Banjir Mulai Dikeluhkan Lagi
A
A
A
PALEMBANG - Hujan berdurasi panjang yang terjadi di Kota Palembang tiga hari terakhir ini kembali menyebabkan banjir di beberapa permukiman warga langganan banjir.
Seperti di kawasan Kelurahan Sungai Buah, Kecamatan Ilir Timur (IT) II yang sering terjadi banjir dan penyebabnya diduga mulai dari banyaknya sampah dan karena adanya bangunan liar.Ketua RT 4 Kelurahan Sungai Buah Fajar mengatakan, me mang di tempatnya terdapat ba ngunan rumah warga yang ber ada di atas saluran goronggorong.
Hal ini pun pernah di bicarakan antarwarga di RT-nya. Hanya saja, pemilik rumah tidak juga mengubah bangunan rumah nya. Akibat dari saluran gorong-gorong yang tertutup itu, sering mengalami luapan air di wilayah lainnya. “Ada bangunan di atas gorong-gorong, jadinya di daerah ini sering terjadi luapan banjir,” katanya saat mengikuti program gotong royong meli batkan delapan RT, kemarin.
Menurutnya, gorong-gorong yang menjadi saluran anak Sungai Buah itu penting di pelihara. Warga lainnya, Bambang, 35 mengatakan, banyak sampahsampah yang dibuang di gorong-gorong. Karena merupakan aliran anak Sungai Buah, tentu sampah tersebut mengalir di sepanjang sungai.
Akibatnya, jika terjadi banjir, sampah-sampah juga akan me luap dan membuat air gorong-gorong men ja di bau dan kotor. “Sampah-sampah ini juga mengalir dari masyarakat di hu lu,” ujar anggota Senkom Polri ini. Menanggapi keluhan masyarakat, Camat IT II Syahrulgama mengatakan, jika di kawasan seputar Jalan Apolo yang men jadi bagian dari aliran Sungai Buah, memang sudah di padati perumahan sejak lama.
Kawasan ini sudah di bangun dengan bangunan yang per manen sehingga untuk mengubah bentuk bangunan juga mengalami kendala. “Karena memang rumahnya atau ka wasan ini merupakan permukiman sudah lama,” katanya. Karena itu, untuk menghindari banjir dan lainnya, memang diperlukan kegiatan rutin untuk membersihkan saluran anak sungai. Bisa dengan gotong royong atau kesadaran dari masing-masing warga untuk menjaga saluran sungai tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kenten Palembang M Irdam mengatakan, adanya siklon tropis menye babkan daerah belokan angin yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awanawan konvektif yang rendah sehinga menyebabkan hujan lebat. “Yah, mungkin sekitar dua sampai tiga hari saja dan masih ada potensi terjadi lagi setelah itu,” katanya.
Menurut Irdam, meskipun memasuki musim kemarau, bukan berarti di Sumatera Selatan dan Kota Palembang tidak ada hujan. “Angin mem bujur dari pasifik ke bagian barat Sumatera sehingga ada potensi terjadinya hujan,” ungkapnya.
Tasmalinda/ Sierra syailendra
Seperti di kawasan Kelurahan Sungai Buah, Kecamatan Ilir Timur (IT) II yang sering terjadi banjir dan penyebabnya diduga mulai dari banyaknya sampah dan karena adanya bangunan liar.Ketua RT 4 Kelurahan Sungai Buah Fajar mengatakan, me mang di tempatnya terdapat ba ngunan rumah warga yang ber ada di atas saluran goronggorong.
Hal ini pun pernah di bicarakan antarwarga di RT-nya. Hanya saja, pemilik rumah tidak juga mengubah bangunan rumah nya. Akibat dari saluran gorong-gorong yang tertutup itu, sering mengalami luapan air di wilayah lainnya. “Ada bangunan di atas gorong-gorong, jadinya di daerah ini sering terjadi luapan banjir,” katanya saat mengikuti program gotong royong meli batkan delapan RT, kemarin.
Menurutnya, gorong-gorong yang menjadi saluran anak Sungai Buah itu penting di pelihara. Warga lainnya, Bambang, 35 mengatakan, banyak sampahsampah yang dibuang di gorong-gorong. Karena merupakan aliran anak Sungai Buah, tentu sampah tersebut mengalir di sepanjang sungai.
Akibatnya, jika terjadi banjir, sampah-sampah juga akan me luap dan membuat air gorong-gorong men ja di bau dan kotor. “Sampah-sampah ini juga mengalir dari masyarakat di hu lu,” ujar anggota Senkom Polri ini. Menanggapi keluhan masyarakat, Camat IT II Syahrulgama mengatakan, jika di kawasan seputar Jalan Apolo yang men jadi bagian dari aliran Sungai Buah, memang sudah di padati perumahan sejak lama.
Kawasan ini sudah di bangun dengan bangunan yang per manen sehingga untuk mengubah bentuk bangunan juga mengalami kendala. “Karena memang rumahnya atau ka wasan ini merupakan permukiman sudah lama,” katanya. Karena itu, untuk menghindari banjir dan lainnya, memang diperlukan kegiatan rutin untuk membersihkan saluran anak sungai. Bisa dengan gotong royong atau kesadaran dari masing-masing warga untuk menjaga saluran sungai tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kenten Palembang M Irdam mengatakan, adanya siklon tropis menye babkan daerah belokan angin yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awanawan konvektif yang rendah sehinga menyebabkan hujan lebat. “Yah, mungkin sekitar dua sampai tiga hari saja dan masih ada potensi terjadi lagi setelah itu,” katanya.
Menurut Irdam, meskipun memasuki musim kemarau, bukan berarti di Sumatera Selatan dan Kota Palembang tidak ada hujan. “Angin mem bujur dari pasifik ke bagian barat Sumatera sehingga ada potensi terjadinya hujan,” ungkapnya.
Tasmalinda/ Sierra syailendra
(ftr)