Terapi Jitu ala Pengisap Darah
A
A
A
BUKAN rahasia umum lagi, lintah diketahui mengandung banyak zat yang penuh manfaat bagi tubuh manusia. Dari hasil kajian-kajian dan penelitian ilmiah, khasiat dari hewan dari filum Annelida subkelas Hirudinea ini bisa menjadi obat mujarab.
Walaupun bagi seba gian orang, justru binatang penyedot darah ini dinilai hal yang menjijikkan. Lintah kerbau, satu jenis yang mengandung Hirudin, yakni zat yang dapat menghalangi pembekuan darah.
Umumnya digunakan untuk membuat darah tetap mengalir tidak membeku, unsur Hirudo medicinalisini dipakai dalam operasi syaraf-syaraf yang kecil, misalnya operasi pada telapak tangan, untuk mengemba likan aliran darah yang buntu atau saluran darah yang tersumbat. Dari cerita singkat di atas, juga dialami AKBP Ruchimat, seorang pamen di Polda Sumsel, yang di jantungnya sudah tertanam ring. Berulang kali dirinya harus mengeluarkan biaya jutaan hanya untuk mencairkan darah.
“Sekali berobat jantung hanya untuk mencairkan darah, saya mengeluarkan biaya Rp6 juta. Tapi dengan terapi lintah justru lebih murah, paling saya beli Rp5.000 hingga Rp10.000. Manfaat yang sudah dirasakan, saya tidak minum obat pencair darah dan gula darah juga turun,” ungkapnya. Setelah apa yang dilakukan Ruchimat sejak tahun 2010 lalu itu berhasil, giliran dirinya mengajak rekan-rekan sejawat untuk beralih dari pengobatan kimia ke pengobatan herbal terapi lintah.
Karena dari terapi ini, bisa menyembuhkan banyak penyakit, seperti diabetes, kelenjar getah bening, tyroid, segala jenis kanker/tumor, stroke, narkoba, jantung koroner, darah tinggi, migraine/sering pusing, asam urat, rematik, cedera otot/saraf kejepit dan pengapuran. “Ini (terapi lintah) tidak dikomersialkan, hanya untuk meno - long kawan-kawan yang mengalami gangguan penyakit serupa. Tinggal tentukan waktu ngumpul dan melakukan terapi lintah,” jelasnya.
Ismetri Rajab, warga Kemiling Bandar Lampung, rekan Ruchimat menyatakan, bermasalah dengan luka di kaki yang tak pernah sembuh. “Saya sempat stres karena sudah banyak cari obat, tapi belum juga sembuh. Tapi setelah coba terapi lintah, ternyata lebih baik. Saya justru jadi ingat masa kecil yang selalu digigit lintah, ternyata khasiatnya membuat saya lebih baik,” ujarnya.
Begitu juga dengan yang diutarakan M Ismail Ridwan, 40, dari semua yang diketahuinya tentang terapi lintah dari Ruchimat, pernah mengobati orang Malaysia. “Awalnya, mereka ikut mencoba dan mengakui khasiatnya. Sekarang kami malah diundang ke Malaysia hanya untuk mengobati dengan cara terapi ini,” tukasnya.
Sidratul muntaha
Walaupun bagi seba gian orang, justru binatang penyedot darah ini dinilai hal yang menjijikkan. Lintah kerbau, satu jenis yang mengandung Hirudin, yakni zat yang dapat menghalangi pembekuan darah.
Umumnya digunakan untuk membuat darah tetap mengalir tidak membeku, unsur Hirudo medicinalisini dipakai dalam operasi syaraf-syaraf yang kecil, misalnya operasi pada telapak tangan, untuk mengemba likan aliran darah yang buntu atau saluran darah yang tersumbat. Dari cerita singkat di atas, juga dialami AKBP Ruchimat, seorang pamen di Polda Sumsel, yang di jantungnya sudah tertanam ring. Berulang kali dirinya harus mengeluarkan biaya jutaan hanya untuk mencairkan darah.
“Sekali berobat jantung hanya untuk mencairkan darah, saya mengeluarkan biaya Rp6 juta. Tapi dengan terapi lintah justru lebih murah, paling saya beli Rp5.000 hingga Rp10.000. Manfaat yang sudah dirasakan, saya tidak minum obat pencair darah dan gula darah juga turun,” ungkapnya. Setelah apa yang dilakukan Ruchimat sejak tahun 2010 lalu itu berhasil, giliran dirinya mengajak rekan-rekan sejawat untuk beralih dari pengobatan kimia ke pengobatan herbal terapi lintah.
Karena dari terapi ini, bisa menyembuhkan banyak penyakit, seperti diabetes, kelenjar getah bening, tyroid, segala jenis kanker/tumor, stroke, narkoba, jantung koroner, darah tinggi, migraine/sering pusing, asam urat, rematik, cedera otot/saraf kejepit dan pengapuran. “Ini (terapi lintah) tidak dikomersialkan, hanya untuk meno - long kawan-kawan yang mengalami gangguan penyakit serupa. Tinggal tentukan waktu ngumpul dan melakukan terapi lintah,” jelasnya.
Ismetri Rajab, warga Kemiling Bandar Lampung, rekan Ruchimat menyatakan, bermasalah dengan luka di kaki yang tak pernah sembuh. “Saya sempat stres karena sudah banyak cari obat, tapi belum juga sembuh. Tapi setelah coba terapi lintah, ternyata lebih baik. Saya justru jadi ingat masa kecil yang selalu digigit lintah, ternyata khasiatnya membuat saya lebih baik,” ujarnya.
Begitu juga dengan yang diutarakan M Ismail Ridwan, 40, dari semua yang diketahuinya tentang terapi lintah dari Ruchimat, pernah mengobati orang Malaysia. “Awalnya, mereka ikut mencoba dan mengakui khasiatnya. Sekarang kami malah diundang ke Malaysia hanya untuk mengobati dengan cara terapi ini,” tukasnya.
Sidratul muntaha
(ars)