PT Pindad Luncurkan Pindad Excava 200
A
A
A
BANDUNG - Satu lagi karya anak bangsa yang patut di banggakan. PT Pindad (Persero) kini merambah teknologi alat berat dengan membuat ekskavator kelas 20 ton bernama Pindad Excava 200.
Prototipe alat berat yang didominasi warna merah putih itu ditampilkan di sela-sela ins peksi Menteri Badan Usaha Mi lik Negara (BUMN) Rini Soe mar no di Kompleks PT Pindad, Jalan Gatot Subroto No 517, Kota Bandung, kemarin. “Produk terbaru ini merupakan hasil rancang ba - ngun putra-putri In donesia,” kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim. Inspeksi Menteri BUMN ini, ungkap Dirut PT Pindada, untuk mengecek persiapan PT Pindad dalam menyelesaikan proyek ekskavator.
Gagasan pembuatan kendaraan berat ini muncul dari Menteri Perindustrian Selah Husin, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Adrinof Chaniago, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) Basuki Hadimuljono dalam dialog dengan Direktur Utama Pindad pada Februari silam.
“Sejauh ini, PT Pindad memang telah lama memasok peralatan dan suku cadang ekskavator, di antaranya, bucket teeth. Kini, dengan menggandeng sejumlah perusahaan manufaktur lokal, kami hadirkan prototipe ekskavator kelas 20 ton ini,” ungkap Dirut PT Pindad. Menurut Silmy, kemampuan PT Pindad dalam rancang bangun dan teknologi kendaraan berat memang tak lepas dari keberhasilan BUMN strategis ini dalam membangun kendaraan tempur, seperti Anoa 6x6, tank dengan roda rantai, dan berbagai produk lain.
“Dengan kemapuan ini, tim kami praktis tinggal mengejar teknologi hidrolik, lengan ekskavator, dan fungsi teknis lainnya,” ujar Silmy. Silmy Karim mengemukakan, Pindad Excava 200 rencananya akan hadir dalam kegiatan groundbreaking (pelatakan batu pertama) proyek kereta Light Rail Transit (LRT) di Jakarta pada Agustus 2015 mendatang. Harga Pindad Excava 200 dibanderol sekitar USD90.000- 110.000 atau Rp1,17 miliar-1,4 miliar (kurs Rp13.000/Dolar AS).
Harga tersebut lebih rendah dibandingkan produk serupa yang diproduksi Caterpilar sebesar USD125.000. Sedangkan kisaran harga ekskavator negara lain, Komatsu PC sekitar USD119.000, Hitachi Z Axis USD114.000, Kobelco SK 200-8 seharga USD108.000, Doosan DX225LCA USD105.000, dan Hyundai USD90.000. Menurut Silmy, PT Pindad menjadwalkan uji sertifikasi dilakukan antara September- Oktober. Dengan demikian, pihak nya siap menggelar produksi.
Kapasitas per tahun bisa 100 unit dengan sistem 1shift. Data menunjukkan kebutuhan ekskavator di Indonesia mencapai 7.947 unit per tahun. “Pindad mengambil 5% pangsa pasar saja, di antaranya dari BUMN. Jika target itu tercapai, merupakan pencapaian yang menggembirakan,” ujar Silmy. Menteri BUMN Rini Soemarno merespons baik kehadiran ekskavator buatan PT Pindad itu. Rini mengungkapkan, produk ini bisa menjadi kunci dari perwujudan sinergi antar- BUMN. Gagasan sinergi antar- BUMN ini juga selaras dengan agenda pemerintah untuk memaksimalkan potensi nasional.
“Saya mendorong BUMN kar ya, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perusahaan pertambangan nasional atau swasta untuk meng gunakan ekskavator buatan PT Pindad ini. Untuk tahap awal BUMN karya akan membeli 100 unit Excava 200. Ta hun depan BUMN infrastruktur punya proyek jalan tol, pelabuh an, bandara, terminal, jadi sa ngat membutuhkan alat berat ini,” kata Rini.
Rini meminta BUMN Karya yang terlibat dalam proyek LRT untuk bisa memastikan kehadiran ekskavator buatan PT Pin dad. Tahun depan, PT Pindad bisa memproduksi 200 unit ekskavator. “Saya haruskan BUMN infrastruktur seperti, Waskita Karya, Adi Karya, Hutama Karya, membeli (alat berat) dari Pindad. Karena itu, sertifikatnya jangan lama-lama, tahun ini produksi su dah jalan. Kita harus tunjukan kepada publik kemampuan ran cang bangun dan penguasaan teknologi BUMN untuk men du kung program-program pem bangunan nasional,” ung kap Menteri BUMN.
Seusai sambutan, acara inspeksi itu dilanjutkan dengan melihat dan menjajal kemampuan beberapa produk pertahanan dan keamanan PT Pindad, seperti Panser Anoa 6x6, se napan laras panjang, dan pistol. Salah satu senjata yang coba digunakan Rini adalah senapan PT Pindad yang meng harumkan nama Indonesia di perhelatan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) pada Mei 2015 lalu.
Diketahui, PT Pindad adalah perseroan terbatas milik negara yang dibentuk sejak 1983. Perusahaan yang sejarahnya telah berdiri sejak masa kolonial Belanda ini, memproduksi berbagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk TNI dan Polri. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, pro duk per tahanan dan keamanan ung gulan PT Pindad juga telah di ekspor ke sejumlah negara.
