Penyuplai Merica Palsu Ditangkap
A
A
A
SLEMAN - Setelah sempat diterpa isu beras plastik, kini DIY digoyang dugaan peredaran merica palsu. Berkat kejelian pedagang, mereka berhasil menangkap pemasok merica berbahaya tersebut.
Temuan ini tentu bisa meresahkan masyarakat lantaran besok sudah memasuki bulan puasa, sehingga konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan semakin meningkat. Merica palsu itu sendiri dipasok ke pedagang Pasar Sleman. Pemasoknya berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Setelah temuan itu dilaporkan ke polisi, Polres Sleman yang menangani kasus ini menetapkan seorang penyuplai merica palsu sebagai tersangka.
Ditemukannya merica palsu itu berawal dari seorang pedagang pasar, Mardiarjo yang diprotes dari pembelinya pada Senin (15/6). Protes disampaikan karena merica yang dibeli dari warna dan baunya berbeda dengan merica umumnya. Setelah diprotes, Mardiarjo beserta para pedagang dan pembeli di lokasi mengecek merica yang dipermasalahkan. “Warnanya itu putih,” ucap Mardiarjo, kemarin.
Secara kebetulan, tak berselang lama hari itu pula datang Suryono, 50, penyuplai merica kepada Mardiarjo. Namun kedatangannya untuk menawarkan bawang putih. Sontak, pedagang pasar langsung mengamankan Suryono bersama dua kerabatnya juga asal Klaten, Parmi, 50; dan Edi, 29, yang saat itu menunggu di dalam mobil. Pedagang langsung melaporkannya ke polisi.
Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain mengatakan pihaknya telah mendalami laporan tersebut. Termasuk memastikan merica yang dibuka seperti tepung itu asli atau palsu. Ketiga orang yang diamankan telah diperiksa. Hasilnya, merica itu didapat dari Solo. Mardiarjo telah membeli merica yang diduga palsu 0,5 kilogram dengan harga Rp40.000. “Untuk sementara kasus ini adalah penipuan,” ungkapnya. Dari ketiga orang yang diperiksa, Suryono telah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara dua orang lain masih dijadikan saksi. Dari kejadian itu, polisi mengamankan 11 kilogram merica yang ditemukan dari mobil dibawa Suryono. Kasus itu pun masih dalam penanganan Polres Sleman. Merica palsu yang sebelumnya juga beredar di sejumlah kabupaten diJawa Tengah, kemarin juga didistribusikan ke pasar tradisional di Kabupaten Mojokerto, Jatim.
Peredaran merica palsu itu diketahui setelah petugas dari Dinas Perindustrian dan by safeweb"> Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto menggelar operasi pasar. Dari salah seorang pedagang di Pasar Kecamatan Bangsal, petugas mendapati butiran merica palsu yang dijual kepada konsumen.
Diketahui jika merica palsu itu dioplos dengan merica asli. Kepala Seksi Meterologi dan Perlindungan Konsumen Disper dindag Kabupaten Mojokerto Ida Nuryati mengatakan, ada dua jenis butiran merica palsu yang ditemukan. Butiran pertama berukuran sama persis dengan merica asli, tapi dengan warna putih kehitaman. Berikutnya ada juga butiran merica palsu berukuran lebih besar dari merica asli dengan warna putih kekuningan.
Dua jenis merica palsu itu oleh penjual dicampur dengan merica asli. Namun dengan perbandingan yang sangat kecil. Dari 1,5 kilogram barang bukti yang diamankan, tak lebih dari 1% butiran merica yang asli. “Jadi ada tiga jenis. Dua jenis palsu dan satu asli. Hanya sedikit sekali butiran merica asli yang dipakai cam puran. Bahkan nyaris semuanya palsu,” kata Ida seusai operasi pasar, kemarin.
Dua jenis butiran merica palsu itu memiliki tekstur berbeda dengan butiran merica asli. Butiran merica palsu sangat mudah dipecah saat direndam dengan air selama beberapa menit, butiran itu akan hancur. “Tidak ada rasanya sama sekali. Dugaan kami, butiran merica palsu itu terbuat dari tepung,” katanya. Tekstur pembeda lainnya, butiran merica palsu memiliki per mukaan lebih halus.
Sementara butiran merica yang asli, akan terdapat serat dengan tekstur lebih keras. Namun, kata dia, jika konsumen tak jeli mereka akan sangat mudah tertipu dengan butiran merica palsu ini. “Bisa dilihat kalau memang diteliti. Sekilas memang tidak kelihatan kalau itu butiran merica palsu,” katanya mengingatkan. Merica palsu ini bisa berbahaya bagi kesehatan pengonsumsinya.
Jika terbuat dari bahan tepung tidak ada jaminan bahwa merica palsu itu aman bagi kesehatan. Sebab bila proses pembuatan dan penyimpanannya tidak tepat, merica palsu itu rentan ditumbuhi jamur yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apalagi jamur aflatoxin yang bersifat racun banyak di kandung pada bahan pangan dari umbi-umbian. Termasuk tepung yang diproduksi dari umbiumbian. Jamur itu yang bisa meracuni organ tubuh ketika dikonsumsi secara terus menerus.
