEDAN di lokasi kejadian, dua alat berat ekskavator masih beroperasi memindahkan bagian ekor. Awalnya petugas kesu litan memindahkan bagian ekor dari reruntuhan material ruko Royal Garden. Namun setelah upaya terus dilakukan, bagian ekor berhasil dipindahkan ke pinggir Jalan Djamin Ginting. untuk mempermudah pengangkutan, ekor Hercules akhirnya dipotong.

Dari Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengucapkan bela sungkawa atas musibah kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules C-130 milik TNI AU. Hal itu di ungkapkan Presiden saat menerima jenazah di Lanud Halim Perdanakusuma, kemarin. “Telah gugur dan meninggalkan kita, putra-putra terbaik TNI, putra terbaik bangsa kita. Me- reka gugur dan meninggalkan kita bersama para penumpang yang berada dalam pesawat Hercules C130. Kita juga berduka dengan jatuhnya korban jiwa yang berasal dari masyarakat Kota Medan akibat jatuhnya pesawat Hercules,” ujarnya.

Dila nashear/ nur azis/ panggabean hasibuan/ sucipto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6832 seconds (0.1#10.140)