Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Senin, 22 Juni 2015 - 10:14 WIB
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
A A A
PALEMBANG - Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, itulah nasib klub-klub di Indonesia saat ini. Pascap embe ku an PSSI oleh Menpora, berimbas pada ketidakjelasan kompetisi yang membuat sebagian besar klub kehilangan sponsor dan terpaksa bubar.

Kondisi miris itu juga dirasakan Sriwijaya FC. Meski manajemen berusaha sekuat tenaga mempertahankan klub ini dengan berbagai upaya efisiensi, tanda-tanda Laskar Wong Kito mengikuti jejak klub-klub lainnya yaitu membubarkan diri, sudah semakin jelas. Beban operasional berupa gaji pemain, pelatih dan ofisial, serta pengeluaran lainnya tak mampu lagi ditutupi manajemen.

Parahnya, para sponsor yang telah sepakat menjalin kerja sama di awal musim, satu per satu mulai mundur. Direktur Keuangan PTSriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Yulizar mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat resmi kepada semua sponsor Laskar Wong Kitountuk membantu keuangan klub di saat-saat kritis seperti sekarang. Namun sangat disayangkan, upaya tersebut tidak direspons dengan baik. Para sponsor tersebut seakan tidak mau terlibat dengan kondisi klub yang saat ini terpuruk.

“Mereka tidak ada yang meresponssurat yang sudah kita layangkan. Mereka seakan mau lepas tanggung jawabdantidak mau membayar biaya talanganmanajemen(utang klub),” kata Yulizar dihubungi kemarin. Dilanjutkannya, manajemen SFC mengeluarkan biaya talangan yang berasal dari pihak lain untuk membiayai tim selama dana dari sponsor belum cair. Adapun besarannya mencapai Rp20 miliar. Biaya itusendiri digunakan untuk membayar DP pemain, gaji (sampai bulan Desember) hingga biaya akomodasi di tiga laga QNBLeague 2015.

“Pembayaran itu sebanyak tiga termin, bahkan di semester pertama saja banyak (sponsor) yang belum bayar. Makanya, kami kemarin gunakan biaya talangan terlebih dahulu,”tuturnya. Yulizar mengaku kesal, karena di dalam surat itu pun dia hanya meminta pembayaran sesuai kontrak kerja sama untuk melunasi utang klub. Namun, semua sponsor diam ibarat patung tanpa kata-kata dan meninggalkan tanggung jawab.

“Kalau mereka tidak mau membayar klub dan utang. Siapa yang mau bayar pemain. Wajar kami memilih membubarkan tim. Karena semuanya kehendak sponsor,”tegasnya. Disinggung hubungan mitra kerja antara PTSOM selaku pengelola klub SFC dengan para sponsor tradisional yang disebut manajemen wajib membiayai kebutuhan tim sepertinya retak alias melepaskan diri.

Para sponsorsponsor itu seperti PT Bukit Asam (PTBA), Bank SumselBabel, Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). “Saya tidak tahu lagi apa hubungan kami dengan para sponsor itu. Apa mereka sudah lepas atau seperti apa,”pungkasnya.

Muhammad moeslim
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7166 seconds (0.1#10.140)