Pasokan Anjlok, Harga Jeruk Lokal Melonjak

Jum'at, 19 Juni 2015 - 10:44 WIB
Pasokan Anjlok, Harga...
Pasokan Anjlok, Harga Jeruk Lokal Melonjak
A A A
MEDAN - Pasokan buah jeruk lokal ke Kota Medan menurun drastis akibat erupsi Gunung Sinabung. Akibatanya, harga jeruk lokal di pasar-pasar tradisional meningkat tajam menjadi Rp23.000-Rp25.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp14.000-18.000 per kg.

Salahseorangpedagangbuah di Pasar Simpang Limun, Lelenita, mengaku sejak beberapa hari terakhir terpaksa mengurangi pembelian buah jeruk lokal akibat tingginya harga. Kondisi ini akibat pasokan buah jeruk lokal dari Berastagi kosong. Kenaikan harga buah jeruk diperkirakan akan bertahan lama, mengingat Berastagi merupakan salah satu pemasok utama jeruk ke Kota Medan.

“Jeruk lokal sudah lama pasokannya kosong, sudah hampir dua pekan, makanya harga naik. Kami bisanya mengambil barang (jeruk lokal) dari Berastagi. Tapi sekarang banyakpetaniyanggagalpanenakibat erupsi Sinabung,” ujar Lelenita, kemarin. Selain jeruk lokal, harga buah impor juga mengalami kenaikan. Seperti buah pir century, naik menjadi Rp30.000 per kg dari sebelumnya Rp25.000 per kg; apel Rp35.000 dari sebelumnya Rp32.000 per kg; anggur Rp60.000 dari sebelumnya Rp55.000 per kg; dan sunkist Rp35.000 dari sebelumnya Rp33.000 per kg.

“Kenaikan harga buah sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Kemudian harga buah kembali naik setidaknya sepekan menjelang puasa. Jadi, naiknya itu bertahap pas mau puasa ini. Rata- rata buah impor mengalami kenaikan,” ucapnya. Sementara pedagang buah di Pasar Sukaramai, Medan, Anita, mengaku harga jeruk lokal sudah mengalami kenaikan sejak dua pekan terakhir. Harga jeruk lokal di pasar ini dijual Rp25.000 dari sebelumnya Rp15.000 per kg. Harga buah salak ukuran jumbo juga mengalami kenaikan menjadi Rp23.000 dari sebelumnya Rp18.000 per kg.

“Jeruk lokal (Berastagi) bukan hanya harganya yang mahal tapi juga jarang. Padahal, di bulan puasa ini konsumsi masyarakat terhadap buah cukup tinggi,” ucapnya. Terpisah, salah seorang petani jeruk di Medan, Joy Harlim Sinuhaji, mengatakan, sejak beberapa pekan terakhir, petani di Berastagi memang mengalami gagal panen akibat erupsi Sinabung, termasuk dirinya yang punya kebun jeruk di Berastagi. Penurunan hasil panen petani mencapai 50% hingga 80%.

Pemilik lahan jeruk seluas enam hektare ini biasanya berhasil memanen 50 ton per hektare sekali panen. Tapi kali ini hanya sekitar 10-20 ton. “Kadang kami gagal panen. Kami sebenarnya tidak ingin para pelanggan kecewa tapi ini kan bencana. Makanya kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah,” katanya. Melonjaknya harga buah, jelas dikeluhkan oleh masyarakat. Renaldi, seorang pembeli di Pasar Sukaramai, misalnya, yang menilai naiknya harga buah pada bulan puasa sangat memberatkan.

Dia terpaksa mengurangi jumlah pembelian, padahal konsumsi buah sangat dibutuhkan selama bulan puasa. “Saya hanya beli jeruk saja untuk dimakan saat berbuka puasa di rumah. Sekarang mahal- mahal sekali harga barang. Ini pun saya hanya beli jeruk satu kilogram saja. Kalau harganya murah, biasanya saya belanja sampai tiga kilogram jeruk, karena anak-anak saya suka jeruk,” katanya.

Irwan siregar
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0894 seconds (0.1#10.140)