Pasar Induk Diresmikan, Pedagang Lega
A
A
A
MEDAN - Setelah lama ditunggutunggu, Pasar Induk Tuntungan akhirnya diresmikan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, kemarin. Peresmian ini disambut suka cita ratusan pedagang dan berharap pasar ini bergeliat.
Dengan peresmian itu, pedagang mengaku sudah semakin tenang berjualan. Sebagai ungkapan terima kasih, pedagang mengenakan uis beka buluh (kain adat Karo) di bahu wali kota, Kapolresta Medan, AKBP Mardiaz Kusin Dwihanoto; Dandim 0201/BS, Letkol Inf Maulana Ridwan; Danyon Marinir, Mayor Mar Yustinus; Khairur Rahman mewakili Kajari Medan; dan Kapten CR Tarigan mewakili Danlanud Soewondo.
Peresmian ditandai penandatanganan prasasti yang dilakukan wali kota, kemudian dilanjutkan pengguntingan pita. Setelah itu, mantan sekda Kota Medan ini meninjau sejenak sembari menyanyikan lagu “Anak Medan”. Lagu ini sontak mengajak ibu-ibu pedagang berjoget bersama.
Eldin mengatakan, pembangunan pasar induk yang sesuai tata ruang ini merupakan komitmen Pemko Medan dan DPRD untuk terus mempersiapkan berbagai infrastruktur perekonomian kota yang dibutuhkan masyarakat luas.
Pasar induk ini diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat dan pelaku ekonomi, sehingga nantinya dapat berperan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan di Kota Medan. Pasar yang berdiri di atas lahan seluas 12 hektare ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu model percontohan pasar induk tradisional modern terbaik di Kota Medan, dan mampu menampung semua kebutuhan masyarakat akan sayur dan buah.
“Saya yakin jika kita semua bersama-sama, kita bisa mewujudkannya dengan baik. Meskipun saya akui kalau ada beberapa fasilitas, seperti terminal maupun jalan akses keluar pasar yang masih belum terbangun. Namun, itu tetap akan kami upayakan pembangunannya, berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” ungkap Eldin.
Selain untuk lokasi perdagangan sayuran dan buahbuahan, Pemko Medan juga nantinya akan menjadikan pasar induk sebagai pusat penjualan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako). Dengan begitu, pasar ini dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Kota Medan. “Intinya kami ingin memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. Karena itulah pasar induk ini kami bangun sesuai keinginan masyarakat,” ucapnya.
Agar keberadaan pasar induk ini tidak sia-sia, Eldin mengimbau kepada pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo bersedia direlokasi. Sebab, kawasan Jalan Sutomo sudah tidak diperkenankan untuk lokasi berjualan. “Tim akan tetap menertibkan pedagang di kawasan Sutomo, karena kami sudah siapkan fasilitasnya di sini (pasar induk),” tandasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PD Pasar Kota Medan, Benny Sihotang, mengatakan, Pasar Induk Tuntungan bisa menampung sekitar 3.000 pedagang. Karena itu, pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo tidak perlu khawatir tidak tertampung.
Dia mengimbau kepada pedagang di kawasan Jalan Sutomo segera bergabung di Pasar Induk Tuntungan. “PD Pasar akan memberi kelonggaran. Jadi, kami ingin seluruh pedagang yang ada di kawasan Jalan Sutomo berjualan di Pasar Induk Tuntungan,” ajak Benny.
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Induk Tuntungan, Siska Laura Sembiring, meminta Pemko Medan serius merelokasi pedagang dari kawasan Jalan Sutomo. “Satukan kami dengan teman-teman kami, karena kami tidak bermusuhan dengan mereka. Kami ingin bersama-sama memperjuangkan nasib kami di Pasar Induk Tuntungan,” kata Siska.
Dia juga mendesak jalan tembus yang menghubungkan Pasar Induk Tuntungan dengan Simpang Selayang secepatnya diselesaikan, sehingga mempersingkat akses menuju maupun keluar dari pasar induk.
Pemko Medan juga diminta segera mengoperasikan angkutan umum, minimal lima unit setiap trayek, guna mempermudah para pembeli menuju Pasar Induk Tuntungan.
