Kawah Bersuara Kereta Api Paling Diminati

Jum'at, 19 Juni 2015 - 08:46 WIB
Kawah Bersuara Kereta Api Paling Diminati
Kawah Bersuara Kereta Api Paling Diminati
A A A
BANDUNG - Wisata alam di Bandung Selatan biasanya selalu menjadi buruan ketika musim libur tiba. Ciwidey dan Pangalengan, selama ini menjadi primadona masyarakat.

Tapi siapa kira, selain kedua tempat wisata itu, masih banyak lagi tempat wisata lain yang belum terlalu dikenal, namun memiliki panorama indah. Salah satunya objek wisata Kawah Kamojang, yang berada di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, berbatasan dengan Kabupaten Garut. Berada di ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut, kawah yang berada di puncak Gunung Guntur itu memiliki beberapa kawah aktif.

Lokasi ini pun kini dijadikan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU yang dikelola PT Pertamina dan PT Indonesia Power. Seperti beberapa kawasan wisata lainnya di Jawa Barat yang selalu mengandung cerita legenda, tempat wisata ini pun memiliki legenda yang ber kem - bang luas di kalangan ma sya - rakat. Kuncen Kawah Kamojang Koko, 70, mengatakan, Kamojang berasal dari kata mojang atau berarti gadis.

Menurut dia, dulunya di ka - was an yang telah menjadi objek wisata itu pernah hidup se orang perempuan yang ke can tik annya begitu kesohor di Tatar Sunda. Mojang cantik yang belum dike - tahui nama aslinya itu sendiri di - se butkan Koko kerap menam - pak kan diri di kawasan ini. “Kalau kebetulan, pengunjung pasti akan menemukan mojang itu sedang moyan(berjemur) di atas batu,” katanya.

Kawah yang berada di lokasi ini yang bisa dijadikan objek wisata di antaranya Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, Kawah Nirwana, Kawah Manuk, serta Kawah Cibuliran. Dari kawah yang ada, dua kawah yang paling banyak dikunjungi yakni Kawah Hujan dan Kawah Kereta Api/Geyser. “Kawah Kereta Api merupakan tempat yang paling diminati pengunjung karena bunyi kawahnya mirip suara lokomotif kereta api, selain itu uap gas yang keluar memiliki tekanan yang sangat luar biasa mencapai 2.5 bar,” ungkapnya.

Selain itu, suaranya yang bergemuruh mirip suara lokomotif uap yang keluar melalui celah-celah bebatuan dari perut bumi menjadi daya tarik pengunjung. Di area ini, lanjut dia, pengunjung akan melihat pembangkit listrik tenaga uap dari pipa-pipa yang jadi penyalur panas dari perut bumi untuk membangkitan generator yang menghasilkan energi listrik.

“Selain itu, uap yang mencuat dari permukaan tanah memiliki tekanan yang luar biasa yang mampu melontarkan benda-benda tertentu seperti gelas air mineral,” tuturnya. Sementara di Kawah Hujan, pengunjung bisa mandi sauna sepuasnya. Suhu air yang mengalir di Kawah Hujan ini mencapai 115 derajat celcius. Sangat panas hingga menimbulkan uap. Air ini kemudian menyembur ke udara sekitar. Itulah sebabnya kawah ini dinamai Kawah Hujan.

Menariknya ketika menyembur ke udara seperti hujan gerimis, air tersebut sama sekali tidak panas. “Air yang menciprat ke udara ini tetap terasa dingin seperti layaknya air dari pegunungan. Kini objek wisata ini bisa menjadi obat tradisional,” tandas Koko.

Seorang pengunjung yang berasal dari Jakarta, Ivon, 27, mengatakan, baru pertama kali datang ke tempat itu karena ajakan kerabatnya yang berasal dari Garut. Meskipun selama perjalanan cukup melelahkan karena harus melintasi ruas jalan yang jauh dan menanjak namun semua itu terbayar ketika sampai di lokasi utama kawah karena panorama alamnya yang luar biasa.

Dila Nashear
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0284 seconds (0.1#10.140)