70 Desa di Gunungkidul Rawan Kekeringan
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melakukan pemetaan lokasi kekeringan yang kemungkinan melanda Gunungkidul. Diprediksi, sebanyak 70 desa di kabupaten terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini akan dilanda kekeringan selama musim kemarau.
Meski demikian, kekeringan yang mulai terjadi di beberapa wilayah di Gunungkidul belum membuat pemkab melakukan dropping air. Hasil kajian awal, kekeringan masih wajar dan belum terlalu dirasakan masyarakat luas.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul Dwi Warno Widinugroho menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan.
Hasil kajian adalah belum diperlukan upaya dropping dari Dinsosnakertrans.
"Memang terjadi kekeringan, namun belum merata, masih parsial. Padahal bantuan kita bukan untuk pribadi namun untuk masyarakat luas," jelasnya, Senin (22/6/2015).
Dengan adanya masukan pihak kecamatan ini, pihaknya memang belum bisa melakukan dropping air. Setelah ada proposal resmi dari pihak desa, pihaknya baru bisa memberikan bantuan sosial berupa air gratis tersebut.
"Bukannya kami menunda proses dropping. Namun skala prioritas yang kami kedepankan. Sifat bantuan kami untuk komunal, bukan untuk perseorangan," lanjut dia.
Dia berharap, pihak desa aktif melihat perkembangan kekeringan di masing-masing desa. Dengan demikian, secara cepat mengajukan proposal bantuan air bersih.
Dia mengakui, dari analisis yang sudah dilakukan, sebanyak 70 desa di Gunungkidul diprediksi rawan kekeringan pada tahun ini. Perkiraan ini masih bisa berubah, karena data yang digunakan merupakan hasil pemetaan lokasi rawan di tahun lalu.
"Itu peta kerawan kita. Jadi mari kita lihat perkembangannya, karena bisa berkurang namun bisa bertambah," beber Dwi Warno.
Kepala Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunungkidul Gustarto mengatakan, peta kekeringan tiap tahun seringkali berubah.
Berdasarkan catatannya, dari 70 desa yang diprediksi rawan kekeringan, tersebar di 449 dusun. "Kita terus pantau dan menunggu laporan dari pihak kecamatan," katanya.
Potensi kekeringan juga didominasi di wilayah bagian selatan. Sedangkan untuk kecamatan, kekeringan terparah ada di Kecamatan Girisubo dan Kecamatan Rongkop.
PILIHAN:
Debit Air Menurun, Warga Prambanan Resah
Meski demikian, kekeringan yang mulai terjadi di beberapa wilayah di Gunungkidul belum membuat pemkab melakukan dropping air. Hasil kajian awal, kekeringan masih wajar dan belum terlalu dirasakan masyarakat luas.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul Dwi Warno Widinugroho menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan.
Hasil kajian adalah belum diperlukan upaya dropping dari Dinsosnakertrans.
"Memang terjadi kekeringan, namun belum merata, masih parsial. Padahal bantuan kita bukan untuk pribadi namun untuk masyarakat luas," jelasnya, Senin (22/6/2015).
Dengan adanya masukan pihak kecamatan ini, pihaknya memang belum bisa melakukan dropping air. Setelah ada proposal resmi dari pihak desa, pihaknya baru bisa memberikan bantuan sosial berupa air gratis tersebut.
"Bukannya kami menunda proses dropping. Namun skala prioritas yang kami kedepankan. Sifat bantuan kami untuk komunal, bukan untuk perseorangan," lanjut dia.
Dia berharap, pihak desa aktif melihat perkembangan kekeringan di masing-masing desa. Dengan demikian, secara cepat mengajukan proposal bantuan air bersih.
Dia mengakui, dari analisis yang sudah dilakukan, sebanyak 70 desa di Gunungkidul diprediksi rawan kekeringan pada tahun ini. Perkiraan ini masih bisa berubah, karena data yang digunakan merupakan hasil pemetaan lokasi rawan di tahun lalu.
"Itu peta kerawan kita. Jadi mari kita lihat perkembangannya, karena bisa berkurang namun bisa bertambah," beber Dwi Warno.
Kepala Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunungkidul Gustarto mengatakan, peta kekeringan tiap tahun seringkali berubah.
Berdasarkan catatannya, dari 70 desa yang diprediksi rawan kekeringan, tersebar di 449 dusun. "Kita terus pantau dan menunggu laporan dari pihak kecamatan," katanya.
Potensi kekeringan juga didominasi di wilayah bagian selatan. Sedangkan untuk kecamatan, kekeringan terparah ada di Kecamatan Girisubo dan Kecamatan Rongkop.
PILIHAN:
Debit Air Menurun, Warga Prambanan Resah
(zik)