Pesan Berantai Bakal Ada Gempa Dahsyat Resahkan Warga Yogya
A
A
A
YOGYAKARTA - Terdapat pesan berantai yang beredar di Yogyakarta melalui beragam media sosial terkait bakal terjadi bencana dasyat dalam waktu dekat. Pesan itu berisi fenomena alam terkait keluarnya cacing tanah dalam kondisi lemas.
Kondisi itu seperti saat sebelum terjadi gempa bumi tektonik pada 27 Mei 2006 silam yang meluluhlantahkan wilayah Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah.
Isi pesan itu memberi himbauan bagi masyarakat, khususnya pesisir Bantul supaya meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bencana. Berikut isi pesan berantai tersebut:
"Buat teman2 yg di Yogya ada ngak yg tinggal di dekat Bantul , ini ada info dari teman ku yg anggota Basarnas : buat jaga2 : dari bantul merata , wilayah Berbah , prambanan sampai solo , ada fenomena aneh , banyak cacing keluar dari tanah dalam keadaan lemas , teman ku sih saran kan siap emergency , karena dulu saat gempa terjadi seminggu setelah fenomena cacing ini juga muncul, analisa awal, terjadi peningkatan aktifitas tektonik di jalur Subduction kidul kono, akibat terjadi pelepasan energy ke permukaan tanah, fenomena ini pernah terjadi pada tahun 2006 sebelum gempa besar di DIY/ khusus nya Bantul sekitarnya"
Belum diketahui siapa yang pertama mengirim pesan tersebut. Namun, pesan itu diduga dari orang yang mengenal dekat dengan personil Basarnas untuk mengingkatkan kembali ada bencana hebat yang pernah terjadi di Yogyakarta.
Humas Basarnas DIY Rahmawati justru heran dengan isi pesan tersebut. Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang membuat pesan hingga berantai tersebut. Namun, dia menjelaskan belum ada ilmu pasti yang bisa memprediksi gempa bumi.
"Gempa bumi tidak bisa diprediksi kapan itu terjadi. Begitu juga dengan tanda-tandanya. Kalau gempa bumi vulkanik (gunung berapi) ditandai dengan muntahnya lahar sebelum terjadi letusan," jelasnya.
Alumnus Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu meminta warga untuk tetap tenang dan waspada karena bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk itu, meningkatkan kewaspadaan diri menjadi kunci dalam mengenal bencana.
"Saya kira itu engak bener, gempa tektonik engak bisa diprediksi, dianalisa. Kalau ada gempa ya sudah, terjadi begitu saja. Kuncinya masyarakat harus tenang dalam menghadapi bencana," sebutnya.
Ibu satu anak itu menepis bahwa informasi itu datang dari Basarnas. "Engak bener itu, masak buat informasi yang membuat resah. Bisa resah kalau orang belum paham, tidak memiliki bekal ilmu cukup, kasihan masyarakat menerima informasi itu mentah-mentah," jelasnya.
Rahma justru melihat keluar cacing dari tanah hanya faktor cuaca. Apalagi, saat ini memasuki musim panas sehingga cacing keluar tanah mencari tempat yang lembab.
"Setiap pergantian musim kan begitu, cacing keluar cari tempat lembab karena tanah mengering. Itu sudah biasa terjadi, jangan disangkut pautkan dengan bencana, saya kan orang kampung juga," ujarnya.
Terpisah, fenomena keluar cacing dalam tanah diakui, As'adah, warga Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Pengelola kolam renang kampung air itu mengaku sering melihat cacing yang keluar akhir-akhir ini di sekitar got saluran pembuangan air. "Kalau agak jauh dari got biasanya keluar, ada bekas jalan karena kering," jelasnya.
Dia mengaku tidak mengetahui jika ada pesan berantai itu bakal terjadi gempa seperti tahun 2006 silam. "Jangan nakut-nakuti, kita itu masih serem kalau mengingat gempa 2006," ujar ibu satu anak ini.
Kondisi itu seperti saat sebelum terjadi gempa bumi tektonik pada 27 Mei 2006 silam yang meluluhlantahkan wilayah Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah.
Isi pesan itu memberi himbauan bagi masyarakat, khususnya pesisir Bantul supaya meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bencana. Berikut isi pesan berantai tersebut:
"Buat teman2 yg di Yogya ada ngak yg tinggal di dekat Bantul , ini ada info dari teman ku yg anggota Basarnas : buat jaga2 : dari bantul merata , wilayah Berbah , prambanan sampai solo , ada fenomena aneh , banyak cacing keluar dari tanah dalam keadaan lemas , teman ku sih saran kan siap emergency , karena dulu saat gempa terjadi seminggu setelah fenomena cacing ini juga muncul, analisa awal, terjadi peningkatan aktifitas tektonik di jalur Subduction kidul kono, akibat terjadi pelepasan energy ke permukaan tanah, fenomena ini pernah terjadi pada tahun 2006 sebelum gempa besar di DIY/ khusus nya Bantul sekitarnya"
Belum diketahui siapa yang pertama mengirim pesan tersebut. Namun, pesan itu diduga dari orang yang mengenal dekat dengan personil Basarnas untuk mengingkatkan kembali ada bencana hebat yang pernah terjadi di Yogyakarta.
Humas Basarnas DIY Rahmawati justru heran dengan isi pesan tersebut. Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang membuat pesan hingga berantai tersebut. Namun, dia menjelaskan belum ada ilmu pasti yang bisa memprediksi gempa bumi.
"Gempa bumi tidak bisa diprediksi kapan itu terjadi. Begitu juga dengan tanda-tandanya. Kalau gempa bumi vulkanik (gunung berapi) ditandai dengan muntahnya lahar sebelum terjadi letusan," jelasnya.
Alumnus Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu meminta warga untuk tetap tenang dan waspada karena bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk itu, meningkatkan kewaspadaan diri menjadi kunci dalam mengenal bencana.
"Saya kira itu engak bener, gempa tektonik engak bisa diprediksi, dianalisa. Kalau ada gempa ya sudah, terjadi begitu saja. Kuncinya masyarakat harus tenang dalam menghadapi bencana," sebutnya.
Ibu satu anak itu menepis bahwa informasi itu datang dari Basarnas. "Engak bener itu, masak buat informasi yang membuat resah. Bisa resah kalau orang belum paham, tidak memiliki bekal ilmu cukup, kasihan masyarakat menerima informasi itu mentah-mentah," jelasnya.
Rahma justru melihat keluar cacing dari tanah hanya faktor cuaca. Apalagi, saat ini memasuki musim panas sehingga cacing keluar tanah mencari tempat yang lembab.
"Setiap pergantian musim kan begitu, cacing keluar cari tempat lembab karena tanah mengering. Itu sudah biasa terjadi, jangan disangkut pautkan dengan bencana, saya kan orang kampung juga," ujarnya.
Terpisah, fenomena keluar cacing dalam tanah diakui, As'adah, warga Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Pengelola kolam renang kampung air itu mengaku sering melihat cacing yang keluar akhir-akhir ini di sekitar got saluran pembuangan air. "Kalau agak jauh dari got biasanya keluar, ada bekas jalan karena kering," jelasnya.
Dia mengaku tidak mengetahui jika ada pesan berantai itu bakal terjadi gempa seperti tahun 2006 silam. "Jangan nakut-nakuti, kita itu masih serem kalau mengingat gempa 2006," ujar ibu satu anak ini.
(nag)