Warga Batang Tegaskan Tolak Pembangunan PLTU

Minggu, 31 Mei 2015 - 01:00 WIB
Warga Batang Tegaskan...
Warga Batang Tegaskan Tolak Pembangunan PLTU
A A A
SEMARANG - Rencana pemerintah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah pesisir Desa Karanggeneng, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terus mendapat penolakan.

Puluhan warga daerah sekitar pembangunan PLTU bersama aktivis Greenpeace menggelar aksi penolakan itu di kawasan Lapangan Simpanglima Kota Semarang.

Dalam aksi itu, mereka menyerukan penolakan terhadap rencana pembangunan PLTU yang ditargetkan akan mampu menghasilkan aliran listrik berkapasitas 2 X 1.000 megawatt itu.

"Aksi ini adalah bentuk ketegasan kami menolak rencana pembangunan PLTU di Kabupaten Batang. Sebab selain akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan iklim, proyek itu juga mengancam bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar," kata Humas Greenpeace, Deby.

Menurut Deby, proyek pembangunan PLTU merupakan proyek yang menggunakan energi kotor karena menggunakan bahan bakar batubara. Dimana energi batubara adalah salah satu sumber energi fosil yang paling kotor yang menyebabkan dampak perubahan iklim dan merugikan masyarakat.

"Padahal, masih ada energi terbarukan yang dapat dikembangkan oleh pemerintah, seperti geothermal, panas matahari dan angin. Cadangan geothermal di Indonesia saat ini masih banyak, mencapai 40% dari cadangan dunia," tegasnya.

Lebih lanjut Deby menambahkan, rencana pembangunan PLTU Batang dapat berdampak buruk bagi ribuan nelayan dan petani di lokasi itu. Sebab, mereka akan kehilangan mata pencaharian akibat terkena dampak dari pembangunan PLTU itu.

"Pemerintah seharusnya berkaca pada pengalaman pembangunan dua PLTU di Cirebon dan Cilacap. Dimana akibat pembangunan itu, nelayan harus melaut lebih jauh karena di sekitar PLTU telah terkontaminasi dan mengalami kerusakan ekosistem," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu warga yang tinggal di dekat lokasi rencana pembangunan PLTU Batang, Abdul Hakim (42), mengatakan pembangunan PLTU Batang sudah jelas ditentang oleh warga di lokasi itu.

Sebab menurut dia, dampak buruk dari pembangunan PLTU itu akan dirasakan oleh warga yang mayoritas adalah petani dan nelayan.

"Saya nelayan sudah sejak kecil. Bagi saya, laut adalah sumber kehidupan saya dan banyak nelayan lain. Dengan adanya proyek PLTU ini, maka ekosistem laut kami akan rusak dan kami kehilangan mata pencaharian," sebutnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7671 seconds (0.1#10.140)