Cabai Merah Dongkrak Inflasi

Selasa, 02 Juni 2015 - 07:51 WIB
Cabai Merah Dongkrak Inflasi
Cabai Merah Dongkrak Inflasi
A A A
MEDAN - Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi sebesar 1,02% pada Mei 2015. Kenaikan harga cabai merah menjadi penyumbang tertinggi inflasi.

Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN pada Mei 2015, harga komoditas ini berkisar Rp30.000 - 35.000 per kilogram (kg) dan di tingkat pengecer bahkan mencapai Rp40.000. Saat Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumut melakukan operasi pasar (OP), harga komoditas ini sempat turun menjadi Rp25.000-Rp28.000 per kg namun akhirnya kembali naik menjadi Rp30.000 dan hingga sekarang belum juga mengalami penurunan.

Kepala Bidang Data Statistik dan Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, cabai merah mengalami kenaikan hingga 95,46% sepanjang Mei 2015. Selain itu, harga cabe hijau naik 44,20% dan daging ayam ras dengan persentase kenaikan harga sebesar 10,73% juga jadi penyumbang inflasi terbesar pada Mei 2015.

Selain tiga komoditasitu, masihadagulapasir, wortel, listrik dan kontrak rumah yang hargaya juga mengalami kenaikan. Namun jika dilihat berdasarkan persentase, rata-rata naik di bawah 5%. “Pada umumnya komoditas bahan pokok yang mendongkrak inflasi pada periode itu jadi pemerintah harus tingkatkan pengendalian harga,” katanya kepada wartawan di Medan, Senin (1/6).

Bismark memaparkan, jika dilihat dari empat kota indeks harga konsumen (IHK) di Sumut yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan dan Padangsidimpuan, kenaikan harga cabai merah memang menjadi penyumbang inflasi pertama dari tujuh komoditas lain.

Sementara cabai hijau di urutan keenam bahkan di Sibolga tidak termasuk penyumbang inflasi. “Dari empat kota itu, kenaikan cabai merah ini memberikan andil besar terhadap inflasi di Medan yakni 1,1 sedangkan pada tiga kota lainnya di bawah 0,8% namun tetap pada urutan pertama,” tuturnya.

Ekonom Sumut, WahyuArio menilai kenaikan yang terjadi mulai Mei ini memang sudah seharusnya jadi peringatan bagi pemerintah untuk terus meningkatkan persediaan sehingga ada kepastian soal pasokan. Jika hal itu bisa dilakukan, tentu bisa mengurangi tindakan spekulan yang biasanya muncul menjelang hari besar keagamaan, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran.

Transparansi harga juga penting supaya tidak terjadi kebingungan pada masyarakat. Hal seperti ini yang sering kali dimanfaatkan spekulan untuk menaikkan harga sesuka hati jauh di atas sebenarnya.

Jelia amelida
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4972 seconds (0.1#10.140)