Lia anggia nasution
Dengan peresmian itu, pedagang mengaku sudah semakin tenang berjualan. Sebagai ungkapan terima kasih, pedagang mengenakan uis beka buluh (kain adat Karo) di bahu wali kota, Kapolresta Medan, AKBP Mardiaz Kusin Dwihanoto; Dandim 0201/BS, Letkol Inf Maulana Ridwan; Danyon Marinir, Mayor Mar Yustinus; Khairur Rahman mewakili Kajari Medan; dan Kapten CR Tarigan mewakili Danlanud Soewondo.
Peresmian ditandai penandatanganan prasasti yang dilakukan wali kota, kemudian dilanjutkan pengguntingan pita. Setelah itu, mantan sekda Kota Medan ini meninjau sejenak sembari menyanyikan lagu “Anak Medan”. Lagu ini sontak mengajak ibu-ibu pedagang berjoget bersama.
Eldin mengatakan, pembangunan pasar induk yang sesuai tata ruang ini merupakan komitmen Pemko Medan dan DPRD untuk terus mempersiapkan berbagai infrastruktur perekonomian kota yang dibutuhkan masyarakat luas.
Pasar induk ini diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat dan pelaku ekonomi, sehingga nantinya dapat berperan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan di Kota Medan. Pasar yang berdiri di atas lahan seluas 12 hektare ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu model percontohan pasar induk tradisional modern terbaik di Kota Medan, dan mampu menampung semua kebutuhan masyarakat akan sayur dan buah.
“Saya yakin jika kita semua bersama-sama, kita bisa mewujudkannya dengan baik. Meskipun saya akui kalau ada beberapa fasilitas, seperti terminal maupun jalan akses keluar pasar yang masih belum terbangun. Namun, itu tetap akan kami upayakan pembangunannya, berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” ungkap Eldin.
Selain untuk lokasi perdagangan sayuran dan buahbuahan, Pemko Medan juga nantinya akan menjadikan pasar induk sebagai pusat penjualan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako). Dengan begitu, pasar ini dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Kota Medan. “Intinya kami ingin memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. Karena itulah pasar induk ini kami bangun sesuai keinginan masyarakat,” ucapnya.
Agar keberadaan pasar induk ini tidak sia-sia, Eldin mengimbau kepada pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo bersedia direlokasi. Sebab, kawasan Jalan Sutomo sudah tidak diperkenankan untuk lokasi berjualan. “Tim akan tetap menertibkan pedagang di kawasan Sutomo, karena kami sudah siapkan fasilitasnya di sini (pasar induk),” tandasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PD Pasar Kota Medan, Benny Sihotang, mengatakan, Pasar Induk Tuntungan bisa menampung sekitar 3.000 pedagang. Karena itu, pedagang yang masih berjualan di kawasan Jalan Sutomo tidak perlu khawatir tidak tertampung.
Dia mengimbau kepada pedagang di kawasan Jalan Sutomo segera bergabung di Pasar Induk Tuntungan. “PD Pasar akan memberi kelonggaran. Jadi, kami ingin seluruh pedagang yang ada di kawasan Jalan Sutomo berjualan di Pasar Induk Tuntungan,” ajak Benny.
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Induk Tuntungan, Siska Laura Sembiring, meminta Pemko Medan serius merelokasi pedagang dari kawasan Jalan Sutomo. “Satukan kami dengan teman-teman kami, karena kami tidak bermusuhan dengan mereka. Kami ingin bersama-sama memperjuangkan nasib kami di Pasar Induk Tuntungan,” kata Siska.
Dia juga mendesak jalan tembus yang menghubungkan Pasar Induk Tuntungan dengan Simpang Selayang secepatnya diselesaikan, sehingga mempersingkat akses menuju maupun keluar dari pasar induk.
Pemko Medan juga diminta segera mengoperasikan angkutan umum, minimal lima unit setiap trayek, guna mempermudah para pembeli menuju Pasar Induk Tuntungan.
Lia anggia nasution
(ftr)