Boeing 737-300 Dioperasikan Usai Lebaran
A
A
A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar akhir nya lega. Pesawat jenis boeing 737-300 yang akan dipasang di Taman Wisata Edupark Dirgantara akhirnya tiba di lokasi, Rabu (25/6) malam.
Pesawat yang sebelumnya dibeli dari salah satu maskapai penerbangan dikirim dalam keadaan terpisah menjadi tiga bagian utama, yakni sayap, kokpit, dan ekor pesawat. Selain itu, mesin, kursi penumpang, dan perlengkapan kabin juga terpisah dari bodi pesawat. Pemisahan ini dilakukan untuk memudahkan proses pengangkutan yang dilakukan melalui jalur darat dari Bandara Internasional Soe karno Hatta Tangerang Banten.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan proses pengiriman pesawat komersial jarak menengah itu memakan waktu yang cukup lama. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar empat hari empat malam untuk mengirim pesawat itu hingga tiba di Karanganyar. Beban berat dan juga tingginya muatan menjadi tantangan tersendiri para sopir truk, utamanya ketika melintasi jalur perkotaan mulai dari Jakarta hingga Karanganyar.
Mereka tidak jarang harus memilih jalur-jalur alternatif agar truk pengangkut bisa melintas dengan mudah tanpa melalui hambatan, seperti jalan sempit, kabel listrik atau telepon, dan pepohonan yang mengganggu. “Waktu pengirimannya sangat lama karena kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan di bawah 50 kilometer per jam,” kata Bupati Juliyatmono kepada KORAN SINDO kemarin.
Dia bersyukur pesawat yang akan menjadi wahana edukasi warga yang berkunjung akhirnya tiba di Bumi Intan Pari, kendati terlambat dari yang ditetapkan pemkab yakni Rabu (10/6). Setelah komponen dan bodi tiba, teknisi akan melakukan perakitan kembali menjadi sebuah pesawat utuh.
Tidak hanya itu, teknisi juga akan melakukan pengecatan ulang dan mengubah nama pesawat yang ada. Proses tersebut memerlukan waktu sekitar satu sampai dua pekan. Setelah kembali dirakit, pesawat tidak akan diterbangkan, melainkan digunakan sebagai wahana wisata edukasi untuk warga dan masyarakat Kabupaten Karanganyar.
Nanti masyarakat bisa datang dan melihat dengan dekat kondisi pesawat terbang. Pesawat juga akan dilengkapi dengan pramugari dan juga awak kabin yang akan memandu dan menerangkan setiap fungsi pesawat bagi mereka yang datang. “Pesawat ini akan saya resmikan sebelum Lebaran mendatang. Pesawat akan saya beri nama Lawu Air dengan register PK-F, huruf F berarti Karanganyar dalam sistem nomor polisi untuk kendaraan bermotor,” ungkap Juliyatmono.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Pesawat di Museum Dirgantara Karanganyar Purwono mengatakan, selain pesawat jet, taman wisata tersebut juga akan dilengkapi dua unit helikopter jenis bolkow.
Pengunjung bisa menyaksikan dari dekat kondisi dan fungsi dua jenis pesawat tersebut. “Total anggaran yang dihabiskan untuk membeli dua jenis angkutan ini mencapai Rp1,9 miliar,” ucapnya.
Arief Setiadi
Pesawat yang sebelumnya dibeli dari salah satu maskapai penerbangan dikirim dalam keadaan terpisah menjadi tiga bagian utama, yakni sayap, kokpit, dan ekor pesawat. Selain itu, mesin, kursi penumpang, dan perlengkapan kabin juga terpisah dari bodi pesawat. Pemisahan ini dilakukan untuk memudahkan proses pengangkutan yang dilakukan melalui jalur darat dari Bandara Internasional Soe karno Hatta Tangerang Banten.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan proses pengiriman pesawat komersial jarak menengah itu memakan waktu yang cukup lama. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar empat hari empat malam untuk mengirim pesawat itu hingga tiba di Karanganyar. Beban berat dan juga tingginya muatan menjadi tantangan tersendiri para sopir truk, utamanya ketika melintasi jalur perkotaan mulai dari Jakarta hingga Karanganyar.
Mereka tidak jarang harus memilih jalur-jalur alternatif agar truk pengangkut bisa melintas dengan mudah tanpa melalui hambatan, seperti jalan sempit, kabel listrik atau telepon, dan pepohonan yang mengganggu. “Waktu pengirimannya sangat lama karena kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan di bawah 50 kilometer per jam,” kata Bupati Juliyatmono kepada KORAN SINDO kemarin.
Dia bersyukur pesawat yang akan menjadi wahana edukasi warga yang berkunjung akhirnya tiba di Bumi Intan Pari, kendati terlambat dari yang ditetapkan pemkab yakni Rabu (10/6). Setelah komponen dan bodi tiba, teknisi akan melakukan perakitan kembali menjadi sebuah pesawat utuh.
Tidak hanya itu, teknisi juga akan melakukan pengecatan ulang dan mengubah nama pesawat yang ada. Proses tersebut memerlukan waktu sekitar satu sampai dua pekan. Setelah kembali dirakit, pesawat tidak akan diterbangkan, melainkan digunakan sebagai wahana wisata edukasi untuk warga dan masyarakat Kabupaten Karanganyar.
Nanti masyarakat bisa datang dan melihat dengan dekat kondisi pesawat terbang. Pesawat juga akan dilengkapi dengan pramugari dan juga awak kabin yang akan memandu dan menerangkan setiap fungsi pesawat bagi mereka yang datang. “Pesawat ini akan saya resmikan sebelum Lebaran mendatang. Pesawat akan saya beri nama Lawu Air dengan register PK-F, huruf F berarti Karanganyar dalam sistem nomor polisi untuk kendaraan bermotor,” ungkap Juliyatmono.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Pesawat di Museum Dirgantara Karanganyar Purwono mengatakan, selain pesawat jet, taman wisata tersebut juga akan dilengkapi dua unit helikopter jenis bolkow.
Pengunjung bisa menyaksikan dari dekat kondisi dan fungsi dua jenis pesawat tersebut. “Total anggaran yang dihabiskan untuk membeli dua jenis angkutan ini mencapai Rp1,9 miliar,” ucapnya.
Arief Setiadi
(ftr)