Rumah Ibu Angkat Angeline Kotor dan Tak Berpenghuni
A
A
A
DENPASAR - Rumah ibu angkat Angeline, Margriet Christina Megawe (Margareta) di Jalan Sedap Malam nampak sangat kotor dan tak terurus.
Bau menyengat begitu terasa saat memasuki rumah ini. Karena halaman dalam rumah tersebut banyak kotoran ayam yang berserakan di lantai, dan terdapat barang-barang tidak dipakai.
Rumah yang dihuni oleh Angeline itu memiliki lima kamar kosan di depannya, kemudian rumah yang ditinggali oleh Angeline bersama ibu angkatnya.
Di dalam rumah itu terdapat beberapa kandang hewan berupa kandang anjing, ayam, kucing, kursi, beberapa kardus sampah.
Sementara di depan kosan itu ada mobil berwarna silver, yang berdekatan dengan kamar anak kandung dari pasangan Hamidah dan Rosidik ini.
Selain itu persis di halamannya juga terdapat sebuah mobil berwarna biru tua, tidak jelas itu mobil produksi tahun berapa.
Salah satu petugas kepolisian yang menjaga rumah itu mengatakan, di belakang rumah terdapat kandang yang terbuat dari besi, yang luasnya mencapai tiga are. Sementara luas rumah tersebut sembilan are, saat ini ratusan kandang ayam itu sudah kosong tidak ada hewannya.
Seperti diketahui Margaret telah memiliki ternak ayam pada tahun 2013 lalu yang awalnya hanya 2 ekor, dan kini sudah mencapai ratusan ekor.
"Ayamnya semuanya sudah dibawa oleh Dinas Peternakan Provinsi Bali, Tapi masih ada sisa ayam yang kecil-kecil yang tidak bisa ditangkap oleh mereka," jelas salah satu petugas kepolisian yang enggan disebutkan namanya.
Sementara hewan piaraan hewan lainnya seperti anjing dan kucing sudah dititipkan Christina Telly Megawe kakak angkat Angeline kepada dokter hewan yang ada di Denpasar.
Setelah terjadi pengungkapan kasus itu rumah yang berpagar kayu jati itu tidak ada penghuninya lagi.
Pasangan suami istri yang menjadi penghuni kosan disana pun sudah pindah. Sehari setelah terjadinya pengungkapan kasus itu, Rahmat Handono dan Ausiani langsung keluar dari kosan tersebut.
Sementara di kamar nomer satu terdapat sepeda motor vario berwarna pink. "Tidak ada yang boleh diizinkan masuk kedalam rumah, selain oleh petugas. Kalaupun waktu itu ada anaknya yang mengambil anjing itu juga didampingi oleh pihak kepolisian," jelas pria berkumis tipis ini.
Dia mengaku rumah tersebut dijaga oleh petugas Polsek Denpasar Timur, selain itu juga dibantu oleh tim buser Polda Bali.
"Kami secara bergantian menjaga rumah ini, dan selama disini tidak ada yang aneh," ungkapnya.
Dia menambahkan, hampir setiap hari masyarakat Denpasar mendatangi rumah Angeline untuk mengucapkan turut berduka cita dan mendoakan Angeline.
Tak jarang masyarakat itu membawa karangan bunga biasa, seikat bunga mawar dan ditambah dengan bunga-bunga yang lain.
Selain itu juga terdapat boneka, seperti boneka beruang, hello kity, doraemon, dan masih banyak boneka lainnya.
Tidak hanya boneka dan bunga, tapi ada juga makanan dan minuman. Terlihat di tumpukan dalam karangan bunga juga ada minuman seperti susu, yakult, aqua dan masih banyak minuman lainnya. Sementara untuk makanan, ada snack top, cokelat, permen, serta makanan ringan lainnya.
Setiap orang yang datang juga menyalakan lilin untuk Angeline. "Hampir setiap hari tidak pernah sepi, setiap menit ada yang mampir. Mulai pagi subuh itu sudah ada yang datang cuma sekedar mengantarkan minuman dan makanan ringan. Dia doa dulu kemudian pergi, setiap hari kami berjaga seperti itu," ungkap petugas yang setiap hari menjaga rumah Angline itu.
Seperti yang terlihat rumah itu diberi garis polisi, setelah garis polisi baru ada karangan bunga yang diberikan oleh warga kepada Angeline.
Bahkan tak jarang artis, para mentrri, politikus dan pengusaha juga memberikan rasa simpati dan turut berduka cita kepada bocah ayu itu.
Di depan rumah Angeline yang berada di Jalan Sedap Malam Nomer 26 itu terdapat pohon beringin yang besar. Selain itu juga terdapat pura, yang hampir setiap hari didatangi oleh masyarakat untuk sembahyang.
