Sjahroem, Pencipta Logo Kota Medan Wafat
A
A
A
MEDAN - Kabar duka menghampiri warga Kota Medan. Salahsatu tokoh atau pencipta logo Kota Medan, Sjahroem Mambang Daeng Malewa, meninggal dunia di rumah duka, Jalan Yayasan II, Gaperta Ujung, Kecamatan Medan Helvetia, Rabu (4/6) sekitar pukul 12.30 WIB.
Nama Alm Sjahroem Mambang Daeng Malewa atau akrab di sapaSjahroemMDM, tidak begitu banyak diketahui masyarakat Kota Medan. Namun, pria yang tutup usia pada umur 88 tahun ini memiliki karya penting bagi Kota Medan.
Almarhum merupakan pencipta atau pelukis pertama 17 biji padi, delapan bunga kapas, empat tiang dan lima bahagian dari perisai, satu bambu runcing yang terletak di belakang perisai, dan lima bahan-bahan pokok di hadapan bambu runcing. Serta bintang yang bersinar lima yang kini menjadi lambang Kota Medan.
Meskipun karyanya hampir setiap hari terlihat, khususnya oleh pejabat Pemko Medan, sayang karya tersebut tidak setenar penciptanya. Ketika KORAN SINDO MEDAN , Jumat (5/6), menjumpai keluarga almarhum Sjahroem MDM di rumah duka, warga sekitar dan sanak famili sudah ramai melayat.
Remyna Seri merupakan putri keenam almarhum pun dengan kondisi duka mencoba menceritakan keinginan orang tua yang sampai saat ini belum juga tercapai. Sjahroem MDM memiliki tekad menjadikan Negeri Indonesia merdeka. Tekadnya itu diwujudkan dengan bergabung dengan TNI untuk ikut merebut kemerdekaan RI di Medan.
Terakhir dia mendapat pangkat Letnan Muda Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Namun, setelah kemerdekaan, almarhum ingin melanjutkan studi dengan kuliah di fakultas kedokteran spesialis gigi. Selama hidupnya dia juga aktif menjadi dokter gigi di Aceh.
Namun, selain pernah menjadi prajurit TNI dan berprofesi sebagai dokter, ternyata almarhum memiliki skilk di bidang lukisan. Tidak heran, sekitar tahun 1958-1961 dalam pemerintahan residen (sebutan untuk wali kota) dia pun mengikuti perlombaan melukis. Singkat cerita, almarhum yang meninggalkan sembilan anak ini keluar sebagai pemenang, dan selanjutnya karya lukisan menjadi kini menjadi lambang Pemko Medan.
“Berdasarkan cerita ayah, alasan dia ikut dalam lomba itu ingin mengharumkan nama baik Kota Medan selaku anak bangsa yang tinggal di Kota Medan. Sewaktu juara, ayah mendapat Rp5.000, dia sangat senang. Namun, kesenangan itu hanya bernilai Rp5.000, padahal ayah ingin masyarakat mengenal lebih dalam tentang lambang tersebut,” katanya.
Sebelum almarhum menghembuskan napas terakhirnya, beliau tidak begitu banyak permintaan. Dia hanya meminta agar masyarakat Kota Medan tidak begitu mudah melupakan sejarah, begitu juga dengan sejarah lambang Kota Medan. “Cuma satu harapan yang sering disampaikan ayah, bagaimana namanya ditabalkan menjadi nama jalan di Kota Medan.
Salah satunya di Jalan Sei Mencirim, Medan Baru, karena ayah dulu pernah menetap di sana dan menjadi kepala lorong atau sekarang kepala lingkungan (kepling),” katanya sambil menangis. Perempuan yang saat ini menjadi dosen di Polmed ini mengakui ayahnya sudah beberapa kali ingin menyampaikan keinginan itu tapi sering terkendala.
Kendala yang paling besar karena selama ini keluarga tidak ada yang menjabat di Pemko Medan. Untuk itu, keluarga besar almarhum berharap keinginan almarhum bisa terwujud, sebagai penghargaan kepada ayahnya. Camat Medan Helvetia, Edi Mulia Matondang, yang datang ke rumah duka menyampaikan belasungkawa.
Pada kesempatan tersebut, dia mengakui tidak mengetahui pasti siapa yang menciptakan logo Kota Medan yang selama ini melekat di atribut seragam kerjanya. Mendengar keinginan almarhum melalui keluarga tersebut, Edi mengharapkan agar Pemko Medan bisa mewujudkannya.
Kemarin, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, juga sudah datang melayat ke rumah duka sebagai perwakilan Wali Kota Medan, T Dzulmi Eldin, yang berhalangan hadir karena berada di luar kota. “Saya mewakili Bapak Wali Kota Medan, T Dzulmi Eldin, mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya.
