Pengendara Keluhkan Sapi di Jalan HTI

Senin, 08 Juni 2015 - 10:21 WIB
Pengendara Keluhkan...
Pengendara Keluhkan Sapi di Jalan HTI
A A A
MUARAENIM - Pengendara yang melintasi Jalan HTI kawasan Desa Lubuk Ampelas, Tanjung Jati dan Muaralawai, Kecamatan Muaraenim mengeluhkan maraknya sapi yang bermain di jalanan ketiga desa itu.

Padahal, jalan ini cukup ramai dilintasi kendaraan, baik mobil maupun motor. Kendaraan yang melintas juga umumnya warga di tiga desa serta para pegawai di lingkungan Pemkab Muaraenim yang berkantor di kawasan perkantoran Islamic Centre. Selain itu, jalan ini juga merupakan a kses utama menuju kawasan perkantoran dari arah Kota Muaraenim.

Setiap hari, baik pagi, siang maupun sore ratusan sapi milik warga yang memang sengaja dilepas ber jalan berombongan di jalanan yang hanya ada satu-satunya di kawasan itu. “Sangat disayangkan di kawa san yang masuk dalam ka wa - san kota seperti ini banyak sapi berkeliaran dan tampaknya ini memang disengaja,” ujar Romli, 32, warga Kelurahan Pasar III Muaraenim, kemarin.

Memang menurutnya, peman dangan seperti ini, sudah biasa bagi masyarakat sekitar yang pernah melintas. Namun, untuk pengendara yang jarang melewati kawasan ini jelas akan bingung dengan pemandangan tersebut. “Padahal, rumah di sini sudah masuk perumahan modern, namun sayangnya masih ba nyak sapi yang berkeliaran di jalanan depan rumah,” ujarnya.

Senada Irma, 34, salah seorang pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Muaraenim yang setiap pagi dan sore melintasi jalan itu juga mengeluhkan kondisi ini. Bahkan menurutnya, dia per nah hampir terjatuh karena harus berhenti mendadak karena ada sapi yang tiba-tiba menye berang jalan. Beruntung, dia masih bisa mengendalikan sepeda motornya sehingga tidak jatuh dan mengalami luka. “Bagaimana tidak, kaget tibatiba ada sapi menyeberang jalan di depan kita,” katanya.

Belum lagi menurutnya, akibat banyaknya sapi yang ber main di jalan raya jalanan menjadi kotor akibat banyaknya kotoran sapi. Hal ini, kata dia, sangat mengganggu, apalagi jika sedang musim kemarau, debu yang beterbangan di jalanan jelas bercampur dengan koto ran sapi. “Kami sendiri bingung, karena sepertinya pihak terkait tidak bisa mengambil kebijakan atau menerapkan aturan untuk melarang sapi-sapi itu berada di jalan raya,” ujarnya.

Salah seorang warga Desa Tanjung Jati, Man, 33, meng aku, sapi-sapi itu meskipun jum lahnya sangat banyak, pe miliknyajelas. Hanya saja menurutnya, me mang pola di sana tidak ada istilah kandang. Sapi-sapi tersebut jika sedang tidak musim tanam padi dibiarkan bermain di areal persawahan yang ada di kawasan.

“Namanya juga dibiarkan lepas dan mencari makan di sawah di pinggir jalan, jadi sewaktu-waktu mereka bermain di jalanan,” katanya.

Irhamudin sp
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1086 seconds (0.1#10.140)