Sejak Angeline ditemukan dalam keadaan tewas, Margareta ibu angkat Angeline langsung ditahan oleh Polresta Denpasar, dia tidak sempat lagi mengunjungi rumah yang disewanya selama 20 tahun itu.
Bau menyengat begitu terasa saat memasuki rumah ini. Karena halaman dalam rumah tersebut banyak kotoran ayam yang berserakan di lantai, dan terdapat barang-barang tidak dipakai.
Rumah yang dihuni oleh Angeline itu memiliki lima kamar kosan di depannya, kemudian rumah yang ditinggali oleh Angeline bersama ibu angkatnya.
Di dalam rumah itu terdapat beberapa kandang hewan berupa kandang anjing, ayam, kucing, kursi, beberapa kardus sampah.
Sementara di depan kosan itu ada mobil berwarna silver, yang berdekatan dengan kamar anak kandung dari pasangan Hamidah dan Rosidik ini.
Selain itu persis di halamannya juga terdapat sebuah mobil berwarna biru tua, tidak jelas itu mobil produksi tahun berapa.
Salah satu petugas kepolisian yang menjaga rumah itu mengatakan, di belakang rumah terdapat kandang yang terbuat dari besi, yang luasnya mencapai tiga are. Sementara luas rumah tersebut sembilan are, saat ini ratusan kandang ayam itu sudah kosong tidak ada hewannya.
Seperti diketahui Margaret telah memiliki ternak ayam pada tahun 2013 lalu yang awalnya hanya 2 ekor, dan kini sudah mencapai ratusan ekor.
"Ayamnya semuanya sudah dibawa oleh Dinas Peternakan Provinsi Bali, Tapi masih ada sisa ayam yang kecil-kecil yang tidak bisa ditangkap oleh mereka," jelas salah satu petugas kepolisian yang enggan disebutkan namanya.
Sementara hewan piaraan hewan lainnya seperti anjing dan kucing sudah dititipkan Christina Telly Megawe kakak angkat Angeline kepada dokter hewan yang ada di Denpasar.
Setelah terjadi pengungkapan kasus itu rumah yang berpagar kayu jati itu tidak ada penghuninya lagi.
Pasangan suami istri yang menjadi penghuni kosan disana pun sudah pindah. Sehari setelah terjadinya pengungkapan kasus itu, Rahmat Handono dan Ausiani langsung keluar dari kosan tersebut.
Sementara di kamar nomer satu terdapat sepeda motor vario berwarna pink. "Tidak ada yang boleh diizinkan masuk kedalam rumah, selain oleh petugas. Kalaupun waktu itu ada anaknya yang mengambil anjing itu juga didampingi oleh pihak kepolisian," jelas pria berkumis tipis ini.
Dia mengaku rumah tersebut dijaga oleh petugas Polsek Denpasar Timur, selain itu juga dibantu oleh tim buser Polda Bali.
"Kami secara bergantian menjaga rumah ini, dan selama disini tidak ada yang aneh," ungkapnya.
Dia menambahkan, hampir setiap hari masyarakat Denpasar mendatangi rumah Angeline untuk mengucapkan turut berduka cita dan mendoakan Angeline.
Tak jarang masyarakat itu membawa karangan bunga biasa, seikat bunga mawar dan ditambah dengan bunga-bunga yang lain.
Selain itu juga terdapat boneka, seperti boneka beruang, hello kity, doraemon, dan masih banyak boneka lainnya.
Tidak hanya boneka dan bunga, tapi ada juga makanan dan minuman. Terlihat di tumpukan dalam karangan bunga juga ada minuman seperti susu, yakult, aqua dan masih banyak minuman lainnya. Sementara untuk makanan, ada snack top, cokelat, permen, serta makanan ringan lainnya.
Setiap orang yang datang juga menyalakan lilin untuk Angeline. "Hampir setiap hari tidak pernah sepi, setiap menit ada yang mampir. Mulai pagi subuh itu sudah ada yang datang cuma sekedar mengantarkan minuman dan makanan ringan. Dia doa dulu kemudian pergi, setiap hari kami berjaga seperti itu," ungkap petugas yang setiap hari menjaga rumah Angline itu.
Seperti yang terlihat rumah itu diberi garis polisi, setelah garis polisi baru ada karangan bunga yang diberikan oleh warga kepada Angeline.
Bahkan tak jarang artis, para mentrri, politikus dan pengusaha juga memberikan rasa simpati dan turut berduka cita kepada bocah ayu itu.
Di depan rumah Angeline yang berada di Jalan Sedap Malam Nomer 26 itu terdapat pohon beringin yang besar. Selain itu juga terdapat pura, yang hampir setiap hari didatangi oleh masyarakat untuk sembahyang.
Sejak Angeline ditemukan dalam keadaan tewas, Margareta ibu angkat Angeline langsung ditahan oleh Polresta Denpasar, dia tidak sempat lagi mengunjungi rumah yang disewanya selama 20 tahun itu.
(sms)