Disperindag Periksa 16 Jenis Beras

Senin, 01 Juni 2015 - 11:54 WIB
Disperindag Periksa 16 Jenis Beras
Disperindag Periksa 16 Jenis Beras
A A A
PALEMBANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel telah mengambil contoh (sampel) beras yang kerap di konsumsi masyarakat yang beredar di sejumlah pasar tradisional di Palembang.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel, Permana mengatakan, pihaknya langsung menindaklanjuti dugaan temuan beras yang terjadi di Indonesia. Meski diakui Permana, hingga saat ini belum ditemukan adanya indikasi dugaan beras sintetis (plastik) di Sumsel, setidaknya 16 jenis varian beras berbagai merek telah diuji keabsahannya.

“Ada 16 merek beras yang kita uji samplenya. Antara lain, broke, selincah, BCD, Koki, Gitan, Arjuna, Koki Ramos, Patin. Semuanya sudah kita tes dan hasilnya negatif. Beras-beras ini, kita ambil dari sejumlah pasar tradisional, moder dan minimarket yang ada di Palembang,” tegas Permana di Kantornya, kemarin.

Meski hasil pengujian dirasakan negatif beras plastik, pihaknya menjamin tetap melakukan pengawasn terhadap sebaran praktik beras tersebut. “Kita uji beras dengan merendam nya di air di laboratorium. Dengan skala waktu tertentu, secara kasat mata, sampel-sampel beras tersebut merupakan asli beras layak konsumsi,” kata Perman.

Menurutnya, oknum yang me lakukan praktik produksi beras sintetis tersebut dinilai merugikan diri sendiri dan orang lain. Tak hanya itu, kualitas beras impor tentunya sangat baik. “Produsen tentunya rugi jika ingin mencampurnya dengan bahan sintetis.” “Bisa merusak kualitas beras itu sendiri,” ujarnya.

Disperindag Sumsel pun memberi apresiasi terhadap upaya Pemerintah Tiongkok, untuk membantu melakukan pengujian terhadap beras-beras yang diimpor, termasuk Indonesia. “Hubungan bilateral tentu bisa rusak. Makanya, kedua negara juga tidak ingin hubungan kerjasama, khususnya perdangan menjadi buruk. Tapi alhamdulillah, hingga saat ini, tidak ditemukan (beras plastik),” tuturnya.

Untuk mengantisipasi timbulnya gejolak, terutama jelang bulan Ramadan mendatang, Permana mengimbau agar masyarakat tidak terpancing. Syai fullah, 39, pedagang beras di Pasar Cinde, mengaku tidak me ngetahui adanya beras plastik. Syaiful yang telah 10 tahun berjualan beras ini mengaku tidak akan menjual produk tersebut. “Kita penjual ini seperti membawa amanah kepada masyarakat. Kalau kita menjual barang seperti itu, tentu tidak berkah,” tutupnya.

Andhiko tungga alam
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7825 seconds (0.1#10.140)