Seperti, senapan, pistol, amunisi, dan kendaraan tempur. PT Pindad juga memiliki divisi yang produksi mesin industri seperti pengait rel kereta api (KA), motor traksi, generator, dan crane kapal laut.
Agus warsudi
Prototipe alat berat yang didominasi warna merah putih itu ditampilkan di sela-sela ins peksi Menteri Badan Usaha Mi lik Negara (BUMN) Rini Soe mar no di Kompleks PT Pindad, Jalan Gatot Subroto No 517, Kota Bandung, kemarin. “Produk terbaru ini merupakan hasil rancang ba - ngun putra-putri In donesia,” kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim. Inspeksi Menteri BUMN ini, ungkap Dirut PT Pindada, untuk mengecek persiapan PT Pindad dalam menyelesaikan proyek ekskavator.
Gagasan pembuatan kendaraan berat ini muncul dari Menteri Perindustrian Selah Husin, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Adrinof Chaniago, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) Basuki Hadimuljono dalam dialog dengan Direktur Utama Pindad pada Februari silam.
“Sejauh ini, PT Pindad memang telah lama memasok peralatan dan suku cadang ekskavator, di antaranya, bucket teeth. Kini, dengan menggandeng sejumlah perusahaan manufaktur lokal, kami hadirkan prototipe ekskavator kelas 20 ton ini,” ungkap Dirut PT Pindad. Menurut Silmy, kemampuan PT Pindad dalam rancang bangun dan teknologi kendaraan berat memang tak lepas dari keberhasilan BUMN strategis ini dalam membangun kendaraan tempur, seperti Anoa 6x6, tank dengan roda rantai, dan berbagai produk lain.
“Dengan kemapuan ini, tim kami praktis tinggal mengejar teknologi hidrolik, lengan ekskavator, dan fungsi teknis lainnya,” ujar Silmy. Silmy Karim mengemukakan, Pindad Excava 200 rencananya akan hadir dalam kegiatan groundbreaking (pelatakan batu pertama) proyek kereta Light Rail Transit (LRT) di Jakarta pada Agustus 2015 mendatang. Harga Pindad Excava 200 dibanderol sekitar USD90.000- 110.000 atau Rp1,17 miliar-1,4 miliar (kurs Rp13.000/Dolar AS).
Harga tersebut lebih rendah dibandingkan produk serupa yang diproduksi Caterpilar sebesar USD125.000. Sedangkan kisaran harga ekskavator negara lain, Komatsu PC sekitar USD119.000, Hitachi Z Axis USD114.000, Kobelco SK 200-8 seharga USD108.000, Doosan DX225LCA USD105.000, dan Hyundai USD90.000. Menurut Silmy, PT Pindad menjadwalkan uji sertifikasi dilakukan antara September- Oktober. Dengan demikian, pihak nya siap menggelar produksi.
Kapasitas per tahun bisa 100 unit dengan sistem 1shift. Data menunjukkan kebutuhan ekskavator di Indonesia mencapai 7.947 unit per tahun. “Pindad mengambil 5% pangsa pasar saja, di antaranya dari BUMN. Jika target itu tercapai, merupakan pencapaian yang menggembirakan,” ujar Silmy. Menteri BUMN Rini Soemarno merespons baik kehadiran ekskavator buatan PT Pindad itu. Rini mengungkapkan, produk ini bisa menjadi kunci dari perwujudan sinergi antar- BUMN. Gagasan sinergi antar- BUMN ini juga selaras dengan agenda pemerintah untuk memaksimalkan potensi nasional.
“Saya mendorong BUMN kar ya, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perusahaan pertambangan nasional atau swasta untuk meng gunakan ekskavator buatan PT Pindad ini. Untuk tahap awal BUMN karya akan membeli 100 unit Excava 200. Ta hun depan BUMN infrastruktur punya proyek jalan tol, pelabuh an, bandara, terminal, jadi sa ngat membutuhkan alat berat ini,” kata Rini.
Rini meminta BUMN Karya yang terlibat dalam proyek LRT untuk bisa memastikan kehadiran ekskavator buatan PT Pin dad. Tahun depan, PT Pindad bisa memproduksi 200 unit ekskavator. “Saya haruskan BUMN infrastruktur seperti, Waskita Karya, Adi Karya, Hutama Karya, membeli (alat berat) dari Pindad. Karena itu, sertifikatnya jangan lama-lama, tahun ini produksi su dah jalan. Kita harus tunjukan kepada publik kemampuan ran cang bangun dan penguasaan teknologi BUMN untuk men du kung program-program pem bangunan nasional,” ung kap Menteri BUMN.
Seusai sambutan, acara inspeksi itu dilanjutkan dengan melihat dan menjajal kemampuan beberapa produk pertahanan dan keamanan PT Pindad, seperti Panser Anoa 6x6, se napan laras panjang, dan pistol. Salah satu senjata yang coba digunakan Rini adalah senapan PT Pindad yang meng harumkan nama Indonesia di perhelatan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) pada Mei 2015 lalu.
Diketahui, PT Pindad adalah perseroan terbatas milik negara yang dibentuk sejak 1983. Perusahaan yang sejarahnya telah berdiri sejak masa kolonial Belanda ini, memproduksi berbagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk TNI dan Polri. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, pro duk per tahanan dan keamanan ung gulan PT Pindad juga telah di ekspor ke sejumlah negara.
Seperti, senapan, pistol, amunisi, dan kendaraan tempur. PT Pindad juga memiliki divisi yang produksi mesin industri seperti pengait rel kereta api (KA), motor traksi, generator, dan crane kapal laut.
Agus warsudi
(ars)