Muji barnugroho/ tritus julan
Temuan ini tentu bisa meresahkan masyarakat lantaran besok sudah memasuki bulan puasa, sehingga konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan semakin meningkat. Merica palsu itu sendiri dipasok ke pedagang Pasar Sleman. Pemasoknya berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Setelah temuan itu dilaporkan ke polisi, Polres Sleman yang menangani kasus ini menetapkan seorang penyuplai merica palsu sebagai tersangka.
Ditemukannya merica palsu itu berawal dari seorang pedagang pasar, Mardiarjo yang diprotes dari pembelinya pada Senin (15/6). Protes disampaikan karena merica yang dibeli dari warna dan baunya berbeda dengan merica umumnya. Setelah diprotes, Mardiarjo beserta para pedagang dan pembeli di lokasi mengecek merica yang dipermasalahkan. “Warnanya itu putih,” ucap Mardiarjo, kemarin.
Secara kebetulan, tak berselang lama hari itu pula datang Suryono, 50, penyuplai merica kepada Mardiarjo. Namun kedatangannya untuk menawarkan bawang putih. Sontak, pedagang pasar langsung mengamankan Suryono bersama dua kerabatnya juga asal Klaten, Parmi, 50; dan Edi, 29, yang saat itu menunggu di dalam mobil. Pedagang langsung melaporkannya ke polisi.
Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain mengatakan pihaknya telah mendalami laporan tersebut. Termasuk memastikan merica yang dibuka seperti tepung itu asli atau palsu. Ketiga orang yang diamankan telah diperiksa. Hasilnya, merica itu didapat dari Solo. Mardiarjo telah membeli merica yang diduga palsu 0,5 kilogram dengan harga Rp40.000. “Untuk sementara kasus ini adalah penipuan,” ungkapnya. Dari ketiga orang yang diperiksa, Suryono telah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara dua orang lain masih dijadikan saksi. Dari kejadian itu, polisi mengamankan 11 kilogram merica yang ditemukan dari mobil dibawa Suryono. Kasus itu pun masih dalam penanganan Polres Sleman. Merica palsu yang sebelumnya juga beredar di sejumlah kabupaten diJawa Tengah, kemarin juga didistribusikan ke pasar tradisional di Kabupaten Mojokerto, Jatim.
Peredaran merica palsu itu diketahui setelah petugas dari Dinas Perindustrian dan by safeweb"> Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto menggelar operasi pasar. Dari salah seorang pedagang di Pasar Kecamatan Bangsal, petugas mendapati butiran merica palsu yang dijual kepada konsumen.
Diketahui jika merica palsu itu dioplos dengan merica asli. Kepala Seksi Meterologi dan Perlindungan Konsumen Disper dindag Kabupaten Mojokerto Ida Nuryati mengatakan, ada dua jenis butiran merica palsu yang ditemukan. Butiran pertama berukuran sama persis dengan merica asli, tapi dengan warna putih kehitaman. Berikutnya ada juga butiran merica palsu berukuran lebih besar dari merica asli dengan warna putih kekuningan.
Dua jenis merica palsu itu oleh penjual dicampur dengan merica asli. Namun dengan perbandingan yang sangat kecil. Dari 1,5 kilogram barang bukti yang diamankan, tak lebih dari 1% butiran merica yang asli. “Jadi ada tiga jenis. Dua jenis palsu dan satu asli. Hanya sedikit sekali butiran merica asli yang dipakai cam puran. Bahkan nyaris semuanya palsu,” kata Ida seusai operasi pasar, kemarin.
Dua jenis butiran merica palsu itu memiliki tekstur berbeda dengan butiran merica asli. Butiran merica palsu sangat mudah dipecah saat direndam dengan air selama beberapa menit, butiran itu akan hancur. “Tidak ada rasanya sama sekali. Dugaan kami, butiran merica palsu itu terbuat dari tepung,” katanya. Tekstur pembeda lainnya, butiran merica palsu memiliki per mukaan lebih halus.
Sementara butiran merica yang asli, akan terdapat serat dengan tekstur lebih keras. Namun, kata dia, jika konsumen tak jeli mereka akan sangat mudah tertipu dengan butiran merica palsu ini. “Bisa dilihat kalau memang diteliti. Sekilas memang tidak kelihatan kalau itu butiran merica palsu,” katanya mengingatkan. Merica palsu ini bisa berbahaya bagi kesehatan pengonsumsinya.
Jika terbuat dari bahan tepung tidak ada jaminan bahwa merica palsu itu aman bagi kesehatan. Sebab bila proses pembuatan dan penyimpanannya tidak tepat, merica palsu itu rentan ditumbuhi jamur yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apalagi jamur aflatoxin yang bersifat racun banyak di kandung pada bahan pangan dari umbi-umbian. Termasuk tepung yang diproduksi dari umbiumbian. Jamur itu yang bisa meracuni organ tubuh ketika dikonsumsi secara terus menerus.
Muji barnugroho/ tritus julan
(bbg)