Kostum Berfilosofi Papat Kiblat Lima Pancer

Minggu, 14 Juni 2015 - 10:12 WIB
Kostum Berfilosofi Papat Kiblat Lima Pancer
Kostum Berfilosofi Papat Kiblat Lima Pancer
A A A
SOLO - Solo Batik Carnival (SBC) ke-8 digelar di Stadion Sriwedari kemarin. Sebanyak 500 performer ikut serta dan mengenakan kostum warnawarni dengan filosofi Jawa Papat Kiblat Lima Pancer .

SBC yang genap berusia sewindu dimulai pukul 16.00 WIB. Tema yang diusung adalah Mancavarna The Soul of Holy Circle. Opening ceremony dilakukan dengan pertunjukkan tari kolosal yang mengisahkan tentang manusia dalam kandungan dan saat lahir yang terdapat empat unsur dan satu karakter, yakni kawah (ketuban), ari-ari (tali pusar), darah, dan pusar. Sedangkan pancer dimaknai sebagai karakter. Dalam tarian kolosal itu, empat unsur saling bertikai dan merasa dirinya paling berguna.

Pertikaian akhirnya ditengahi oleh pancer atau karakter. Bahwa keempat unsur itu harus saling bersatu karena memberikan manfaat terhadap kehidupan manusia. “Pertunjukkan tarian kolosal dilakukan oleh para seniman profesional,” ungkap Gloria, salah satu panitia, kemarin. Para peserta SBC berasal dari sejumlah kecamatan di Kota Solo dengan usia mulai 3,5 tahun hingga 40 tahun. Terdapat lima tema yang menjadi ikon SBC yang diwakili empat unsur warna putih, hitam, merah, dan kuning. Sedangkan pancer atau karakter diwujudkan dalam bentuk Jatayu.

“Penataan panggung dan musik juga mengacu pada konsep empat kiblat lima pancer ,” ujarnya. Sekitar 90 musisi berperan mengkombinasikan antara musik gamelan, perkusi, ditambah vokal. Setelah tarian kolosal selesai digelar, acara dilanjutkan dengan parade on the street. Para peserta berjalan menyusuri Jalan Slamet Riyadi hingga Bundaran Gladak. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, SBC ke delapan juga ditonton ribuan masyarakat yang rela berjubel di pinggir jalan di jantung Kota Solo tersebut. Event ini sekaligus mempromosikan batik yang telah menjadi warisan budaya dunia kebanggaan Indonesia. Sejarah panjang tentang eksistensi batik sudah ada sejak zaman dahulu.

Sementara, Solo sebagai salah satu tempat yang dikenal sebagai salah satu Kota Batik. Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Pariwisata pada Kementerian Pariwisata HM Ahman Sya mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi karena Kota Solo memiliki 62 event pariwisata dalam satu tahun. Jumlah itu merupakan terbanyak di Indonesia dan belum ada tandingannya.

Kementerian Pariwisata mencatat 60% daya tarik wisata karena budaya. Kemudian 30% karena alam. Sedangkan daya tarik yang diciptakan manusia hanya sebesar 5%. “Apa yang dilakukan Kota Solo patut menjadi model event budaya nasional,” tutur Ahman Sya.

Ary wahyu wibowo
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8684 seconds (0.1#10.140)