Di Alwat Menu Terjangkau, Anak Bisa Bermain
A
A
A
Kabupaten Kulonprogo tak banyak memiliki pusat kuliner. Hanya ada satu yakni di kawasan kuliner Alunalun Wates (Alwat) sisi selatan.
Meski begitu, tempat ini sangat direkomendasikan untuk mencari menu berbuka puasa. Jam bukanya juga cocok untuk bersantap buka puasa yakni mulai sore sampai malam hari. Sementara pada pagi dan siangnya, seluruh tenda milik pedagang kaki lima (PKL) tersebut harus dilepas agar tidak mengganggu keindahan kota. Menu kuliner yang ditawarkan para pedagang sekarang ini kian bervariasi.
Mulai dari menu tradisional seperti bakmi jawa dan teh poci, ada pula menu reguler semisal bakso, soto, mi ayam, burjo, hingga es krim dan penyetan. Bahkan beberapa pedagang juga menawarkan aneka camilan. Saat bulan puasa seperti sekarang, beberapa menu luar daerah seperti es pisang ijo dan aneka milkshake juga ikut ditawarkan. Angkringan pun ikut mewarnai tenda- tenda pedagang.
“Suka saja di sini karena bisa ngabuburit di alun-alun dan sekalian berbuka,” ucap Rani Sanjaya, mahasiswi yang menyempatkan berbuka puasa di pusat kuliner Alun-alun Wates. Selain rasa enak, Rani memilih berbuka di Alun-alun Wates karena harganya murah. Untuk burjo cukup membayar Rp4.000 ataupun soto cuma Rp2.000 per porsi. Untuk menu lainnya dia harus membayar lebih mahal di kisaran Rp6.000-10.000-an. Harga ini cocok buat dompet mahasiswa yang mengandalkan uang kiriman dari orang tua.
Selain berburu menu berbuka, Alunalun Wates merupakan tempat terbuka hijau sekaligus ruang publik. Tak heran, setiap sore banyak yang memanfaatkannya untuk berolahraga atau sekadar kongkow bersama. Anda pun bisa membawa anakanak ke sini. Sebab kawasan Alun-alun Wates juga dilengkapi arena permainan bagi anak-anak. Sembari menunggu saat berbuka, sang buah hati bisa bermain mobil remot, memancing, sampai bermain perosotan. Kian malam suasana akan semakin akrab dengan hadirnya becak hias yang disewakan kepada pengunjung.
“Di sini karena lengkap. Anak-anak bisa bermain, sembari menunggu berbuka dan pilihan makanan juga lengkap,” kata Murwati, yang berbuka puasa dengan keluarganya di sini. Selama Ramadan, di kawasan ini juga banyak muncul penjual makanan dadakan. Dari menjajakan kolak, koktail , hingga aneka gorengan. Tidak sedikit pedagang yang menjual aneka kembang api.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Alun-alun Wates, Wisnu, mengakui Ramadan tahun ini kalah ramai dibanding tahun lalu. Saat ini dia hanya menjual sekitar 20 gelas koktail dan sup buah. Itu pun tidak habis karena pengunjung tidak begitu ramai. Padahal tahun lalu dia minimal menjual 30 gelas dengan harga Rp4.000.
“Sekarang belum ada yang ramai-ramai buka puasa bersama, semuanya masih warga lokal,” katanya. Wisnu hanyalah satu dari sejumlah penjual musiman makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Meski begitu, dia mengaku, masih bisa mengantongi keuntungan hingga beberapa puluh ribu rupiah.
Kuntadi
Kulonprogo
Meski begitu, tempat ini sangat direkomendasikan untuk mencari menu berbuka puasa. Jam bukanya juga cocok untuk bersantap buka puasa yakni mulai sore sampai malam hari. Sementara pada pagi dan siangnya, seluruh tenda milik pedagang kaki lima (PKL) tersebut harus dilepas agar tidak mengganggu keindahan kota. Menu kuliner yang ditawarkan para pedagang sekarang ini kian bervariasi.
Mulai dari menu tradisional seperti bakmi jawa dan teh poci, ada pula menu reguler semisal bakso, soto, mi ayam, burjo, hingga es krim dan penyetan. Bahkan beberapa pedagang juga menawarkan aneka camilan. Saat bulan puasa seperti sekarang, beberapa menu luar daerah seperti es pisang ijo dan aneka milkshake juga ikut ditawarkan. Angkringan pun ikut mewarnai tenda- tenda pedagang.
“Suka saja di sini karena bisa ngabuburit di alun-alun dan sekalian berbuka,” ucap Rani Sanjaya, mahasiswi yang menyempatkan berbuka puasa di pusat kuliner Alun-alun Wates. Selain rasa enak, Rani memilih berbuka di Alun-alun Wates karena harganya murah. Untuk burjo cukup membayar Rp4.000 ataupun soto cuma Rp2.000 per porsi. Untuk menu lainnya dia harus membayar lebih mahal di kisaran Rp6.000-10.000-an. Harga ini cocok buat dompet mahasiswa yang mengandalkan uang kiriman dari orang tua.
Selain berburu menu berbuka, Alunalun Wates merupakan tempat terbuka hijau sekaligus ruang publik. Tak heran, setiap sore banyak yang memanfaatkannya untuk berolahraga atau sekadar kongkow bersama. Anda pun bisa membawa anakanak ke sini. Sebab kawasan Alun-alun Wates juga dilengkapi arena permainan bagi anak-anak. Sembari menunggu saat berbuka, sang buah hati bisa bermain mobil remot, memancing, sampai bermain perosotan. Kian malam suasana akan semakin akrab dengan hadirnya becak hias yang disewakan kepada pengunjung.
“Di sini karena lengkap. Anak-anak bisa bermain, sembari menunggu berbuka dan pilihan makanan juga lengkap,” kata Murwati, yang berbuka puasa dengan keluarganya di sini. Selama Ramadan, di kawasan ini juga banyak muncul penjual makanan dadakan. Dari menjajakan kolak, koktail , hingga aneka gorengan. Tidak sedikit pedagang yang menjual aneka kembang api.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Alun-alun Wates, Wisnu, mengakui Ramadan tahun ini kalah ramai dibanding tahun lalu. Saat ini dia hanya menjual sekitar 20 gelas koktail dan sup buah. Itu pun tidak habis karena pengunjung tidak begitu ramai. Padahal tahun lalu dia minimal menjual 30 gelas dengan harga Rp4.000.
“Sekarang belum ada yang ramai-ramai buka puasa bersama, semuanya masih warga lokal,” katanya. Wisnu hanyalah satu dari sejumlah penjual musiman makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Meski begitu, dia mengaku, masih bisa mengantongi keuntungan hingga beberapa puluh ribu rupiah.
Kuntadi
Kulonprogo
(ars)