Pengungsi Sinabung Kelaparan Usai Dievakuasi Pakai Truk Sampah

Selasa, 16 Juni 2015 - 19:31 WIB
Pengungsi Sinabung Kelaparan...
Pengungsi Sinabung Kelaparan Usai Dievakuasi Pakai Truk Sampah
A A A
KARO - Sejumlah pengungsi Sinabung dari Desa Kuta Gugung, Kuta Rayat dan Sigarang-garang, sempat kelaparan usai dievakuasi pakai truk sampah.

Evakuasi secara mendadak mulai, Senin malam 15 Juni hingga Selasa dinihari (16/6/2015) terhadap warga ke tempat penampungan sementara ini seiring dengan peningkatan aktivitas serta ancaman bahaya dari Gunung Api Sinabung.

“Semalam kami dievakuasi dari kampung jam 19.00 WIB. Tiba di tempat penampungan pukul 22.00 WIB. Tidak ada logistik, sehingga harus menahan lapar hingga beberapa jam, seiring kondisi kejiwaan (psikologis). Karena kami yang masih terganggu karena terkejut, dijemput tiba-tiba menggunakan kendaraan angkut sampah, milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkab Karo,” ungkap warga Kuta Gugung, J Tarigan di kamp penampungan Korpri.

Hal yang sama juga diungkapkan sejumlah pengungsi lainnya. Mereka berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah atau instasi terkait lainnya.

Hal ini mengingat minimnya fasilitas serta kondisi yang memprihatinkan yang dialami mereka di sejumlah posko penampungan.

"Saya terpaksa merogoh kocek sendiri untuk beli nasi bungkus karena terlambatnya pembagian logistik untuk pengungsi, " kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya di Kamp Penampungan Korpri.

Pemerhati sosial Tanah Karo, Bukti Ginting Babo mengamati kondisi yang dialami ribuan pengungsi korban erupsi merupakan hal berulang-ulang dari masa ke masa.

Dimana dalam setiap adanya peningkatan status Sinabung tampak jelas tidak adanya kesiapan dan program yang matang dalam menanggulangi bencana oleh Pemda Karo.

“Sesuai rekomendasi PVMBG tertanggal 2 Juni 2015, pukul 23.00 WIB lalu. Masyarakat yang berdiam di radius 5 Km dari puncak kawah, dan 7 km khusus arah selatan-tenggara bukaan kawah (jalur luncuran awan panas/guguran lava) harus diungsikan menghindari ancaman bahaya. Dari tanggal dikeluarkannnya rekomendasi hingga kemarin, sudah lebih 10 hari. Jadi dimana persiapan Pemda, sehingga warga yang diungsikan harus menunggu jatah makan,” tegas Babo.

Menurut Babo, fasilitas di seluruh titik penampungan juga semestinya sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya.

Karena proses evakuasi itu, sudah 99% harus dilakukan, karena tinggal menunggu hari saja sesuai ancaman erupsi Sinabung.

Mengapa ketika bahaya sudah dekat baru diungsikan, mengapa tidak beberapa hari pasca keluarnya rekomendasi PPMBG posko disiapkan agar warga tidak kocar kacir.

“Masalah ini berlangsung sejak letusan 2010 lalu. Mengapa Pemkab Karo tidak pernah mau berbenah kearah yang lebih baik. Ini pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Ditengah Pilkada yang akan tiba didepan mata, marilah memilih secara bijak terhadap calon pemimpin Karo kedepan. Gunakan hati dan logika agar tidak terjebak dalam tipu muslihat,” pungkas Babo.

Sementara itu keterangan yang diperoleh dari petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Arif, hingga saat ini aktivitas Gunung Sinabung masih cukup tinggi.

Sehingga area pemukiman ataupun aktivitas penduduk harus disterilisasi. Hal ini untuk meminimalkan korban jiwa ataupun ancaman serius lainnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4108 seconds (0.1#10.140)