Saya baru dengar kalau lambang Kota Medan merupakan gagasan dari almarhum. Kami merasa sedih atas kepergian beliau, dimana beliau semasa hidupnya sangat aktif dalam kegiatan sosial. Semoga kiranya nama beliau dapat ditabalkan jadi nama jalan sebagai penghargaan. Kami akan mengusahakan hal itu,” katanya.
Irwan siregar
Nama Alm Sjahroem Mambang Daeng Malewa atau akrab di sapaSjahroemMDM, tidak begitu banyak diketahui masyarakat Kota Medan. Namun, pria yang tutup usia pada umur 88 tahun ini memiliki karya penting bagi Kota Medan.
Almarhum merupakan pencipta atau pelukis pertama 17 biji padi, delapan bunga kapas, empat tiang dan lima bahagian dari perisai, satu bambu runcing yang terletak di belakang perisai, dan lima bahan-bahan pokok di hadapan bambu runcing. Serta bintang yang bersinar lima yang kini menjadi lambang Kota Medan.
Meskipun karyanya hampir setiap hari terlihat, khususnya oleh pejabat Pemko Medan, sayang karya tersebut tidak setenar penciptanya. Ketika KORAN SINDO MEDAN , Jumat (5/6), menjumpai keluarga almarhum Sjahroem MDM di rumah duka, warga sekitar dan sanak famili sudah ramai melayat.
Remyna Seri merupakan putri keenam almarhum pun dengan kondisi duka mencoba menceritakan keinginan orang tua yang sampai saat ini belum juga tercapai. Sjahroem MDM memiliki tekad menjadikan Negeri Indonesia merdeka. Tekadnya itu diwujudkan dengan bergabung dengan TNI untuk ikut merebut kemerdekaan RI di Medan.
Terakhir dia mendapat pangkat Letnan Muda Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Namun, setelah kemerdekaan, almarhum ingin melanjutkan studi dengan kuliah di fakultas kedokteran spesialis gigi. Selama hidupnya dia juga aktif menjadi dokter gigi di Aceh.
Namun, selain pernah menjadi prajurit TNI dan berprofesi sebagai dokter, ternyata almarhum memiliki skilk di bidang lukisan. Tidak heran, sekitar tahun 1958-1961 dalam pemerintahan residen (sebutan untuk wali kota) dia pun mengikuti perlombaan melukis. Singkat cerita, almarhum yang meninggalkan sembilan anak ini keluar sebagai pemenang, dan selanjutnya karya lukisan menjadi kini menjadi lambang Pemko Medan.
“Berdasarkan cerita ayah, alasan dia ikut dalam lomba itu ingin mengharumkan nama baik Kota Medan selaku anak bangsa yang tinggal di Kota Medan. Sewaktu juara, ayah mendapat Rp5.000, dia sangat senang. Namun, kesenangan itu hanya bernilai Rp5.000, padahal ayah ingin masyarakat mengenal lebih dalam tentang lambang tersebut,” katanya.
Sebelum almarhum menghembuskan napas terakhirnya, beliau tidak begitu banyak permintaan. Dia hanya meminta agar masyarakat Kota Medan tidak begitu mudah melupakan sejarah, begitu juga dengan sejarah lambang Kota Medan. “Cuma satu harapan yang sering disampaikan ayah, bagaimana namanya ditabalkan menjadi nama jalan di Kota Medan.
Salah satunya di Jalan Sei Mencirim, Medan Baru, karena ayah dulu pernah menetap di sana dan menjadi kepala lorong atau sekarang kepala lingkungan (kepling),” katanya sambil menangis. Perempuan yang saat ini menjadi dosen di Polmed ini mengakui ayahnya sudah beberapa kali ingin menyampaikan keinginan itu tapi sering terkendala.
Kendala yang paling besar karena selama ini keluarga tidak ada yang menjabat di Pemko Medan. Untuk itu, keluarga besar almarhum berharap keinginan almarhum bisa terwujud, sebagai penghargaan kepada ayahnya. Camat Medan Helvetia, Edi Mulia Matondang, yang datang ke rumah duka menyampaikan belasungkawa.
Pada kesempatan tersebut, dia mengakui tidak mengetahui pasti siapa yang menciptakan logo Kota Medan yang selama ini melekat di atribut seragam kerjanya. Mendengar keinginan almarhum melalui keluarga tersebut, Edi mengharapkan agar Pemko Medan bisa mewujudkannya.
Kemarin, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, juga sudah datang melayat ke rumah duka sebagai perwakilan Wali Kota Medan, T Dzulmi Eldin, yang berhalangan hadir karena berada di luar kota. “Saya mewakili Bapak Wali Kota Medan, T Dzulmi Eldin, mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya.
Saya baru dengar kalau lambang Kota Medan merupakan gagasan dari almarhum. Kami merasa sedih atas kepergian beliau, dimana beliau semasa hidupnya sangat aktif dalam kegiatan sosial. Semoga kiranya nama beliau dapat ditabalkan jadi nama jalan sebagai penghargaan. Kami akan mengusahakan hal itu,” katanya.
Irwan siregar
(ftr)